Show simple item record

dc.contributor.advisorHariyadi,Sigid
dc.contributor.advisorPratiwi, Niken Tunjung Murti
dc.contributor.authorErvinia, Ayu
dc.date.accessioned2012-02-20T02:29:17Z
dc.date.available2012-02-20T02:29:17Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53424
dc.description.abstractAmonia (NH3) merupakan salah satu bentuk nitrogen anorganik yang bersifat racun (toksik) yang bersumber dari hasil dekomposisi bahan organik dan ekskresi biota akuatik. Penumpukan bahan organik di lapisan hipolimnion tanpa disertai ketersediaan oksigen terlarut menyebabkan terjadinya dekomposisi bahan organik secara anaerob dan menghasilkan amonia. Amonia akan terakumulasi di lapisan hipolimnion karena proses nitrifikasi (oksidasi amonia menjadi nitrat) terjadi saat perairan berada dalam kondisi aerob (oksigen tersedia). Konsentrasi oksigen terlarut di lapisan hipolimnion dapat ditingkatkan dengan aerasi hipolimnion. Peningkatan konsentrasi oksigen terlarut tersebut diharapkan dapat memicu penurunan konsentrasi amonia di perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keberadaan amonia pascaaerasi hipolimnion di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 2011 di lokasi kegiatan perikanan budidaya KJA (Keramba Jaring Apung), Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Prinsip aerasi hipolimnion yang dilakukan adalah pemindahan massa air dari lapisan tertentu yang memiliki oksigen rendah ke permukaan perairan dan pemaparan massa air di ruang terbuka. Pemaparan dimaksudkan agar terjadi penambahan oksigen dalam massa air yang terangkat melalui proses difusi udara dari atmosfer. Air yang telah mengalami kontak dengan udara dikembalikan ke lapisan hipolimnion. Pada penelitian ini, aerasi dilakukan pada kedalaman 4 m. Pengaruh aerasi hipolimnion terhadap penurunan konsentrasi amonia dapat diketahui dengan melakukan tiga periode pengamatan, yaitu pra aerasi, saat aerasi (5 jam dan 10 jam), dan pascaaerasi hipolimnion (5 jam, 10 jam, 15 jam). Pengaruh aerasi terhadap distribusi amonia dapat diketahui dengan melakukan pengamatan secara horizontal pada jarak 0 m, 1,5 m, 3 m, 4,5 m, dan 8 m dari titik outlet aerasi. Parameter kualitas air yang diamati terdiri dari parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama meliputi amonia (NH3-N), nitrit (NO2-N), nitrat (NO3-N), dan oksigen terlarut (O2), sedangkan parameter pendukung meliputi suhu, pH, dan COD (Chemical Oxygen Demand). Pengamatan parameter kualitas air sebelum aerasi menunjukkan hasil bahwa lapisan hipolimnion Danau Lido tidak layak bagi kegiatan perikanan berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001 dengan konsentrasi oksigen terlarut (0,1 mg/l), COD (34,63-73,76 mg/l), amonia (0,224-0,507 mg/l), dan nitrit (0,039-0,043 mg/l). Berdasarkan hasil penelitian, aerasi hipolimnion selama 10 jam berpengaruh signifikan terhadap penurunan konsentrasi amonia (α = 0,05). Aerasi selama 10 jam mampu menurunkan konsentrasi amonia rata-rata sebesar 34,97% (p<0,05) hingga jarak 8 m dari titik outlet aerasi. Penurunan terbesar pada jarak 1,5 m dari titik outlet aerasi (61%), penurunan terkecil pada jarak 8 m dari titik outlet aerasi (13%). Penurunan konsentrasi amonia merupakan dampak turunan dari peningkatan konsentrasi oksigen terlarut (79,17%) dan penurunan konsentrasi COD (40,63%). Penurunan konsentrasi amonia tersebut disertai dengan peningkatan proporsi nitrat di perairan. Hal ini menggambarkan telah terjadinya proses nitrifikasi akibat aerasi hipolimnion. iv Akan tetapi setelah aerasi dihentikan, rata-rata konsentrasi amonia kembali mengalami peningkatan seperti kondisi awal sebelum aerasi (p<0,05).en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleKeberadaan Amonia Pascaaerasi Hipolimnion di Danau Lido, Bogor, Jawa Baraten


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record