Show simple item record

dc.contributor.advisorYasni, Sedarnawati
dc.contributor.advisorYuliani, Sri
dc.contributor.authorDiba, Rovie Farah
dc.date.accessioned2014-11-20T07:46:21Z
dc.date.available2014-11-20T07:46:21Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/70282
dc.description.abstractJintan hitam (Nigella sativa) adalah tanaman herbal yang banyak tumbuh di negara Mediteranea dan dapat mengobati berbagai penyakit. Penelitian telah banyak dilakukan terhadap ekstrak jintan hitam, yaitu fraksi minyak atsiri dan oleoresin, serta khasiat jintan hitam. Beberapa hasil penelitian secara in vitro dan in vivo menyatakan bahwa jintan hitam dapat menghambat pertumbuhan mikroba, menurunkan kadar gula darah (hipoglikemi), dan meningkatkan imunitas tubuh. Banyak senyawa bioaktif yang bersifat lipofilik dan kelarutannya rendah dalam air memiliki penyerapan yang terbatas dalam saluran pencernaan. Sistem pengantaran enkapsulasi berbasis nanoemulsi minyak dalam air merupakan pendekatan yang efektif dalam memasukkan senyawa bioaktif. Enkapsulasi nanoemulsi dapat melindungi senyawa bioaktif terhadap degradasi selama penyimpanan, mengurangi dampak terhadap sifat organoleptik makanan dan meningkatkan bioavailabilitasnya. Ekstrak jintan hitam yang terdispersi dalam fase air menggunakan pengemulsi yang sesuai dapat dihasilkan dengan metode energi rendah, yaitu teknik emulsifikasi spontan. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi nanoemulsi dan enkapsulasi nanoemulsi ekstrak jintan hitam serta kajian sifat fungsional secara in vitro. Metode penelitian yang dilakukan meliputi ekstraksi, pembuatan dan karakterisasi nanoemulsi ekstrak jintan hitam, proses enkapsulasi nanoemulsi ekstrak jintan hitam, pengujian disolusi untuk mengkaji kelarutan senyawa aktif (senyawa fenolik) dalam medium asam (buffer klorida) dan medium basa (buffer fosfat), serta mengkaji kemampuan ekstrak jintan hitam, nanoemulsi dan produk enkapsulasi dalam menurunkan kadar gula darah secara in vitro melalui uji penghambatan enzim alfa glukosidase. Dalam formulasi nanoemulsi digunakan fase organik ekstrak jintan hitam yang terlarut dalam pelarut organik etanol 70%, serta fase air terdiri dari Tween 80 dan pelarut air. Konsentrasi Tween 80 sebagai surfaktan yang digunakan meliputi 1%, 2%, dan 3% (w/w). Nanoemulsi terbaik ditentukan berdasarkan ukuran, kehomogenan, dan kestabilan partikel. Proses enkapsulasi menggunakan bahan penyalut maltodekstrin atau disebut M (100%) dan campuran maltodekstrin dengan isolat protein kedelai pada rasio 80 dan 20 (w/w), untuk kemudian disebut MSP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanoemulsi jintan hitam dengan Tween 80 sebanyak 3% memiliki kehomogenan, kestabilan yang baik, serta ukuran partikel terkecil, yakni 10.93 nm. Produk enkapsulasi nanoemulsi yang telah dilakukan rekonstitusi lebih banyak berbentuk bulat yang menunjukkan proses enkapsulasi cukup efisien. Hasil pengukuran kapasitas antioksidan dan kandungan fenol ekstrak jintan hitam, nanoemulsi, produk enkapsulasi MSP dan M masing-masing sebesar satu gram kandungan ekstrak, menunjukkan produk enkapsulasi MSP memiliki kapasitas antioksidan dan kandungan senyawa fenolik yang tinggi. Hal tersebut menunjukkan bentuk enkapsulasi MSP dapat menjaga senyawa fenolik dari reaksi oksidasi selama proses pembuatan. Hasil pengujian penghambatan enzim alfa-glukosidase ekstrak jintan hitam, nanoemulsi, produk enkapsulasi menunjukkan kemampuan penghambatan enzim alfa-glukosidase produk enkapsulasi MSP masih lebih tinggi dari produk enkapsulasi M. Hasil uji disolusi pada medium asam menunjukkan bahwa pada 15 menit awal, sampel ekstrak jintan hitam, nanoemulsi, dan produk enkapsulasi M sudah mengalami pelepasan total fenol yang tinggi, sedangkan produk enkapsulasi MSP memiliki pelepasan total fenol terkendali pada medium asam dan pelepasan total fenol lebih tinggi pada medium basa. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penerapan teknologi nano pada pembuatan nanoemulsi, produk enkapsulasi nanoemulsi jintan hitam dengan bahan pengisi maltodekstrin (M) dan campuran maltodekstrin dengan isolat protein kedelai (MSP) memiliki sistem pelepasan senyawa fenolik yang berbeda. Pelepasan senyawa fenol produk enkapsulasi MSP lebih terkendali pada medium asam dan lebih tinggi pada medium basa.en
dc.language.isoid
dc.titleKajian In Vitro Produk Enkapsulasi Nanoemulsi Ekstrak Jintan Hitam (Nigella sativa)en
dc.subject.keywordekstraksien
dc.subject.keywordenkapsulasien
dc.subject.keywordjintan hitamen
dc.subject.keywordnanoemulsien
dc.subject.keyworduji disolusien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record