Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwaningsih, Sri
dc.contributor.advisorSugita, Purwatiningsih
dc.contributor.authorDeskawati, Eka
dc.date.accessioned2015-06-23T02:49:02Z
dc.date.available2015-06-23T02:49:02Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75614
dc.description.abstractIndonesia memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan berpotensi sebagai bahan baku obat, salah satunya adalah ikan buntal. Ikan ini memiliki ciri khas dapat menggembungkan dirinya dan mengeluarkan racun yang sangat mematikan. Racun dari ikan buntal ini dapat digunakan sebagai obat bius dan penghilang rasa sakit. Penelitian ini dilakukan untuk mengisolasi senyawa racun dari ikan buntal, jenis Arothron hispidus dan Diodon hystrix dengan berat diatas 200 gram. Tahapan dalam penelitian ini adalah karakterisasi ikan buntal, pemilihan cara ekstraksi racun terbaik, pemilihan spesies dan bagian organ yang memiliki kandungan racun tinggi, pengujian toksisitas ekstrak kasar secara in vivo menggunakan model hewan tikus serta identifikasi senyawa racun. Tingkat toksisitas ekstrak racun diuji menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Ikan buntal dalam penelitian ini merupakan ikan dewasa yang memiliki kadar air 79,50% untuk A. hispidus dan 82,37% D. hystrix, serta kadar protein 17,30% untuk A. hispidus dan 16,01% untuk D. hystrix. Toksisitas tertinggi terdapat pada ovarium Arothron hispidus dengan nilai Lethal concentration 50 (LC50) 29,65 ppm. Ekstrak ovarium ini mengandung alkaloid, karbohidrat, dan asam amino. Metode ekstraksi Founda (2005) ditentukan sebagai metode ekstraksi terbaik. Histopatologi hipokampus dari tikus yang diberi ekstrak ovarium Arothron hispidus menunjukkan adanya nekrosis sel pada dosis 1 dan 4 mg/kg berat badan dan terjadi pendarahan pada dosis 4 mg/kg berat badan. Tikus yang diberikan ekstrak hati Arothron hispidus juga menunjukkan nekrosis pada dosis 0,25; 1 dan 4 mg/kg berat. Histopalotogi korteks serebri memperlihatkan semakin tinggi dosis ekstrak ovarium dan hati Arothron hispidus yang diberikan, maka jumlah sel yang mengalami nekrosis semakin banyak. Hasil fraksinasi menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan Kromatografi Lapis Tipis Preparatif (KLTP) menunjukkan racun yang diduga adalah curvulin.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFisheriesen
dc.subject.ddcOther marine productsen
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleIsolasi Senyawa Racun dari Ikan Buntalen
dc.subject.keywordArothron hispidusen
dc.subject.keywordBrine Shrimp Lethality Testen
dc.subject.keywordDiodon hystrixen
dc.subject.keywordikan buntalen
dc.subject.keywordkromatografien
dc.subject.keywordracunen
dc.subject.keywordtikusen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record