Show simple item record

dc.contributor.advisorHarmini
dc.contributor.authorAdinugroho, M. Fadhil
dc.date.accessioned2012-02-03T05:18:51Z
dc.date.available2012-02-03T05:18:51Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53175
dc.description.abstractHarga menjadi salah satu isu penting dalam pelelangan teh di Jakarta Tea Auction. Harga menjadi penting karena selain menjadi salah satu indikator penerimaan bagi perusahaan, juga menjadi salah satu indikator penentuan produksi. Dalam pendugaannya harga lelang yang akan datang diduga menggunakan permodelan peramalan univariate, Naive Forecasting. Adanya liberalisasi perdagangan, maka diduga terdapat hubungan antara harga teh di Jakarta dengan tempat lelang lain seperti Colombo dan Guwahati. Sehingga dalam pendugaan harga yang akan datang akan lebih akurat jika menggunakan model peramalan multivariate. Teh hitam yang dipasarkan di dunia Internasional memiliki 36 grade, enam grade yang diminati oleh pasar internasional antara lain, BOP (Broken Orange Pekoe), PF (Pekoe Fanning), Fanning, Dust, BP (Broken Pekoe), dan BT (Broken Tea). Dust digunakan dalam penelitian karena Dust merupakan salah satu grade teh yang sering digunakan dalam tea bag. Selain itu Dust merupakan jenis grade teh yang paling banyak dilelang di Jakarta Tea Auction kedua setelah Fanning. Terkadang produsen masih seringkali kesulitan dalam menduga grade jenis apa yang diminati pada lelang yang akan datang, dikarenakan ketimpangan informasi yang didapat mengenai pasar sehingga mempengaruhi perencanaan penerimaan perusahaan. Vector Autoregression (VAR) merupakan permodelan multivariate yang dapat menjelaskan hubungan antar variabel yang diduga berhubungan dan pendugaan harga yang akan datang. Sehingga diharapkan melalui model VAR dapat tergambar bagaimana kondisi pasar teh khususnya grade Dust. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis volatilitas harga teh grade Dust di pasar lelang dunia. (2) Menganalisis hubungan harga teh grade Dust di Jakarta Tea Auction terhadap auction Colombo dan Guwahati. (3) Menganalisis performa model VAR dalam menduga harga teh grade Dust Jakarta Tea Auction yang akan datang. (4) Menyusun rekomendasi strategi yang dapat dilakukan PT. KPB Nusantara, sebagai pelaksana Jakarta Tea Auction, dan Dewan Teh Indonesia, sebagai pemegang kebijakan agribisnis teh nasional, untuk meningkatkan penjualan teh khususnya grade Dust. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data harga rataan teh grade Dust yang berasal dari tiga tempat lelang, untuk harga Dust Jakarta Tea Auction data bersumber dari laporan riset pasar milik PT. KPB Nusantara dan harga Dust Colombo Tea Auction, besumber dari situs John Keels Ltd. Guwahati Tea Auction data bersumber dari Guwahati Tea Auction Centre. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa pelaku usaha teh dan staff PT. KPB Nusantara agar mendapat gambaran mengenai pelelangan di Jakarta Tea Auction. iii Hasil uji volatilitas menunjukkan pasa Colombo sebagai pasar teh grade Dust yang paling volatil. Jakarta keluar sebagai pasar yang paling rendah tingkat volatilitasnya, ini menunjukkan variasi harga yang terjadi di Jakarta sangat kecil. Berdasarkan keluaran model VAR, didapatkan tidak terdapat hubungan timbal balik antara Jakarta, Colombo dan Guwahati. Sehingga perubahan harga yang terjadi di kedua auction luar tersebut tidak tertransmisikan terhadap harga yang terjadi di Jakarta Tea Auction. Berdasarkan keluaran fungsi respon impuls, Jakarta Tea Auction merespon shock yang terjadi di Guwahati Tea Auction dan Colombo Tea Auction pada periode kedua. Dikarenakan perbedaan waktu auction yang dilaksaknakan oleh ketiga tempat lelang. Namun pengaruh shock yang dirasakan tidak terlalu besar, dikarenakan masih terbukanya peluang bagi pasar teh grade Dust. Selain diekspor ke Inggris, Mesir, dan Pakistan, Jakarta juga mengekspor teh grade Dust ke beberapa pasar lain seperti Malaysia, Belanda, Amerika Serikat, Jerman, dan Polandia. Dalam pendugaan harga yang akan datang, berdasarkan hasil Variance Decomposition, Jakarta Tea Auction memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap penjelasan keragaman harga teh grade Dust Jakarta Tea Auction yang akan datang, jika dibandingkan dengan Guwahati Tea Auction dan Colombo Tea Auction. Jika membandingkan antara Model Naive Forecasting dengan Model VAR, Model Naive Forecasting sudah cukup baik menggambarkan harga rata-rata teh grade Dust untuk masa mendatang. Berdasarkan wawancara dengan Ibu Mujiati, peneliti di PT. KPB Nusantara, dalam penentuan harga teh lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yakni: kualitas teh yang dijual saat lelang, keadaan alam, kondisi geopolitik, kondisi ekonomi global, dan keadaan negara tujuan buyer. Berdasarkan hasil analisis dari permodelan VAR ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PT. KPB Nusantara dan Dewan Teh Indonesia untuk meningkatkan penjualan teh grade Dust yang dilelang di Jakarta Tea Auction antara lain; (1) PT. KPB Nusantara dapat mencoba untuk memformulasikan model univariate pendugaan harga yang lebih tepat, seperti Moving Average, Exponential Smoothing atau ARIMA, dikarenakan adanya komponen musiman dalam data. (2) Meningkatkan kualitas dari teh grade Dust yang dilelang di Jakarta Tea Auction (3) Diharapkan adanya pertukaran informasi yang baik dari PT. KPB Nusantara dan Dewan Teh Indonesia guna merespon perkembangan pasar teh yang sedang terjadi saat ini. Sehingga kerancuan informasi tidak terjadi di kalangan produsen teh.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Transmisi Harga Teh Hitam Grade Dust Indonesia (Dengan Pendekatan Model Vector Autoregression)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record