Show simple item record

dc.contributor.advisorFariyanti,Anna
dc.contributor.authorCher, Putri Annisa
dc.date.accessioned2012-02-03T07:45:59Z
dc.date.available2012-02-03T07:45:59Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53188
dc.description.abstractIndonesia memiliki peluang dalam mengembangkan pertanian organik Beberapa tahun terakhir ini, perhatian masyarakat terhadap pertanian organik semakin meningkat. Salah satu komoditi prospektif yang dapat dikembangkan dengan sistem pertanian organik di Indonesia adalah sayur-sayuran. Sayuran organik dalam budidayanya harus diberi perawatan dan perlindungan yang intensif dari serangan hama, penyakit, dan lain-lain. Untuk menanggulangi hal tersebut, sayuran organik sama sekali tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Salah satu daerah di Indonesia yang membudidayakan sayuran organik adalah Jawa Barat karena iklim, cuaca dan kondisi tanah di daerah ini mendukung usahatani sayuran organik. PT Masada Organik Indonesia (PT MOI) merupakan salah satu perusahaan agribisnis di Jawa Barat yang bergerak dibidang sayuran organik. PT MOI mengalami fluktuasi dalam produktivitas sayuran organik yang mengindikasikan adanya risiko produksi dalam menjalankan usahanya. Perusahaan melakukan diversifikasi dengan tujuan untuk meminimalkan risiko produksi. Penelitian dilaksanakan di PT MOI. Waktu penelitian dilakukan selama bulan April hingga Mei 2010. Data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan pihak perusahaan, sedangkan data sekunder diperoleh dari data produksi perusahaan dan literatur lain yang relevan terhadap penelitian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tindakan diversifikasi yang dilakukan perusahaan benar dapat meminimalkan risiko produksi atau tidak. Setelah mengetahui tingkat risiko yang dihadapi dalam usaha ini, perusahaan perlu mencari alternatif strategi dalam penanganan risiko agar dapat meminimalkan risiko produksi tersebut. Pengolahan data komputer menggunakan Microsoft Excel. PT MOI melakukan budidaya di kebun seluas tiga hektar yang dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut plot. Setiap plot dibagi menjadi bedengan-bedengan yang berjumlah kurang lebih 1600 bed. Perusahaan membudidayakan sekitar 30 jenis sayuran organik, diantaranya yaitu, brokoli, bunga kol, kacang merah, daun bawang, tomat, bayam hijau, bayam merah, pakcoy, caesin, selada keriting, jagung manis, zukini, lobak, kangkung, timun curry, timun lokal, wortel, dan lain lain. Produk sayuran yang menjadi unggulan perusahaan antara lain bayam hijau, brokoli, caisin, dan wortel karena tingginya permintaan konsumen terhadap komoditi tersebut. Berdasarkan data dari perusahaan, produktivitas empat komoditi sayuran organik pada perusahaan selama 10 periode mengalami fluktuasi. Hal tersebut mengindikasikan adanya risiko yang dihadapi perusahaan dalam memproduksi sayuran organik. Perhitungan risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dihitung dengan menggunakan pendekatan nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation. Sebelum menilai risiko, terlebih dahulu dihitung peluang dan nilai pengembalian harapan (expected return). Sayuran organik yang telah dianalisis risiko produksinya menggambarkan risiko yang dihadapi perusahaan pada masing-masing komoditi yang diusahakan. PT Masada Organik Indonesia melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usahataninya, kombinasi dari beberapa kegiatan dinamakan diversifikasi. Pengusahaan secara diversifikasi ini menjadikan risiko yang dihadapi perusahaan dinamakan risiko portofolio. Perbandingan terhadap risiko produksi spesialisasi dan portofolio dilakukan melalui pengukuran risiko dengan cara menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha disertai dengan pembobotan masing-masing komoditi. Pengukuran risiko portofolio ini diawali dengan menghitung bobot portofolio atau fraction portofolio. Berdasarkan hasil perbandingan risiko yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa dari seluruh kegiatan usahatani, tingkat risiko paling tinggi berdasarkan produktivitas adalah komoditi brokoli pada kegiatan spesialisasi dengan perolehan nilai coefficient variation sebesar 0,564. Berdasarkan wawancara di lapang, didapatkan informasi bahwa tanaman brokoli sangat rentan terhadap cuaca serta hama penyakit. Menurut manajer kebun, kondisi cuaca kini tidak mudah diprediksi dan perusahaan saat itu juga masih sering mengalami kegagalan dalam kegiatan pembibitan brokoli. Hal tersebut berdampak pada produksi yang tidak mencapai target dan produktivitas tanaman brokoli yang tidak sesuai harapan. Selain itu, juga dapat dilihat bahwa tingkat risiko paling rendah dari keseluruhan kegiatan usaha adalah komoditi wortel pada kegiatan spesialisasi dengan perolehan nilai coefficient variation sebesar 0,241. Menurut hasil wawancara oleh pihak kebun PT Masada Organik Indonesia, tingkat risiko produksi wortel paling rendah dikarenakan tanaman wortel merupakan tanaman yang paling tahan terhadap ancaman kondisi cuaca yang buruk maupun ancaman serangan hama dan penyakit. Selain itu, wortel paling mudah dibudidayakan dibandingkan dengan komoditi sayuran organik lainnya seperti bayam hijau, caisin, dan brokoli. Tingkat risiko yang paling kecil berdasarkan produktivitas pada komoditi wortel, pada kenyataannya tidak membuat perusahaan hanya mengusahakan sayuran wortel saja. Hal tersebut karena permintaan konsumen terhadap sayuran organik sangat beragam. Oleh sebab itu, perusahaan melakukan kegiatan portofolio dalam usahataninya. Tingkat risiko produksi yang paling kecil pada kegiatan portofolio berdasarkan produktivitas adalah pada kombinasi komoditi wortel dan caisin dengan perolehan coefficient variation sebesar 0,273. Dari hasil analisis portofolio tersebut menunjukkan bahwa diversifikasi dapat meminimalkan risiko produksi. PT Masada Organik Indonesia sebaiknya melakukan manajemen risiko dan strategi penanganannya agar risiko produksi sayuran organik dapat diminimalisir. Salah satu strategi yang telah dilakukan perusahaan yaitu diversifikasi usaha dapat terus dikembangkan. Selain itu, manajemen risiko yang perlu diterapkan perusahaan adalah melakukan fungsi manajemen dengan lebih baik lagi terutama pada fungsi controlling atau pengontrolan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Risiko Produksi Sayuran Organik pada PT Masada Organik Indonesia di Bogor Jawa Barat.en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record