Show simple item record

dc.contributor.advisorHadi, Setia
dc.contributor.advisorRusdiana
dc.contributor.authorRuspendi, Dedi
dc.date.accessioned2014-08-26T01:53:49Z
dc.date.available2014-08-26T01:53:49Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/69737
dc.description.abstractDaerah aliran sungai (DAS) Ciliwung memiliki nilai yang sangat strategis di Indonesia. Letak ibu kota negara di bagian hilir DAS Ciliwung menjadikan kawasan ini memiliki nilai strategis dalam pengembangan dan pengelolaannya. Pembangunan yang pesat di daerah hulu DAS Ciliwung ditandai dengan alih fungsi lahan yang menyebabkan menurunnya fungsi kawasan ini sebagai daerah penyangga. Berdasarkan data BPDAS Citarum Ciliwung (2007), telah terjadi kenaikan debit maksimum. Sebelum tahun 1998 debit maksimum di Sungai Ciliwung adalah <200 m3/dtk, tetapi setelah tahun 1998 kondisi debit air DAS Ciliwung terus menunjukan kenaikan. Banjir tahun 2002 dan 2007 di DKI Jakarta salah satunya disebabkan oleh perubahan pola tutupan lahan di kawasan hulu. Kejadian banjir berhubungan erat dengan curah hujan yang tidak mampu terserap tanah karena daerah resapan air yang berkurang. Kondisi penutupan lahan (land cover) merupakan indikator penting dalam mengenali kondisi keseluruhan DAS, terutama dalam kaitannya dengan daerah resapan air. Komposisi penutupan lahan yang baik sangat diperlukan guna menghindari terjadinya banjir di hilir. Pada jumlah lahan yang tetap, maka variasi tutupan lahan semakin bersaing. Penggunaan yang bernilai ekonomis tinggi akan menjadi pilihan utama bagi pemilik lahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian agar alokasi pemanfaatan ruang sesuai dengan kondisi dan daya dukung lingkungannya. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penutupan lahan menggunakan pendekatan spasial dinamik. Pendekatan spasial dinamik merupakan pendekatan yang mengintegrasikan analisis sistem dinamik dengan sistem informasi geografis (Rusdiana, 2012). Konsep pendekatan sistem dinamik adalah bagaimana semua objek (variabel) dalam suatu sistem berinteraksi satu dengan lainnya sehingga menghasilkan suatu dinamika kecenderungan dimasa depan. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi dalam sistem informasi geografis (SIG), diharapkan hasil dari pendekatan model sistem dinamik tidak hanya dalam bentuk tabulasi tetapi juga dapat divisualisasikan dalam bentuk spasial kewilayahan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis pola perubahan dan distribusi penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu, 2) Membangun model penataan penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu yang optimal sesuai dengan daya dukung kawasan. Hasil dari penelitian ini menunjukan terdapat enam tipe penutupan lahan dengan delapan tipe pola perubahan penutupan lahannya. Pertanian lahan kering merupakan lahan yang banyak mengalami pengurangan, yaitu sebesar 9% dari luas 5.303 ha pada tahun 1999 menjadi 4.115 ha pada tahun 2010. Pengurangan yang cukup besar juga terjadi pada tutupan lahan sawah dan hutan yang masing-masing sebesar 2%. Seiring dengan pengurangan luas tutupan lahan tersebut maka terjadi penambahan luas lahan lainnya, yaitu pada lahan terbangun sebesar 11% dan kebun teh produktif sebesar 2% dari luas total DAS Ciliwung Hulu. Penyusunan model perubahan penutupan lahan DAS Ciliwung Hulu dibagi menjadi dua sub model, yaitu sub model perubahan tutupan lahan dan sub model hidrologi. Selanjutnya dilakukan simulasi terhadap skenario yang telah dibuat. Skenario yang dibuat adalah 1) skenario 1, adalah skenario eksisting, skenario yang disusun menyerupai dinamika yang terjadi di lapangan atau tanpa adanya perencanaan. 2) skenario 2, adalah skenario yang disusun bahwa perubahan tutupan lahan hanya terjadi pada lahan-lahan pertanian (lahan milik). Hutan dan perkebunan teh akan tetap karena statusnya yang dikuasai oleh pemerintah. Laju perubahan pertambahan lahan terbangun sesuai dengan dinamika laju saat ini. 3) skenario 3, adalah skenario yang disusun bahwa lahan-lahan diluar lahan terbangun berubah semua menjadi pertanian lahan kering. Lahan hutan dan perkebunan teh tetap. 4) skenario 4, adalah skenario yang disusun menyerupai RTRW Kabupaten Bogor. Dari hasil simulasi, terlihat bahwa pada skenario 1 menunjukan tutupan lahan hutan terus mengalami pengurangan. Hal ini diakibatkan banyaknya konversi lahan hutan menjadi pertanian lahan kering. Konversi lahan ini akan banyak terjadi pada kawasan hutan yang langsung berbatasan dengan areal pertanian masyarakat. Sementara pada skenario 2 dan 3, areal hutan tetap dan pada skenario 4 luas hutan bertambah. Pada semua skenario luas tutupan lahan terbangun bertambah sesuai dengan keadaan yang sudah terjadi di lapangan, dengan kata lain pertambahannya mengukuti laju di lapangan pada saat ini. Luas diakhir simulasi lahan terbangun pada semua skenario berkisar 4.500 – 5.000 ha. Pada periode ulang hujan 15 tahunan, debit maksimum yang dihasilkan pada semua skenario tidak melebihi debit bahaya yang pernah terjadi ditahun 2002. Sementara pada periode hujan 30 tahunan, dimana curah hujan sebesar 247 mm komposisi tutupan lahan pada skenario 1, 2 dan 3 pada akhir simulasi tidak mampu menampung dan menginfiltrasikan air hujan sehingga air hujan yang jatuh banyak yang menjadi air larian. Hal ini diakibatkan oleh penurunan luas lahan hutan (skenario 1) dan penambahan luas lahan terbangun. Penurunan luas lahan hutan menjadi pertanian lahan kering membuat lahan tersebut lebih terbuka, sehingga air hujan yang jatuh dapat langsung jatuh ke tanah tanpa adanya intersepsi oleh tajuk hutan terlebih dahulu. Penambahan lahan terbangun akan menambah luasan lahan yang memiliki sifat relatif kedap terhadap air hujan. Sementara pada skenario 4, terdapat penurunan debit maksimum pada periode ulang hujan 30 tahunan dari awal simulasi hingga akhir simulasi. Hal ini dikarenakan terdapat penambahan lahan hutan pada areal penelitian. Menurut Arsyad (2012), keberadaan hutan dengan akarnya akan memperbaiki struktur tanah sehingga dapat meningkatkana kapasitas infiltrasi tanah. Keuntungan lainnya dengan adanya tajuk hutan, air hujan yang jatuh mampu diintersepsi hingga 10-35% (Asdak 2007).en
dc.language.isoid
dc.titleKajian Perubahan Penutupan Lahan pada DAS Ciliwung Hulu dengan Pendekatan Spasial Dinamiken
dc.subject.keywordbanjiren
dc.subject.keyworddebit maksimumen
dc.subject.keyworddaerah aliran sungaien
dc.subject.keywordpendekatan spasial dinamiken
dc.subject.keywordperubahan penutupan lahanen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record