Show simple item record

dc.contributor.advisorKusnandar, Feri
dc.contributor.advisorPalupi, Nurheni Sri
dc.contributor.authorSitorus, Sri Rebecca
dc.date.accessioned2015-01-15T02:16:35Z
dc.date.available2015-01-15T02:16:35Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73550
dc.description.abstractKacang-kacangan adalah bahan pangan yang mengandung protein yang berpotensi sebagai alergen. Protein alergen utama pada kedelai (Glycine max) adalah Gly m Bd 30K atau P34, Gly m Bd 28K, dan Gly m Bd 60K. Kacang bogor (Vigna subterranea) sebagai salah satu sumber protein alternatif, juga diduga mengandung protein alergen. Sebagai protein, proses pemanasan diharapkan dapat menghilangkan komponen alergen tersebut. Penelitian ini untuk bertujuan mengetahui perubahan berat molekul protein pada kacang kedelai dan kacang bogor serta perubahan alergenisitasnya sebagai akibat pengolahan dengan pemanasan, yaitu perebusan, pengukusan, pemanasan oven dan penyangraian. Proses pemanasan basah, yaitu perebusan dan pengukusan dilakukan selama 15, 30, dan 60 menit, sedangkan proses pemanasan kering, yaitu pengyangraian dan pemanasan oven dilakukan selama 30 dan 60 menit. Profil berat molekul protein kacang kedelai grobogan dan kacang bogor yang dipanaskan melalui perebusan, pengukusan, pemanasan oven, dan penyangraian menunjukkan variasi jika dibandingkan dengan isolat protein kontrol (tanpa pemanasan). Jumlah protein yang terdeteksi pun berkurang dibandingkan dengan isolat protein kontrol. Kacang kedelai grobogan memiliki protein alergen dengan berat molekul 60.2, 67.4, 84.5, 98.3, dan 110.0 kDa. Proses pemanasan dapat menurunkan alergenisitas yang ditunjukkan dengan tidak terdeteksi pita protein pada hasil imunobloting dan terdapatnya penurunan nilai reaktivitas imunologinya berdasarkan uji ELISA. Kacang bogor memiliki protein alergen dengan berat molekul 25.2, 59.8, dan 113.1 kDa. Setelah proses pemanasan pada kacang bogor, pita protein alergen dengan berat molekul 25.2 kDa terdeteksi pada isolat protein dengan perebusan selama 30 menit dan pita protein 59.8 kDa terdeteksi pada pengukusan selama 30 menit. Hasil ELISA juga menunjukkan terdapatnya penurunan reaktivitas imunologi akibat pemanasan kacang bogor.en
dc.language.isoid
dc.titlePerubahan Alergenisitas Protein Kacang Kedelai (Glycine max) dan Kacang Bogor (Vigna subterranea) akibat Pengolahan dengan Panasen
dc.subject.keywordalergien
dc.subject.keywordkacang bogoren
dc.subject.keywordkacang kedelaien


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record