Show simple item record

dc.contributor.advisorFariyanti,Anna
dc.contributor.authorPratiwi, Meiranti Yudi
dc.date.accessioned2012-02-03T05:31:15Z
dc.date.available2012-02-03T05:31:15Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53178
dc.description.abstractSektor pertanian merupakan sektor yang telah berperan cukup signifikan dalam pembangunan perekonomian Indonesia, seperti, menyerap tenaga kerja, sumber pendapatan bagi masyarakat, menyediakan bahan pangan serta mendatangkan devisa bagi negara. Salah satu sub sektor pertanian yang telah menghasilkan produk pertanian yang memiliki nilai komersial cukup tinggi adalah sub sektor hortikultura. Sayuran merupakan komoditas hortikultura yang telah mampu berkontribusi bagi pembangunan nasional. Salah satu jenis sayuran yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, yaitu caisin. Kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani caisin selalu dihadapkan pada risiko, diantaranya risiko produksi. Indikasi adanya risiko produksi ditunjukkan oleh fluktuasi produktivitas yang diperoleh petani caisin di Desa Citapen yang tergabung dalam Kelompok Tani Pondok Menteng. Risiko produksi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor terkendali dan faktor tidak terkendali. Faktor terkendali, yaitu penggunaan input atau faktor-faktor produksi, sedangkan faktor tidak terkendali, yaitu hama penyakit dan cuaca yang tidak menentu. Adanya risiko produksi akan mempengaruhi pendapatan usahatani petani caisin. Tujuan penelitian ini adalah : (1) menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi terhadap risiko produksi yang dihadapi oleh petani caisin di Desa Citapen dan (2) menganalisis pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan usahatani caisin di Desa Citapen. Lokasi penelitian di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2011. Sampel yang diambil sebanyak 35 responden petani caisin dengan menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan melalui pendekatan deskriptif untuk melihat keragaan dan gambaran usahatani caisin di daerah penelitian. Sementara itu, data mengenai input dan output usahatani caisin dianalisis secara kuantitatif dengan model GARCH (1,1) yang dilakukan dengan bantuan alat aplikasi, yakni Eviews 6. Analisis pendapatan usahatani dilakukan dengan bantuan alat aplikasi komputer, yakni Microsoft Excel. Hasil pendugaan persamaan fungsi produksi menunjukkan bahwa variabel benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat, dan tenaga kerja mempunyai tanda parameter positif, yakni masing-masing sebesar 0,332313; 0,149424; 0,001976; 0,204067; dan 0,625879. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat, dan tenaga kerja maka produktivitas caisin semakin meningkat. Sedangkan, variabel pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun mempunyai tanda parameter negatif, yakni masing-masing sebesar -0,047610; -0,466096; dan -0.181706. Artinya, semakin banyak penggunaan variabel pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun maka produktivitas caisin iii semakin menurun. Berdasarkan nilai peluangnya, variabel benih, kapur, pestisida cair, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,0019; 0,1231; 0,0001; 0,0336; 0,1136; dan 0,0000. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka keenam variabel tersebut berpengaruh nyata terhadap produktivitas caisin. Sedangkan, variabel pupuk kandang dan pupuk urea mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,4622 dan 0,9831. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka kedua variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas caisin. Hasil pendugaan persamaan fungsi variance produksi menunjukkan bahwa variabel benih, pupuk kandang, dan pestisida cair mempunyai tanda parameter positif, yakni masing-masing sebesar 0,052855; 0,000228; dan 0,017458. Artinya, semakin banyak penggunaan benih, pupuk kandang, dan pestisida cair maka variasi produktivitas caisin semakin meningkat. Dengan demikian, ketiga variabel tersebut merupakan faktor yang menimbulkan risiko produksi (risk inducing factors). Sedangkan, variabel kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja mempunyai tanda parameter negatif, yakni masing-masing sebesar -0,004680; -0,004024; -0,005802; -0,052801; dan -0,006754. Artinya, semakin banyak penggunaan kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja maka variasi produktivitas caisin semakin menurun. Dengan demikian, kelima variabel tersebut merupakan faktor yang mengurangi risiko produksi (risk reducing factors). Berdasarkan nilai peluangnya, variabel pupuk daun mempunyai peluang sebesar 0,1014. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka variabel pupuk daun berpengaruh nyata terhadap variasi produktivitas caisin. Sedangkan, variabel benih, pupuk kandang, kapur, pupuk urea, pestisida cair, pestisida padat, dan tenaga kerja mempunyai peluang masing-masing sebesar 0,3147; 0,9914; 0,8734; 0,8874; 0,6869; 0,7993; dan 0,9059. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka ketujuh variabel tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap variasi produktivitas caisin. Selain itu, variabel error kuadrat musim sebelumnya dan variabel variance error musim sebelumnya mempunyai parameter bertanda positif. Artinya, semakin tinggi risiko produksi caisin pada musim sebelumnya, maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya. Rata-rata pendapatan usahatani caisin yang diperoleh pada musim kemarau lebih rendah daripada musim hujan. Hal ini dikarenakan risiko produksi pada musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan, sehingga mempengaruhi jumlah hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan petani responden. Secara bisnis, usahatani caisin menarik untuk diusahakan karena telah mendatangkan keuntungan yang cukup besar. Hal ini ditunjukkan dari nilai pendapatan total yang diperoleh, yakni sebesar Rp 15.345.468,02 per hektar per periode tanam pada musim hujan. Sedangkan pada musim kemarau menghasilkan pendapatan total sebesar Rp 6.127.298,22 per hektar per periode tanam. Dengan demikian adanya analisis risiko produksi ini diharapkan petani lebih memperhatikan mengenai penggunaan input, seperti penggunaan benih berkualitas yang tahan terhadap kekeringan dan hama serta penyakit, penggunaan pupuk kandang yang kering, dan penggunaan pestisida cair berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Petani juga sebaiknya melakukan penyiraman rutin pada musim kemarau dan cermat memperhitungkan perbedaan kebutuhan pada musim kemarau dan musim hujan, sehingga penggunaan input sesuai dengan kebutuhan pada musim tanam tersebut.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Caisin (Brassica rapa cv. caisin) di Desa Citapen Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogoren


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record