Show simple item record

dc.contributor.advisorWijaya, C Hanny
dc.contributor.authorRahmawati, Della
dc.date.accessioned2015-06-23T02:27:45Z
dc.date.available2015-06-23T02:27:45Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/75609
dc.description.abstractPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan konsumsi harian dua jenis sayuran non-budidaya dan untuk mengetahui pengaruh jenis tanah terhadap kandungan logam pada dua sayuran non-budidaya (Stenochlaena palutris dan Diplazium esculentum) dan satu jenis tumbuhan pembanding yang merupakan akumulator logam Al (Melastoma malabathricum). Bagian akar dan daun dua sayuran non-budidaya dan satu jenis tanaman pembanding tersebut diambil dari lima tempat yang berbeda di sekitar kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (sekitar Universitas Palangkaraya, permukiman penduduk di kota Palangkaraya, pinggir sungai Kahayan, area perkebunan di desa Tangkiling, dan area hutan di desa Kasongan). Selain itu, sebanyak 14 dan 15 jenis sayuran dari pasar tradisional di Palangkaraya dan Bogor pun dianalisis untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang pengaruh jenis tanah terhadap kandungan logam pada sayuran. Kandungan logam Al, Fe, Cr, Cu, Mn, Zn, Cs, dan Pb pada tanaman dan tanah dianalisis menggunakan Inductively coupled plasma-mass spectrophotometry (ICP-MS) dan microwave plasma-atomic emission spectrophotometry (MP-AES) setelah proses destruksi. Bagian akar sayuran S. palutris dan D. esculentum mengakumulasi logam lebih banyak dibandingkan dengan bagian daunnya, kecuali pada logam Cs dan Zn. Logam Al merupakan logam yang paling banyak diakumulasi oleh S. palutris dan D. esculentum pada semua lokasi sampling (111.1-158.2 ppm)*. Namun, konsentrasi Al di kedua sayuran tersebut tidak lebih tinggi dari konsentrasi Al di M. malabathricum (497.2 ppm). Kandungan logam Cr dan Pb pada kedua sayuran non-budidaya tersebut berkisar antara 0-2.5 ppm. Logam Cr dan Cu lebih mudah diakumulasi oleh kedua sayuran tersebut. Selain itu, kandungan logam rata-rata pada 14 jenis sayuran dari pasar Palangkaraya dan dua sayuran non-budidaya dari Palangkaraya menunjukkan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan kandungan logam pada 15 jenis sayuran dari pasar tradisional di Bogor yang tumbuh di tanah vulkanik. Saran konsumsi harian yang aman untuk sayuran non-budidaya S. palutris dan D. esculentum adalah 363.2 gram per hari dan 578.9 gram sayur segar per hari per berat segar sayuran. Perbedaan jenis tanah dan pengolahan lahan sangat mempengaruhi kandungan logam yang ada pada sayuran. Kedua jenis sayuran non-budidaya dari Palangkaraya aman dikonsumsi jika tidak dikonsumsi secara berlebihan.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcChemical Technologyen
dc.subject.ddcMetal contentsen
dc.titleAnalisis Kandungan Logam Dua Jenis Sayuran Non-Budidaya yang Tumbuh di Sekitar Palangkaraya dan Evaluasi Keamanan Konsumsi Hariannyaen
dc.subject.keywordakumulator Alen
dc.subject.keywordDiplazium esculentumen
dc.subject.keywordICP-MSen
dc.subject.keywordMelastoma malabathricumen
dc.subject.keywordMP-AESen
dc.subject.keywordStenochlaena palustrisen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record