Show simple item record

dc.contributor.advisorNuraida, Lilis
dc.contributor.advisorHariyadi, Ratih Dewanti
dc.contributor.authorMaryati, Yati
dc.date.accessioned2016-03-10T02:59:58Z
dc.date.available2016-03-10T02:59:58Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/79163
dc.description.abstractPengembangan pangan fungsional berbasis probiotik dan prebiotik dengan fungsi menurunkan hiperkolesterolemia terus menerus diteliti. Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya kadar kolesterol didalam darah yang melebihi kadar normal, sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (kardiosvaskular). Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa genus dan spesies bakteri asam laktat (BAL) mempunyai potensi untuk digunakan sebagai probiotik dalam mereduksi kolesterol baik secara in vitro maupun in vivo. Probiotik didefinisikan sebagai mikroorganisme hidup yang menguntungkan karena memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup. Sementara prebiotik didefinisikan sebagai bahan pangan yang tidak dapat dicerna (indigestible) yang secara selektif merangsang pertumbuhan dan aktivitas mikroflora dalam saluran pencernaan, sehingga meningkatkan kesehatan inangnya. Untuk meningkatkan fungsi probiotik, dikembangkan produk sinbiotik yaitu produk yang mengandung probiotik dan prebiotik. Inulin, fruktooligosakarida (FOS) dan galaktooligosakarida (GOS) merupakan jenis prebiotik yang banyak digunakan dalam industri pangan. Penelitian mengenai isolat BAL sebagai kandidat probiotik telah banyak diteliti, namun tambahan fungsi spesifik dalam menurunkan kolesterol masih perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu pengaruh prebiotik dalam peningkatan aktivitas penurunan kolesterol oleh probiotik belum banyak diteliti. Penelitian yang dilakukan terdiri dari 3 (tiga) tahapan. Tahap pertama adalah evaluasi lima isolat bakteri asam laktat (BAL) dari sumber yang berbeda, yaitu Lactobacillus fermentum S21209 dan Lactobacillus plantarum 1-S27202 dari tempe, Lactobacillus rhamnosus R23 dan Pediococcus pentosaceus 1-A38 dari ASI dan isolat komersial Lactobacillus acidophilus FNCC 0051 dari saluran percernaan manusia dalam kemampuannya menurunkan kolesterol secara in vitro. Tahap kedua adalah evaluasi kemampuan isolat BAL terpilih untuk memetabolisme senyawa oligosakarida (inulin, hidrolisat inulin, FOS serta GOS) dengan parameter pengujian pertumbuhan BAL yang diukur absorbansinya pada λ620 nm, pH (derajat keasaman), total gula yang dikonsumsi serta asam organik termasuk SCFA (short chain fatty acid) asam laktat, asam asetat, asam propionat, dan asam butirat. Pada tahap ketiga dilakukan evaluasi kemampuan isolat BAL terpilih untuk menurunkan kolesterol dengan keberadaan oligosakarida pada media berbasis MRS dengan oligosakarida tunggal (5% GOS, 5% FOS, 5% inulin dan 5% hidrolisat inulin (b.k)) dan kombinasinya (5% FOS+5% GOS, 5% FOS+5% inulin, 5% FOS+5% bk. hidrolisat inulin, 5% GOS+5% inulin, 5% GOS+5% hidrolisat inulin (b.k), 5% inulin+5% hidrolisat inulin (b.k)). Sebagai kontrol digunakan media berbasis MRS tanpa gula dan dengan glukosa. Analisis dilakukan terhadap kadar kolesterol, profil asam organik (asam laktat) dan SCFA (asam asetat, butirat dan propionat), total gula yang dikonsumsi serta yield total asam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua isolat mampu menurunkan kolesterol, dan penurunan kolesterol tertinggi ditunjukkan oleh dua isolat yaitu L. acidophilus FNCC 0051 dan L. rhamnosus R23. Penurunan kolesterol diduga terjadi melalui dua cara yang berbeda pada medium yang mengandung glukosa. Mekanisme penurunan kolesterol oleh isolat P. pentosaceus 1-A38 melibatkan asimilasi kolesterol, sedangkan pada keempat isolat lainnya kemungkinan melibatkan pengikatan kolesterol pada permukaan sel. Selain itu, isolat BAL juga memiliki kemampuan yang berbeda dalam memanfaatkan oligosakarida prebiotik, terlihat pada penurunan total gula dalam medium. Isolat L. fermentum, L. plantarum dan L. acidophilus lebih memanfaatkan FOS untuk pertumbuhannya, dan GOS lebih dimanfaatkan oleh L. rhamnosus, sedangkan hidrolisat inulin oleh P. pentosaceus. Metabolisme senyawa oligosakarida oleh L. acidophilus FNCC 0051 dan L. rhamnosus R23 menghasilkan beberapa asam organik termasuk SCFA dengan proporsi terbesar asam laktat diikuti oleh asam asetat. Selain itu, proporsi asam propionat dan butirat dipengaruhi oleh jenis isolat dan sumber karbon. L. acidophilus FNCC 0051 dan L. rhamnosus R23 mampu menurunkan kolesterol dalam media berbasis MRS dengan sumber karbon oligosakarida. Kemampuan penurunan kolesterol dengan keberadaan oligosakarida tunggal dan kombinasi juga melibatkan mekanisme baik asimilasi dan pengikatan kolesterol pada permukaan sel. Mekanisme penurunan kolesterol kemungkinan dipengaruhi oleh sumber karbon yang tersedia di dalam medium.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcChemical technologyid
dc.subject.ddcFood technologyid
dc.subject.ddc2015id
dc.titlePenurunan Kolesterol Secara In Vitro Oleh Isolat Bakteri Asam Laktat Dengan Keberadaan Oligosakarida.id
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordbakteri asam laktat (BAL)id
dc.subject.keywordoligosakaridaid
dc.subject.keywordsinbiotikid
dc.subject.keywordpenurunan kolesterolid
dc.subject.keywordprebiotikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record