Show simple item record

dc.contributor.advisorMutia,Rita
dc.contributor.advisorHermana,Widya
dc.contributor.authorUmam, Alfian Abdullah Chaerul
dc.date.accessioned2012-08-30T03:22:11Z
dc.date.available2012-08-30T03:22:11Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/56774
dc.description.abstractThis study was conducted to determine the effect of different levels of coriander seed in diet on hematological parameters, malondealdehide values and lymphoid organs weight in broilers. One hundred and twenty (DOC) commercial broiler chicks (Cobb; CP 707) were randomly assigned to four dietary treatments with three replicate pens (ten birds/pen). Birds were fed experimental diets containing 0% (R0), 1% (R1), 2% (R2), and 3% (R3) coriander seeds respectively. Feed and water were provided ad libitum during the experiment. Parameters were observed at the end of the study (35 days of age) which includes hematological parameters (hemoglobin concentration (HB;g/100ml), packed cell volume (PVC%), red blood cell count (RBC;106/mm3), mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC%), mean corpuscular volume (MCV;fl), white blood cell count (WBC; 103/mm3), hetrophils percentage and lymphocytes percentage, malondealdehide values (MDA; ηg/ml), and lymphoid organs (thymus, bursa of fabricius, and spleen) weight percentage in broilers. Results showed that final mean corpuscular volume (MCV) and hetrophils percentage were (p<0.05) lower in 2% (R2) coriander seed than other groups. Thymus weight percentage was (p<0.01) higher in 2% (R2) coriander seed than control groups. Bursa of fabricius weight percentage, lymphocytes percentage, and feed intake (starter) were (p<0.05) higher in 2% (R2) coriander seed than other groups. There were no significant difference (p>0.05) for hematological parameters, malondealdehide values and spleen weight percentage among the treatments. It could be concluded that the inclusion of coriander seeds at level of 2% have positive effect on mean corpuscular volume (MCV), feed intake (starter), and immune system in tropical condition (temperature 26.27 ± 3.91 °C).en
dc.description.abstractBiji ketumbar (Coriandrum sativum L.) berpotensi sebagai bahan pakan, karena banyak mengandung berbagai macam mineral dan vitamin sebagai nutrien yang dibutuhkan ternak. Minyak esensial (atsiri) yang dikandung biji ketumbar dapat meningkatkan palatabilitas makanan dan sebagai stimulan atau penguat organ pencernaan, sehingga dapat meningkatkan nafsu makan. Khasiat lainnya dari minyak atsiri adalah sebagai antibakteri, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan penyakit. Komponen-komponen tersebutlah yang menjadikan biji ketumbar memiliki potensi sebagai rempah biji tanaman yang bernilai medis. Sebayak 120 ekor (DOC) broiler komersial (Cobb CP 707) dibagi ke dalam empat perlakuan dengan tiga ulangan (10 ekor/ulangan). Biji ketumbar yang dipilih yaitu bulat dan berwarna kuning kecokelatan. Ransum perlakuan dengan taraf penggunaan biji ketumbar 0% (R0), 1% (R1), 2% (R2), dan 3% (R3). Komposisi nutrien ransum sesuai kebutuhan dan diberikan ad libitum pada broiler periode starter (21 hari) dan finisher (14 hari) dalam bentuk crumble. Peubah yang diamati adalah hematologi, malondealdehida plasma darah, dan persentase bobot organ limfoid yang terdiri dari limpa, bursa fabrisius, dan timus. Peubah hematologi terdiri dari jumlah eritrosit, jumlah leukosit, persentase heterofil, persentase limfosit, persentase hematokrit, kadar hemoglobin, mean corpuscular volume (MCV), dan mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC). Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dan pengaruh perlakuan terhadap peubah dilakukan analisis ragam (ANOVA), serta uji lanjut polinomial ortogonal digunakan untuk perlakuan yang berpengaruh nyata (p<0,05 atau p< 0,01) terhadap peubah. Penggunaan biji ketumbar taraf 1%-3% dalam ransum menghasilkan MVC (p<0,05) lebih rendah dan persentase bobot timus (p<0,01) lebih tinggi dari kontrol. Taraf 2%-3% dalam ransum meningkatkan konsumsi (p<0,05) priode starter. Taraf 2% dalam ransum menghasilkan persentase bobot bursa fabrisius (p<0,05) dan persentase limfosit lebih tinggi, serta persentase heterofil (p<0,05) lebih rendah dari kontrol. Penggunaan 2% biji ketumbar dalam ransum merupakan proporsi paling ideal, karena khasiat minyak atsiri sebagai stimulan dapat merangsang organ pencernaan untuk meningkatkan konsumsi. Hal ini tentu akan meningkatkan proporsi nutrien seperti energi, protein (asam amino), mineral, dan vitamin. Semua nutrien ini diperlukan sebagai bahan baku untuk menjaga ukuran eritrosit, perkembangan, dan pertumbuhan organ limfoid primer (timus dan bursa fabrisius), dalam mengontrol keseimbangan produksi limfosit dengan heterofil sebagai sel imun dalam sirkulasi darah. Biji ketumbar tidak memperlihatkan khasiatnya terhadap peubah lainnya, karena faktor negatif terhadap peubah tidak dalam tingkat yang tinggi. Artinya suhu lingkungan pemeliharaan 26,27 ± 3,91 °C menghasilkan tingkat stres yang sedang.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectlymphoid organsen
dc.subjectmalondealdehide valuesen
dc.subjecthematological parametersen
dc.subjectCoriander seeden
dc.subjectbroileren
dc.titleHematologi, Kadar Malondealdehida (MDA) Plasma Darah, dan Bobot Organ Limfoid Broiler yang Diberi Biji Ketumbar (Coriandrum sativum L.) dalam Ransumen


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record