Pola Penyebaran Air Rembesan Di Dalam Tubuh Model Tanggul Berbahan Tanah Gleisol.
Abstract
Tanggul merupakan salah satu bentuk dari bendungan urugan homogen. Dikatakan demikian, karena tanggul mempunyai bahan pembuat dan bentuk yang hampir sama dengan bendungan. Hampir semua tanggul dibuat dengan bahan tanah yang hampir sejenis dan gradasinya (susunan ukuran butiran tanahnya) hampir seragam. Pembuatan tanggul merupakan salah satu usaha dalam konservasi tanah dan air. Tanggul dipakai untuk melindungi daerah irigasi dari banjir yang disebabkan oleh sungai atau laut. Tanggul yang dibangun diharapkan tetap kuat dan kokoh terhadap gaya - gaya yang ditimbulkan akibat tergenangnya air di dalam waduk sesuai umur ekonomis tanggul. Salah satu masalah yang sering terjadi pada bendungan urugan, termasuk tanggul adalah adanya rembesan pada tubuh bendungan tersebut. Rembesan ini mempunyai pengaruh yang dapat merusak stabilitas bangunan karena terangkutnya bahan – bahan halus sehingga dapat menyebabkan terjadinya piping. Jika hal ini sudah terjadi, maka terbentuklah lajur rembesan (jaringan aliran) antara bagian hulu dan hilir bangunan. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menganalisis pola penyebaran rembesan (seepage) dan panjang zona basah di dalam tubuh tanggul melalui pengamatan di laboratorium dengan menggunakan model tanggul. Pola penyebaran rembesan dianalisis dengan metode grafis dan program Geoslope (Seep/W), kemudian hasilnya diperbandingkan. Model tanggul yang dibuat direncanakan untuk mengkontrol kedalaman air kurang dari 1.5 m dengan lebar atas minimum tanggul 1.5 m. Tanggul yang direncanakan merupakan model dengan skala 1 : 12. Pemadatan tanah dilakukan dengan uji pemadatan standar (proctor test). Dari hasil uji pemadatan tersebut diperoleh kadar air optimum sebesar 35.92% dan rata-rata berat isi kering maksimum ( dmax) sebesar 1.20 g/cm3. Nilai kadar air optimum tersebut digunakan sebagai acuan untuk melakukan uji pemadatan pada kotak (uji tumbuk manual) yang selanjutnya menjadi nilai perbandingan untuk melakukan pemadatan tanah pada model tanggul. Pada uji tumbuk manual didapatkan RC (Ratio Compaction) sebesar 90.60% dengan jumlah tumbukan per lapisan sebanyak 160 tumbukan dan tinggi jatuhan sebesar 30 cm. Pada penelitian ini juga didapatkan rata-rata nilai permeabilitas lapangan sebesar 1.94 cm/jam, sedangkan rata-rata hasil uji permeabilitas pada tanggul setelah dijenuhkan adalah sebesar 0.13 cm/jam.