Show simple item record

dc.contributor.advisorMugniesyah, Siti Sugiah
dc.contributor.authorMarwandana, Zulmiziar
dc.date.accessioned2015-01-14T04:17:31Z
dc.date.available2015-01-14T04:17:31Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/73515
dc.description.abstractPenelitian yang mengacu pada teori Rogers dan Shoemaker tentang Paradigma Proses Pengambilan Keputusan Inovasi yang dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2013 di Desa Bantarsari dilakukan secara sengaja (purposive). Seluruh variabel yang menghubungkan pada proses tersebut dibuktikan dalam penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu dan rumahtangga. Dari 38 rumahtangga yang menjadi responden dalam penelitian ini, diketahui jumlah total anggota rumahtangga petani BJK adalah 191 orang yang terdiri dari 99 orang laki-laki dan 92 orang perempuan. Menurut kelompok umur, diketahui mayoritas anggota rumahtangga petani tergolong usia produktif (15-64 tahun) sebesar 77.49 persen. Dilihat dari jenis kelaminnya, anggota rumahtangga laki-laki pada kelompok umur lansia (>60 tahun) lebih 2.62 persen lebih tinggi dibanding anggota rumahtangga perempuan. Pertama, tahap pengenalan, hanya pada Frekuensi Partisipasi dalam Penyuluhan(X4) dengan Tingkat Pengenalan Petani terhadap BJK pada taraf α=0.05. Selanjutnya yang cukup berhubungan pada taraf α=0.10 adalah Pola Perilaku Komunikasi (X8) selebihnya tidak berhubungan. Kedua, tahap persuasi, terdapat lima variabel yang berhubungan pada taraf α=0.05 adalah Tingkat Kompatibilitas BJK (X10), Tingkat Kerumitan BJK (X11), Tingkat Kemungkinan Dicoba BJK (X12), Tingkat Kemungkinan Diamati Hasil BJK (X13), dan Tingkat Pengenalan Petani terhadap BJK (Y1). Ketiga, pada tahap keputusan hanya Tingkat Persuasi Petani terhadap BJK (Y2) yang berhubungan pada taraf α=0.05. Keempat, tahap implementasi, variabel Frekuensi Partisipasi dalam Penyuluhan(X4) dan Tingkat Keputusan Petani terhadap BJK (Y3) berhubungan nyata pada taraf α=0.05. Kelima, tahap konfirmasi yang berhubungan adalah Frekuensi Partisipasi dalam Penyuluhan(X4) dan Tingkat Implementasi Petani terhadap BJK (Y4) selebihnya pada konsep kepuasan petani terhadap BJK tidak ada yang berhubungan. Dari hasil uji korelasi tersebut maka Proses pengambilan keputusan inovasi (PK Inovasi) BJK di Desa Bantarsari tergolong tipe proses pengambilan keputusan inovasi opsional yang terjadi bila unit pengambil keputusan dan unit adopsi inovasi dilakukan oleh individu setiap petani BJK. Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan seluruh proses tahapan pengambilan keputusan inovasi berhubungan nyata pada taraf α=0.05.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcCommunity Developmenten
dc.subject.ddcDecision Makingen
dc.subject.ddc2013en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleStudi Pengambilan Keputusan Inovasi Budidaya Jambu Kristal (Psidium guajava L.) pada Rumahtangga Petani di Desa Bantarsarien
dc.subject.keywordpengambilan keputusan inovasien
dc.subject.keywordbudidaya jambu kristalen
dc.subject.keywordrumahtangga petanien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record