Show simple item record

Feeding Fermented Jatropha curcas L. Meal Supplemented with Cellulase and Phytase Enzyme to Performances of Laying Hen Aged 18-24 Weeks

dc.contributor.advisorSumiati
dc.contributor.advisorMutia, Rita
dc.contributor.authorLestari, Putri Ayu Puji
dc.date.accessioned2012-04-16T04:13:49Z
dc.date.available2012-04-16T04:13:49Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54216
dc.description.abstractJatropha curcas meal (JCM) contains protein 24,71% and it potential as protein source for poultry. An experiment was conducted to examine the effect of feeding Rizhopus oligosporus fermented JCM supplemented with cellulase and phytase on the performance of ISA-Brown strain laying hen aged 18-24 weeks. This study used 200 laying hens distributed to 5 treatments and 4 replications. The diet treatments were : R0 = control diet (without JCM), R1 = diet contained fermented JCM 7.5%, R2 = diet contained fermented JCM 7.5% + celullase 200 ppm, R3 = diet contained fermented JCM 7.5% + phytase 200 ppm and R4 = diet contained fermented JCM 7.5% + cellulase 200 ppm + phytase 200 ppm. The parameters observed were feed consumption, hen day production, egg mass production, feed conversion, egg weight, and mortality. The results showed that feed intake, hen day production, egg mass production, and egg weight of R1, R2, R3, and R4 treatments were lower than those of the R0, but the feed conversion ratio (FCR) of the JCM diets were higher than that of the R0. Compared to the others JCM diets (R1, R2, and R4), feed intake, hen day production, egg mass production, and egg weight of R3 were highest, while the feed conversion ratio of R3 (phytase supplementation) was the lowest among the others JCM treatments. The mortality of R1, R2, R3 and R4 were 17.5%, 5%, 17.5% and 10% respectively. It was concluded that performaces of laying hen feeding JCM supplemented with cellulase (R2), phytase (R3) and combination of them (R4) were better than that of feeding JCM without enzyme supplementation.en
dc.description.abstractBungkil biji jarak pagar (BBJP) merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari industri atau pabrik pembuatan minyak jarak. BBJP berpotensi sebagai bahan pakan karena kandungan proteinnya yang tinggi yaitu 24,71%. Penggunaan nutrien yang tinggi ini dibatasi oleh antinutrisi dan racun yang terkandung dalam bungkil biji jarak pagar. Antinutrisi yang terkandung dalam bungkil biji jarak pagar adalah lektin, trypsin inhibitor, saponin, dan asam fitat. Racun utama bungkil biji jarak pagar adalah phorbolester. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan antinutrisi dan racun tersebut. Salah satu cara yang dilakukan adalah fermentasi dengan menggunakan Rhizopus oligosporus. Kelemahan dari bungkil biji jarak pagar hasil fermentasi yang telah diteliti adalah serat kasar dan asam fitat yang masih tinggi, sehingga perlu dilakukan penambahan enzim selulase dan fitase kedalam ransum yang menggunakan BBJP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan bungkil biji jarak pagar hasil fermentasi Rhizopus oligosporus serta suplementasi enzim selulase dan fitase terhadap performa ayam petelur umur 18-24 minggu. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei sampai bulan Agustus 2010, di Laboratorium lapang C, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, dan Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 200 ekor ayam petelur strain ISA-Brown umur 17 minggu. Ransum perlakuan yaitu : R0 : Ransum tanpa BBJP fermentasi/ kontrol, R1 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi tanpa penambahan enzim, R2 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton, R3 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g fitase/ton, dan R4 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton + 200 g fitase/ton. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, produksi hen day, produksi massa telur, berat telur, konversi pakan, umur pertama bertelur, dan mortalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam yang diberi perlakuan R1, R2, R3 dan R4 menghasilkan konsumsi ransum, produksi hen day, produksi massa telur, dan rataan berat telur yang lebih rendah dari R0 dan menghasilkan nilai konversi yang lebih tinggi dari R0. Diantara ayam yang diberi 7,5% BBJP fermentasi, ayam yang diberi perlakuan R3 (suplementasi enzim fitase) memiliki nilai konsumsi ransum, produksi hen day, produksi massa telur, dan rataan berat telur yang paling tinggi dan konversi yang paling rendah. Kematian terjadi pada ayam yang diberi 7,5% BBJP fermentasi (R1, R2, R3, dan R4) yaitu masing-masing sebesar 17,5%, 5%, 17,5% , dan 10%, sedangkan pada ayam yang diberi ransum kontrol tidak terjadi kematian. ii Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemberian 7,5% bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L) terfermentasi Rhizopus oligosporus dengan suplementasi enzim selulase, fitase maupun kombinasi keduanya dalam ransum ayam petelur belum efektif untuk memperbaiki performa ayam petelur strain ISA Brown umur 18-24. Akan tetapi, suplementasi enzim selulase, fitase serta kombinasi keduanya menghasilkan performa yang lebih baik dibandingkan tanpa suplementasi enzim.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectlaying henen
dc.subjectJatropha curcas mealen
dc.subjectphytaseen
dc.subjectcellulaseen
dc.subjectperformanceen
dc.titlePerforma Ayam Petelur Umur 18-24 Minggu yang Diberi Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Difermentasi dan Suplementasi Selulase serta Fitaseen
dc.titleFeeding Fermented Jatropha curcas L. Meal Supplemented with Cellulase and Phytase Enzyme to Performances of Laying Hen Aged 18-24 Weeks


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record