Show simple item record

dc.contributor.advisorNurhayati, Popong
dc.contributor.authorPermatasari, Kinza Laura
dc.date.accessioned2013-02-08T02:44:06Z
dc.date.available2013-02-08T02:44:06Z
dc.date.issued2010
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/60532
dc.description.abstractAgribisnis merupakan cara pandang baru dalam memandang pertanian. Pengertian ini ditekankan karena agribisnis sering diartikan secara sempit sebagai perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Agribisnis terdiri dari sub-sub sistem yang saling terkait, yaitu sub sistem agribisnis hulu, sub sistem agribisnis on-farm, sub sistem agribisnis hilir, serta subsistem agribisnis layanan penunjang. Dalam agribisnis juga sering dikenal istilah agribisnis pangan dan agribisnis non pangan. Salah satu komoditi agribisnis non pangan yang masih jarang diteliti dan dikembangkan adalah anjing ras. Banyak jenis anjing ras yang sudah dibiakkan oleh para pembiak di Indonesia, mulai dari trah (keturunan) kecil sampai trah besar. Golongan yang cukup terkenal dan banyak dipelihara oleh hobiis anjing ras dari trah anjing besar adalah golongan Retreiver, salah satunya adalah Labrador Retreiver. Labrador Retreiver memiliki bulu yang tipis dengan tiga macam variasi warna, yaitu kuning, hitam, dan coklat. Labrador Retreiver tidak hanya berfungsi sebagai anjing peliharaan, tetapi juga berfungsi sebagai anjing pelacak yang banyak dimanfaatkan oleh kepolisian dan perusahaan security. D’Sunflower Kennel merupakan salah satu kennel yang berspesialisasi dalam pembiakan anjing Labrador Retreiver. Kennel ini sudah memiliki nama dalam dunia pembiakan anjing, khususnya dalam trah Labrador Retreiver. Permasalahan yang dihadapi oleh D’Sunflower Kennel terkait dengan adanya berbagai risiko produksi. Risiko-risiko produksi yang dapat menjadi kendala adalah apabila kennel boy (pekerja) tidak teliti melakukan pemeriksaan kepada betina-betina yang ada, maka masa loops (menstruasi atau masa birahi) betina akan terlewatkan begitu saja sehingga waktu pemacakan tidak tepat dan mengakibatkan kegagalan kehamilan. Hal ini akan menyebabkan kekosongan produksi untuk satu betina dalam satu periode. Apabila pakan, minum, serta aktivitas dari betina yang hamil tidak dipantau, kemungkinan akan keguguran ataupun janin yang cacat akan terjadi. Dalam proses persalinan terdapat pula risiko. Apabila janin terlalu besar, perlu dilakukan operasi caesar. Jika operasi caesar terlambat dilakukan, maka janin akan meninggal. Risiko produksi lain yang dapat terjadi adalah penyakit menular yang menyerang anakan pada usia 3-8 minggu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh D’Sunflower Kennel, menganalisis probabilitas dan dampak risiko dari risiko produksi pada kegiatan pembiakan anjing Labrador Retreiver terhadap D’Sunflower Kennel, serta menganalisis strategi penanganan risiko produksi yang dilakukan oleh D’Sunflower Kennel untuk mengendalikan risiko produksi dalam usaha pembiakan anjing Labrador Retreiver. ...en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Risiko Produksi pada Usaha Pembiakan Anjing Labrador Retreiver di D’Sunflower Kennel, Mampang, Jakarta Selatanen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record