Kajian Silase Daun Ubi Kayu (Manihot esculenta) dengan Berbagai Zat Aditif terhadap Kecernaan In Vitro
Abstract
Pemanfaatan limbah industri tepung tapioka seperti daun, tangkai dan batang ubi kayu bagi pakan ternak ruminansia perlu dipikirkan lebih dalam. Tahun 2009 diprediksikan Indonesia memproduksi ubi kayu sebesar 22.028.502 ton (Badan Pusat Statistik, 2009). Daun ubi kayu mempunyai protein yang tinggi yaitu sekitar 24,1% dan serat kasar sebesar 22,1% (Sutardi, 1981), oleh karena itu daun ubi kayu dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber hijauan. Untuk dapat menyuplai kebutuhan hijauan ternak, diperlukan teknologi guna menambah umur simpan daun ubi kayu. Teknologi pengeringan (hay) dan silase merupakan alternatif cara pengolahan hijauan yang lazim diterapkan, namun pembuatan hay ini sangat bergantung pada cuaca dan kurang tahan simpan. Sebaliknya silase lebih tahan simpan dan pembuatannya dapat dilakukan pada setiap saat tanpa dipengaruhi oleh musim. Selain itu, daun ubi kayu sebagai hijauan makanan ternak adalah mudah sekali busuk jika ditumpuk dalam kondisi basah (segar), dan jika dikeringkan daun menjadi remah dan mudah hancur sehingga banyak biomasa daun yang hilang terutama pada saat penjemuran, pengangkutan dan penyimpanan sehingga teknologi yang tepat untuk pengolahan daun ubi kayu adalah dengan pembuatan silase. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas terbaik dari silase daun ubi kayu dengan penambahan zat adiif berupa molases, dedak padi dan tepung tapioka dengan level yang berbeda. Kualitas silase yang diuji adalah sifat fisik, pH, kadar air, dan kecernaan in vitro (VFA, NH3, KCBK dan KCBO). Pada penelitian ini menggunakan dua rancangan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk pH dan kadar air dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk analisa in vitro. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan nyata maka dilakukan uji beda nyata terkecil. Penelitian ini menggunakan tujuan perlakuan dan tiga ulangan, yaitu : K: campuran daun, tangkai, batang ubi kayu; M5: K + 5 % molases; M10: K + 10% molases; DP5: K + 5% dedak padi; DP10: K + 10% dedak padi; T5: K + 5% tepung tapioka; T10: K + 10% tepung tapioka. Peubah yang diamati adalah sifat fisik (warna dan bau), pH, kadar air, NH3, VFA, KCBK dan KCBO silase daun ubi kayu.