Show simple item record

dc.contributor.advisorPurwono, Joko
dc.contributor.authorAmalia, Astrid Nur
dc.date.accessioned2013-04-29T02:17:06Z
dc.date.available2013-04-29T02:17:06Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/63048
dc.description.abstractKomoditas holtikutura seperti sayur, tanaman hias (florikultura), tanaman obat-obatan (biofarmaka) dan buah-buahan. Salah satu bisnis yang berpotensi untuk diusahakan di Indonesia yaitu bisnis sayuran. Dilihat dari laju pertumbuhannya, peningkatan kontribusi sayur merupakan kontribusi terbesar dari komoditas hortikultur lainnya yaitu sebesar 18,5 persen Hal ini menunjukkan bahwa sayur-sayuran menunjukkan nilai ekonomis yang terus meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan juga oleh adanya peningkatan konsumsi sayuran. Didukung juga dari adanya program Kementrian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura berupa GEMA Sayuran pada tahun 2009. Gerakan Makan Sayuran (GEMA sayuran) merupakan kegiatan promosi dan kampanye intensif untuk meningkatkan citra, apresiasi dan cinta akan produk sayuran nasional. Beberapa komoditi sayuran unggulan yang ada, wortel merupakan komoditi yang peningkatannya sangat signifikan. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang hasil produksi wortelnya berkontribusi sebesar 21,89 persen dari produksi nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Oleh sebab itu pembudidaya wortel banyak ditemukan di Jawa Barat. Jawa Barat juga merupakan provinsi konsentrasi awal wortel yang berpusat di daerah Lembang dan Cianjur. Sampai saat ini, daerah tersebut masih menjadi sentra wortel. Salah satu sentra produksi wortel sayuran di Kabupaten Cianjur ialah Kecamatan Pacet dan Cugenang. Sebagai salah satu sentra wortel, Kecamatan Pacet memproduksi wortel dalam volume yang besar. Produksi yang besar ini selanjutnya akan dikirim ke pasar hingga sampai ke konsumen akhir. Agar dapat sampai kepada konsumen akhir adanya lembaga tataniaga sangat berperan dalam pendistribusian komoditi wortel tersebut. Adanya rantai pasok atau tataniaga menyebabkan adanya gap atau perbedaan harga yang cukup tinggi antara haraga ditingkat petani dan harga yang diterima konsumen akhir. Analisis tataniaga pada pola saluran pemasaran wortel perlu dilakukan sehingga dapat diketahui saluran mana yang lebih efisien. Dan diharapkan dengan pola saluran pemasaran yang efisien dapat diketahui saluran pemasaran yang dapat mendatangkan manfaat bagi petani dan lembaga yang terlibat dari saluran pemasaran yang efisien tersebut.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Tataniaga Wortel (Daucus carota L) di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur – Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record