Show simple item record

dc.contributor.authorEko Hari Purnomo
dc.date.accessioned2016-03-17T04:37:31Z
dc.date.available2016-03-17T04:37:31Z
dc.date.issued2016-02
dc.identifier.citationMajalah Foodreview. PT Media Pangan Indonesia. Bogor. Vol XI No 2. Februari 2016. Hal 22-27id
dc.identifier.issn1907-1280
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79421
dc.description.abstractPemanfaatan panas dalam pengolahan pangan telah berlangsung sejak zaman purba yaitu setelah teknologi api ditemukan. Dengan ditemukannya api, manusia purba mulai mengenal bahwa makanan yang dimasak atau kontak dengan bara api terasa lebih nikmat. Sejak saat itu pula, manusia purba bisa memasak "Man is an animal that cook". Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, pemanfaatan panas tidak hanya ditujukan untuk mengolah makanan saja, melainkan juga mengawetkan dengan teknologi pengeringan, pengalengan, dsb. Tentu saja dengan teknologi tersebut manusia tidak dapat selamanya tergantung dengan sumber panas "opi", melainkan diperlukan suatu peralatan untuk melakukan pemanasan dengan sifat lebih kontinu dan stabil, dikenal dengan alat penukar panas (heat exchanger).id
dc.language.isoidid
dc.publisherotherid
dc.publisherMajalah Foodreview. PT Media Pangan Indonesia. Bogorid
dc.publisherotherid
dc.titleKiat Memilih Heat Exchangerid
dc.typeOtherid
dc.subject.keywordAlat penukar panasid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record