Show simple item record

Production of ISA-Brown laying hen age 25-30 weeks feed fermented Jatropha curcas meal supplemented with cellulase and phytase

dc.contributor.advisorSumiati
dc.contributor.advisorMutia,Rita
dc.contributor.authorDarmansyah, Ade
dc.date.accessioned2012-04-16T02:02:48Z
dc.date.available2012-04-16T02:02:48Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/54188
dc.description.abstractThe aim of this study was to analyze the effect of feeding fermented Jatropha curcas meal (JCM) supplemented with cellulase and phytase on the performance of laying hens aged 25-30 weeks. This study used 200 ISA-Brown strain laying hens. A completely randomized design with 5 treatments and 4 replications was used in this experiment. The treatment diets were: R0 (control diet, without JCM), R1 (diet contained 7.5% fermented JCM), R2 (diet contained 7.5% fermented JCM + 200 g of cellulose/ton) , R3 (diet contained 7,5% fermented JCM + 200 g phytase/ton), and R4 (diet contained 7.5% fermented JCM + 200 g cellulase/ton + 200 g phytase/ton). The parameters observed were feed intake, hen day production, egg mass production, egg weight, feed conversion, and mortality. The data were analyzed using analysis of variance and significant differences among treatments were tested using Duncan Multiple Range Test. The results showed that feeding fermented Jatropha curcas meal 7.5% supplemented with cellulase and phytase has not been able to improve performances of laying hens aged 25-30 weeks, however supplemented cellulose 200 g/ton yielded the same hen day production and egg mass of laying hens aged 30 weeks as the control diet.en
dc.description.abstractBungkil biji jarak pagar (BBJP) merupakan hasil sampingan dari proses pengolahan biji jarak menjadi minyak. Bungkil biji jarak mengandung protein tinggi yaitu 23,59% yang berpotensi untuk dijadikan pakan ternak sumber protein yang murah. Penggunaan BBJP sebagai pakan ternak dibatasi oleh adanya racun dan antinutrisi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan detoksifikasi BBJP sebelum diberikan pada ternak, salah satunya dengan fermentasi. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian bungkil biji jarak pagar hasil fermentasi menggunakan jamur tempe (Rhizopus oligosporus) serta suplementasi selulase dan fitase terhadap produksi ayam petelur ISA-Brown umur 25-30 minggu. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas dan Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan selama 13 minggu mulai dari bulan Mei-Agustus 2010. Ternak yang digunakan yaitu 200 ekor ayam petelur strain ISA-Brown umur 18 minggu dengan rataan bobot badan 1,27 kg. Perlakuan yang diberikan yaitu R0 : Ransum kontrol, tanpa bungkil biji jarak pagar (BBJP); R1 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi; R2 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton; R3 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g fitase/ton; R4 : Ransum mengandung 7,5% BBJP fermentasi + 200 g selulase/ton + 200 g fitase/ton. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Data dianalisis dengan analysis of variance (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak Duncan. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum, produksi telur harian (hen day), produksi massa telur, berat telur, konversi ransum, dan mortalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 7,5% bungkil biji jarak pagar hasil fermentasi (R1, R2, R3 dan R4) menghasilkan konsumsi ransum, produksi telur hen day, dan produksi massa telur yang nyata (P<0,05) lebih rendah daripada R0 serta menghasilkan nilai konversi ransum dan angka mortalitas yang lebih tinggi daripada R0. Akan tetapi pada umur 30 minggu pemberian enzim selulase pada R2 menghasilkan produksi telur hen day dan massa telur yang sama dengan kontrol (R0). Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemberian 7,5% bungkil biji jarak pagar (Jatropha curcas L.) hasil fermentasi R. oligisporus dengan suplementasi enzim selulase dan fitase belum mampu memperbaiki produksi ayam petelur ISA-Brown umur 25-30 minggu. Suplementasi enzim selulase 200 g/ton pakan mampu menghasilkan produksi telur hen day dan massa telur yang sama dengan kontrol pada ayam petelur umur 30 minggu.
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectlaying henen
dc.subjectJatropha curcas mealen
dc.subjectfermentationen
dc.subjectcellulaseen
dc.subjectphytaseen
dc.titleProduksi Ayam Petelur ISA-Brown Umur 25-30 Minggu yang Diberi Bungkil Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Hasil Fermentasi serta Suplementasi Selulase dan Fitaseen
dc.titleProduction of ISA-Brown laying hen age 25-30 weeks feed fermented Jatropha curcas meal supplemented with cellulase and phytase


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record