Show simple item record

dc.contributor.advisorKusnadi,Nunung
dc.contributor.authorDewanata, Okky Pandu
dc.date.accessioned2012-02-03T07:36:03Z
dc.date.available2012-02-03T07:36:03Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53186
dc.description.abstractIndonesia has potential to become fruits exporter country. One of the fruits in Indonesia which has a good prospect is citrus. However, the export of citrus in Indonesia still very few and even Indonesia still imports. Garut Regency as one production center of citrus in Indonesia has chance to compete with citrus imports and to expand the market by exports. There is different kind of technology about citrus cultivation in Garut Regency. The objective of this study are to analyze the effect of technology in competitiveness of citrus in Garut Regency, to analyze government policy effect in competitiveness of citrus in Garut Regency, and to analyze the change effect of exchange rate rupiah, citrus price, and fertilizer price in competitiveness of citrus in Garut Regency. Data were analyzes using Policy Analysis Matrix (PAM). The results suggest that modern technology have more comparative advantage than traditional technology. But, the traditional technology have more competitive advantage than modern technology. The government is expected to support for increasing the comparative and competitive advantage in citrus cultivation in Garut Regency, such as provide the credit facilities.en
dc.description.abstractJeruk siam merupakan komoditas buah yang cukup terkenal dan digemari bagi masyarakat Indonesia. Hal ini dibuktikan berdasarkan Data Badan Pusat Statistika (2010) yang menunjukkan bahwa adanya peningkatan konsumsi akan jeruk siam dalam masyarakat. Namun, peningkatan konsumsi tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan akan produksi jeruk siam. Hal tersebut akan memicu pemerintah untuk mengimpor jeruk siam guna memenuhi kebutuhan konsumsi jeruk siam di Indonesia. Hal ini dapat menjadi peluang bagi Kabupaten Garut sebagai salah satu sentra produksi jeruk siam di Indonesia untuk memenuhi dan mensubstitusi jeruk impor tersebut. Pemerintah Kabupaten Garut menganjurkan bagi produsen jeruk siam untuk menggunaan bibit jeruk siam yang berasal dari penangkar dengan tujuan untuk meningkatkan produksi, kualitas dan daya tahan terhadap penyakit. Namun, pada kenyataanya masih terdapat petani jeruk siam yang menggunakan bibit dengan batang bawah hasil tebasan tanaman jeruk siam yang tidak produktif lagi. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan pengusahaan jeruk siam dalam bentuk teknologi penggunaan bibit pada pengusahaan jeruk siam di Kabupaten Garut. Maka menjadi pertanyaan bentuk pengusahaan jeruk siam mana yang unggul secara komparatif dan kompetitif. Berdasarkan fakta tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah 1) Menganalisis pengaruh teknologi terhadap keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Jeruk Siam di Kabupaten Garut, 2) Menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap daya saing pengusahaan Jeruk Siam di Kabupaten Garut, dan 3) Menganalisis keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Jeruk Siam apabila terdapat perubahan nilai tukar rupiah, harga jeruk siam domestik dan kenaikan harga pupuk di Kabupaten Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Policy Analysis Matrix (PAM), dengan pertimbangan bahwa dengan metode ini dapat menjawab tujuan yang ingin dicapai, yaitu dapat diketahui keunggulan kompetitif dan keunggulan komperatif serta dampak kebijakan pemerintah terhadap suatu komoditas. Daya saing komoditas jeruk siam dapat dilihat dari analisis keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatifnya. Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai Rasio Biaya Privat (PCR) pengusahaan jeruk siam yang diperoleh dengan teknologi modern (0,84) lebih tinggi daripada nilai PCR yang diperoleh dengan teknologi tradisional (0,80). Hal ini mengindikasikan bahwa komoditas jeruk siam dengan teknologi tradisional memiliki keunggulan kompetitif lebih besar dibandingkan komoditas jeruk siam dengan teknologi modern. Sedangkan nilai Rasio Biaya Sumberdaya Domestik (DRC) pengusahaan jeruk siam yang diperoleh dengan teknologi modern (0,71) lebih rendah daripada nilai DRC yang diperoleh dengan teknologi tradisional (0,75). Hal ini mengindikasikan bahwa komoditas jeruk siam dengan teknologi modern memiliki keunggulan komparatif lebih besar dibandingkan dengan komoditas jeruk siam teknologi tradisional. 19 Dampak kebijakan pemerintah terhadap pengusahaan komoditas jeruk siam di Kabupaten Garut secara keseluruhan dapat dilihat dari nilai Koefisien Proteksi Efektif (Effective Protection Coefficient/EPC), Koefisien Keuntungan (Profitability Coefficient/PC), Transfer Bersih (TB), dan Rasio Subsidi Produsen (SRP). Berdasarkan nilai EPC yang kurang dari satu menunjukkan proteksi pemerintah terhadap sistem produksi sangat rendah. Petani responden tidak mendapatkan proteksi dari pemerintah sehingga harga jeruk siam yang berlaku di Kecamatan Samarang (Rp 5000,00 per kilogram) berada di bawah harga efisiennya (Rp 5.380,36 per kilogram). Nilai TB yang negatif menunjukkan bahwa dampak kebijakan pemerintah terhadap input dan output yang berlaku menyebabkan kehilangan keuntungan. Nilai PC yang kurang dari satu mengindikasikan kebijakan pemerintah yang ada mengakibatkan keuntungan yang diterima produsen jeruk siam lebih kecil dari pada tanpa adanya kebijakan. Nilai SRP yang negatif menggambarkan bahwa kebijakan pemerintah yang berlaku selama ini menyebabkan produsen jeruk siam baik teknologi modern maupun teknologi tradisional mengeluarkan biaya lebih tinggi dari opportunity cost untuk berproduksi. Secara keseluruhan kebijakan pemerintah yang berlaku saat ini masih belum mendukung dalam hal pengembangan dan peningkatan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif pengusahaan komoditas jeruk siam di Kabupaten Garut. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mensubstitusi kelemahan metode Policy Analysis Matrix yang hanya memberlakukan satu tingkat harga padahal dalam keadaan sebenarnya harga tersebut sangat variatif. Berdasarkan hasil analisis, perubahan nilai tukar rupiah, harga jeruk siam, dan harga pupuk bersubsidi, memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pengusahaan jeruk siam modern dibandingkan pengusahaan jeruk siam tradisional. Artinya pengusahaan jeruk siam modern akan mengalami peningkatan keuntungan yang besar jika terjadi perubahan dimana nilai tukar rupiah melemah, harga jeruk siam meningkat dan harga pupuk bersubsidi menurun. Namun disisi lain, pengusahaan jeruk siam modern juga akan mengalami penurunan keuntungan yang besar jika terjadi perubahan dimana nilai tukar rupiah menguat, harga jeruk siam menurun dan harga pupuk bersubsidi meningkat. Hal sebaliknya dialami pada pengusahaan jeruk siam tradisional, dimana jika terjadi perubahan pada nilai tukar rupiah, harga jeruk siam, dan harga
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.subjectCitrusen
dc.subjectPolicy Analysis Matrix (PAM)en
dc.subjectCompetitivenessen
dc.titleAnalisis Daya Saing dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Komoditas Jeruk Siam di Kabupaten Garut (Studi Kasus : Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record