Show simple item record

dc.contributor.advisorTinaprilla, Netti
dc.contributor.authorSari, Fitria Purnama
dc.date.accessioned2012-10-29T06:29:39Z
dc.date.available2012-10-29T06:29:39Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/58127
dc.description.abstractSalah satu kelompok komoditas hortikultura yang cukup prospektif dalam pengembangannya adalah buah-buahan. Mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2009, buah-buahan memberikan kontribusi yang meningkat terhadap PDB nasional, yaitu sebesar 31.684 milyar rupiah pada tahun 2005 menjadi 50.595 milyar rupiah pada tahun 2009 (Ditjen Hortikultura 2010). Adanya peningkatan ini menunjukkan bahwa buah-buahan memegang peranan penting dalam subsektor hortikultura. Melon merupakan salah satu buah-buahan yang banyak diminati masyarakat. Produksi melon di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari 37.180 ton pada tahun 2001 menjadi 85.161 ton pada tahun 2010. Peningkatan produksi melon tidak terlepas dari dukungan subsistem hulu yang menghasilkan benih melon. Produksi dan kualitas melon yang dihasilkan sangat bergantung dengan kualitas benih yang dihasilkan pada subsistem pengadaan input yaitu pembenihan. CV Multi Global Agrindo merupakan salah satu perusahaan pembenihan yang terdapat di wilayah Karanganyar, Jawa Tengah. Perusahaan ini melakukan diversifikasi dalam melakukan kegiatan usahanya yaitu, mengusahakan benih melon varietas LADIKA, MAI 119, dan SUMO. Setiap varietas memiliki karakteristik yang berbeda sehingga tiap varietas memiliki keunggulan dan sumber risiko yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi benih melon yang dihadapi CV Multi Global Agrindo (2) menganalisis besarnya tingkat risiko tunggal dan portofolio pada kegiatan produksi benih melon di CV Multi Global Agrindo (3) menganalisis strategi yang dilakukan untuk mengatasi risiko produksi benih melon di CV Multi Global Agrindo. Penelitian ini dilakukan di CV Multi Global Agrindo yang berlokasi di Jl. Solo, Tawangmangu KM 30 Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2012. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko yaitu Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation. Sumber-sumber risiko produksi benih melon pada CV Multi Global Agrindo antara lain kondisi cuaca dan iklim, hama dan penyakit, kegiatan produksi benih, dan keterampilan tenaga kerja. Berdasarkan analisis risiko tunggal, diperoleh risiko yang paling tinggi terdapat pada benih melon varietas MAI 119 dengan nilai coefficient variation 0,766, sedangkan risiko yang paling rendah terdapat pada benih melon varietas SUMO dengan nilai coefficient variation 0,346. Sementara hasil analisis risiko portofolio yang paling tinggi risikonya adalah kombinasi MAI 119 dan SUMO dengan nilai coefficient variation 0,711, sementara risiko portofolio terendah terdapat pada kombinasi LADIKA dan SUMO dengan nilai coefficient variation 0,424. Diversifikasi pada beberapa varietas benih melon di satu sisi dapat menekan risiko namun diversifikasi tidak selamanya dapat menekan risiko produksi. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu usaha diharapkan bisa dikompensasi dari usaha yang lainnya. CV Multi Global Agrindo sebagai perusahaan agribisnis tentunya sudah menyadari adanya risiko pada usaha produksi benih melon yang diusahakan. Perusahaan juga telah melakukan beberapa langkah pengelolaan risiko yang disebabkan oleh sumber-sumber risiko produksi, antara lain: (1) pengelolaan risiko yang disebabkan kondisi cuaca yang sulit diprediksi, perusahaan melakukan persemaian di dalam green house untuk mencegah risiko kelayuan pada bibit. Selain itu, perusahaan memberikan paranet dan mulsa. (2) Pengelolaan risiko yang disebabkan serangan hama dan penyakit, perusahaan melakukan pencabutan tanaman yang sudah terserang hama dan penyakit dan penggunaan pestisida berupa fungisida, insektisida dan bakterisida. (3) pengelolaan risiko yang disebabkan kesalahan pada proses produksi pada tahap persemaian diantisipasi dengan membuat jadwal selisih hari persemaian selama 7-10 hari. Sementara pada tahap penyilangan, staf pada bagian produksi juga memberikan pengawasan yang intensif pada tenaga kerja yang melakukan penyilangan benih melon. Pada tahap pemanenan, upaya yang dilakukan perusahaan untuk mencegah terjadinya risiko pemanenan sebelum waktunya adalah membuat jadwal yang sangat baik dengan pemberian tanda (benang) pada melon agar tidak terjadi kesalahan pada pemetikan atau pemanenan buah melon. (4) Pengelolaan risiko yang disebabkan kesalahan tenaga kerja yaitu dengan cara melakukan pengawasan yang ketat terhadap tenaga kerja agar tenaga kerja tidak bekerja sesuka hati, selain itu, perusahaan harus memberlakukan SOP yang jelas dalam memasuki area-area atau lahan tertentu.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Risiko Produksi Pembenihan Melon di CV Multi Global Agrindo, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengahen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record