Show simple item record

dc.contributor.advisorRahayu, Winiati P.
dc.contributor.advisorLioe, Hanifah Nuryani
dc.contributor.authorPratiwi, Caca
dc.date.accessioned2014-12-04T03:12:00Z
dc.date.available2014-12-04T03:12:00Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70839
dc.description.abstractKapang Aspergillus flavus (A. flavus) penghasil aflatoksin seringkali mengontaminasi jagung dan kedelai. Suhu dan kelembaban relatif (RH) merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan A. flavus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur pertumbuhan A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 serta produksi aflatoksin pada suhu dan RH yang berbeda. Selain itu dilakukan juga pengendalian pertumbuhan kapang A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 oleh Saccharomyces cerevisiae ATCC 9376. Aspergillus flavus BIO 2237 atau BCC F0213 ditumbuhkan pada media Czapek Dox Agar (CDA), jagung, dan kedelai selama 10 hari pada suhu 20, 30, dan 40 ºC dengan RH 70, 80, dan 90%, sedangkan pengendalian pertumbuhan A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 dilakukan dengan cara menumbuhkan S. cerevisiae ATCC 9376 secara bersamaan dengan kapang A. flavus BIO 2237 atau BCC F0213 pada media Potato Dextrose Agar (PDA), jagung, dan kedelai yang kemudian diinkubasi pada suhu ruang (30 ºC) selama 10 hari. Pertumbuhan maksimal A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 pada media CDA dicapai pada suhu 30 ºC dengan RH 90%. Sementara itu, pada jagung Aspergillus flavus BIO 2237 tumbuh maksimal pada suhu 20 ºC dengan RH 90%, sedangkan pada kedelai tumbuh maksimal pada suhu 30 ºC dengan RH 90%. Pertumbuhan maksimal A. flavus BCC F0213 pada jagung dan kedelai dicapai pada suhu 20 ºC dengan RH 90%, sementara pada suhu 40 ºC dengan RH 70% kedua strain A. flavus ini tidak dapat tumbuh pada jagung maupun pada kedelai. Analisis aflatoksin dilakukan dengan menggunakan RP-HPLC yang dilengkapi dengan detektor fluoresen dan post column photochemical reactor. Limit deteksi (LoD) aflatoksin B1, B2, G1, dan G2 masing-masing adalah 0.45, 0.26, 0.05, dan 0.13 ng/mL, sementara limit kuantifikasi (LoQ) masing-masing adalah 1.52, 0.88, 0.18, dan 0.43 ng/mL. Kandungan aflatoksin tertinggi ditemukan pada jagung dan kedelai yang disimpan pada suhu 30 ºC dengan RH 90%. Pertumbuhan A. flavus BIO 2237 dan BCC F0213 dapat dikendalikan oleh S. cerevisiae ATCC 9376. Persentasi pengendalian pertumbuhan A. flavus BIO 2237 oleh S. cerevisiae ATCC 9376 pada media PDA, jagung, dan kedelai masing-masing sebesar 46, 47, dan 45%, sementara itu untuk A. flavus BCC F0213 masing-masing sebesar 52, 52, dan 38%. Penghambatan pertumbuhan kedua strain A. flavus pada media kedelai lebih kecil dibandingkan penghambatan pada media jagung.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcFood Scienceen
dc.subject.ddcFood Preservationen
dc.subject.ddc2013en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titlePertumbuhan Aspergillus flavus BIO 2237 dan BCC F0213 pada Jagung dan Kedelai serta Pengendaliannya oleh Saccharomyces cerevisiae ATCC 9376en
dc.subject.keywordaflatoksinen
dc.subject.keywordAspergillus flavusen
dc.subject.keywordjagungen
dc.subject.keywordkedelaien
dc.subject.keywordSaccharomyces cerevisiaeen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record