Show simple item record

dc.contributor.advisorEvvyernie, Dwierra
dc.contributor.advisorDiapari, Didid
dc.contributor.authorAlamsyari
dc.date.accessioned2015-11-17T03:17:11Z
dc.date.available2015-11-17T03:17:11Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/76687
dc.description.abstractTanaman Mucuna pruriens di Indonesia dikenal sebagai kacang benguk, banyak digunakan sebagai pangan, sedangkan daunnya untuk pakan. Bidang farmasi Mucuna pruriens sebagai obat parkinson. Kandungan nutrien Mucuna pruriens segar terdiri atas protein kasar 30,63%, dan asam linoleat 2.44 %, asam linolenat 0.60%. Kandungan protein yang tinggi sangat penting untuk pertumbuhan, fungsi fisologis dan kebutuhan hidup pokok. Mucuna pruriens memiliki anti nutrisi senyawa fenolik, tanin, saponin, HCN dan lektin yang dapat menurunkan kecernaan, karena mengurangi aktivitas enzim amilase, tripsin, kimotripsin dan lipase. Pemberian secara langsung dapat merugikan ternak, untuk itu dilakukan proses fisik dan biologis. Proses fisik dengan cara perebusan, pengukusan dan autoklaf dapat menurunkan antinutrisi pakan. Pada proses biologis menggunakan jamur Rhizopus oryzae menghasilkan lipase yang berfungsi untuk mengurai lemak komplek menjadi trigleserida dan menghasilkan asam laktat yang sangat baik bagi pencernaan. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan dari bulan Juli sampai dengan Desember 2013, di Peternakan PT. Karya Anugrah Rumpin-Bogor, RPH Karawaci-Tanggerang. Laboratorium Ruminansia Besar Fakultas Peternakan dan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan sampel berupa karkas dari 16 ekor sapi jantan Sumba Ongole hasil penggemukan selama 35 hari yang memiliki rataan bobot badan akhir 535 ± 42 kg, dengan mengkonsumsi ransum perlakuan berupa: T1= 15% jerami padi + konsentrat, T2= 15% jerami padi + konsentrat + 12% tepung kara benguk, T3= 15% jerami padi + konsentrat + 13,79% tempe kara benguk, dan T4= 15% jerami padi + konsentrat + Ractophamine HCl (200g/ekor/hari). Parameter yang diamati adalah bobot potong, karkas panas, persentase karkas, tebal lemak (subcutan), persentase lean, persentase lemak karkas, fisikokimia daging (pH, susut masak, keempukan dan daya ikat air). Analisis data menggunakan Analisis varian (ANOVA) dan uji kontras ortogonal. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan suplemen kara benguk tidak mempengaruhi semua parameter yang diukur kecuali terhadap susut masak daging perlakuan T2 menunjukkan penurunan yang nyata sebesar 20% dari control (P<0.05). Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan growth promoter alami 12% tepung kara benguk atau 13.79% tempe kara benguk di dalam ransum memberikan efek yang sama dengan penambahan growth promoter sintetis (Ractophamine HCl) terhadap produksi dan kualitas karkas sapi Sumba Ongole jantan.id
dc.language.isoidid
dc.subject.ddcAnimal husbandryid
dc.subject.ddcAnimal feedid
dc.subject.ddc2013id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleEvaluasi Kara Benguk (Mucuna pruriens) terhadap Kualitas Karkas dan Sifat Fisikokimia Daging Sapi Sumba Ongoleid
dc.subject.keywordkara benguk (Mucuna pruriens)id
dc.subject.keywordkualitas karkasid
dc.subject.keywordfisikokimia dagingid
dc.subject.keywordsapi Sumba Ongoleid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record