Show simple item record

dc.contributor.advisorMaarif, M. Syamsul
dc.contributor.advisorSunarti, Titi Candra
dc.contributor.authorSitepu, Nova Alemina
dc.date.accessioned2014-12-09T03:28:59Z
dc.date.available2014-12-09T03:28:59Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71092
dc.description.abstractKemampuan telusur merupakan sistem yang mampu melacak produk pada seluruh rantai distribusi, memberikan informasi tentang bahan baku, dan memahami serta mengkomunikasikan dampak dari cara produksi dan distribusi terhadap mutu dan keamanan pangan. Model ini dapat mengidentifikasi kode produk yang bermasalah di konsumen sehingga dapat ditindaklanjuti dengan cepat. Keuntungan mengetahui produk yang bermasalah secara pasti adalah dapat meminimasi penarikan produk dan meminimasi kerugian. Penelitian ini melakukan penentuan titik kritis sistem kemampuan telusur di UD Hijau Daun Sidoarjo. Pengolahan data dimulai dari pengamatan proses produksi dan penentuan fungsi ID. Setelah dilakukan penentuan fungsi ID, data diolah menjadi bentuk kuesioner yang diisi oleh pakar. Pakar yang terlibat dalam penelitian ini mewakili pelaku usaha (UD Hijau Daun), penentu kebijakan (Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Surabaya) dan akademisi (Dosen Teknologi Hasil Perikanan Institut Pertanian Bogor). Pemilihan pakar dilakukan berdasarkan reputasi, kedudukan, dan pemahaman terhadap objek penelitian. Pakar menentukan nilai severity, occurance dan detection. Nilai severity kemudian diterjemahkan ke dalam tabel military standard 1629A menjadi level tingkat kepelikan. Nilai occurance diterjemahkan ke dalam tabel military standard 1629A menjadi peluang terjadi. Nilai severity, occurance dan detection paling tinggi adalah 10. Setelah nilai severity, occurance dan detection ditentukan dilakukan perhitungan risk probability number (RPN) dengan cara mengalikan severity, occurance dan detection. Kuesioner pakar menghasilkan area kritis unacceptable yang dapat dilihat pada matriks analisis kritikal. Ketiga pakar memiliki pandangan berbeda dalam penentuan area unacceptable, namun demikian pada poin 6.20 (salah pengambilan bahan baku sehingga bahan baku tidak FIFO) ketiga pakar sepakat untuk memasukkan poin tersebut sebagai area unacceptable. Nilai RPN yang didapat menujukkan tingkat resiko sistem kemampuan telusur. Semakin tinggi RPN maka semakin tinggi resiko kegagalan sistem kemampuan telusur tersebut. Setelah diketahui area kritis, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis efek lokal dan global. Analisis efek ini diperlukan untuk penentuan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan yang diusulkan ke UD Hijau Daun merupakan perbaikan menyeluruh. Usulan perbaikan berdasarkan kekurangan yang selama ini ada di UD Hijau Daun. Penelitian ini melakukan perbaikan dengan cara memperbaiki skema proses produksi dengan bantuan BPMN (Business Process Model and Notation) untuk membuat model bisnis proses.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAgroindustrial technologyen
dc.subject.ddcFish mealen
dc.titleModel Kemampuan Telusur pada Industri Tepung Ikanen
dc.subject.keywordFMECAen
dc.subject.keywordkemampuan telusuren
dc.subject.keywordtepung ikanen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record