View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Economics and Management
      • UT - Agribusiness
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Economics and Management
      • UT - Agribusiness
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Analisis Kelayakan Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang (Clarias sp), Studi Kasus Yoyok Fish Farm, Desa Pasir Angin, Kecamatan Mega Mendung, Bogor, Jawa Bara

      Thumbnail
      View/Open
      Bab I (604.2Kb)
      Bab II (471.8Kb)
      Bab III (546.4Kb)
      Bab IV (523.8Kb)
      Bab V (586.2Kb)
      Bab VI (640.1Kb)
      Bab VII (836.0Kb)
      Bab VIII (453.2Kb)
      Cover (492.0Kb)
      Daftar Pustaka (456.4Kb)
      Full text (2.594Mb)
      Lampiran (1.078Mb)
      Ringkasan (474.7Kb)
      Date
      2011
      Author
      Sembiring, Jhon Modesta
      Rachmina, Dwi
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Sektor perikanan Indonesia memiliki potensi produksi yang cukup besar. Hal tersebut karena Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah perairan yang luas. Sehingga sektor perikanan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Salah satu komoditas perikanan air tawar adalah lele yang merupakan ikan konsumsi. Selama ini kebutuhan akan ikan konsumsi khususnya Jabodetabek dipasok dari pembudidaya lele yang berasal dari kawasan-kawasan lain di luar Jabodetabek diantaranya Subang, Indramayu, Tasikmalaya dan Jawa Tengah. Hal tersebut dikarenakan Kebutuhan ikan lele konsumsi yang dipasok dari luar Jabodetabek selama ini tidak menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan lele konsumsi. Oleh karena itu pasokan lele konsumsi sering mengalami keterlambatan pasokan dan harga yang tergolong lebih tinggi karena distribusi yang jauh dari luar Jabodetabek. Kebutuhan Akan ikan konsumsi cenderung mengalami peningkatan hampir setiap tahunnya. Salah satunya adalah lele yang merupakan ikan konsumsi yang kini banyak digemari oleh masyarakat dikarenakan rasa daging yang khas, lezat dan kandungan gizi. Dari hasil kajian Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT), lele sangkuriang menjadi salah satu unggulan produk perikanan air tawar yang baik untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan budidayanya yang relatif mudah, tidak memerlukan teknologi yang tinggi, daya tahan hidup yang kuat (Survival Rate) 90 persen dan proses produksi yang relatif cepat. Selain itu penggunaan kolam terpal sebagai temapat pemeliharaan menjadi menjadi salah satu inovasi yang memberikan beberapa kelebihan. Salah satu usaha pembesaran lele sangkuriang yang ada di Kabupaten Bogor adalah Yoyok Fish Farm. Dilihat dari pasar yang masih belum terpenuhi dan lahan yang masih belum dipergunakan sepenuhnya, Yoyok Fish Farm berencana mengembangkan usaha pembesaran lele sangkuriang yang dimilikinya. Dalam menjalankan usaha dan sebelum mengembangkan usahanya diperlukan analisis kelayakan usaha untuk mengetahui kelayakan usaha pembesaran lele sangkuriang kolam terpal. Analisis dilakukan pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm dilakukan dengan menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang dijejaki dalam usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Sedangkan Analisis kuatitatif dilakukan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm berdasarkan dengan kriteria kelayakan investasi (Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode dan Switching Value. Data kuantitatif dikumpulkan, kemudian diolah dengan menggunakan komputer software microsoft excel yang akan ditampilkan dalam bentuk tabulasi sehingga dapat dijelaskan secara deskriptif. Analisis yang dilakukan terhadap aspek non finansial penting dilakukan karena dapat memberikan gambaran terhadap usaha sedang dijalankan maupun yang akan dijalankan. Pada penelitian yang dilakukan terhadap aspek non finansial meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek sosial. Berdasarkan hasil analisis aspek non finansial usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm layak untuk dijalankan. Dalam aspek pasar dijelaskan tentang permintaan, penawaran, strategi pemasaran dan market share. Lokasi usaha, proses produksi, dan skala usaha dijelaskan dalam aspek teknis. Aspek manajemen menjelaskan tentang struktur manajemen organisasi yang diterapkan. Kesesuaian bentuk hukum dan izin usaha dijelaskan dalam aspek hukum. Aspek sosial ekonomi dan lingkungan menjelaskan tentang pengaruh proyek terhadap masyarakat sekitar lokasi usaha. Siklus produksi pada usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm adalah empat kali dalam satu tahun atau satu siklus produksinya 3 bulan. Hasil analisis kriteria kelayakan finansial, usaha pembesaran lele sangkuriang Yoyok Fish Farm berdasarkan dua skenario yaitu skenario pertama merupakan usaha sebelum pengembangan dan skenario rencana pengembangan yang dilakukan. Pada skenario kedua dilihat dari kriteria NPV, IRR, net B/C dan PP lebih menguntungkan dibandingkan dengan skenario pertama: masing-masing nilai yang diperoleh NPV sebesar Rp 38.751.281, IRR: 33,02 persen, Net B/C: 2,68 dan PP: 6,03 siklus. Skenario II hasil yang diperoleh dari pendekatan NPV nilai yang diperoleh adalah Rp 108.004.579, IRR: 43,52 persen, Net B/C: 3,34 dan PP: 4,87 siklus. Berdasarkan kedua skenario yang dilakukan, skenario kedua merupakan usaha yang memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan skenario pertama. Batas maksimal penurunan produksi yang masih memberikan keuntungan pada skenario pertama hanya sebesar 8,61 persen. Sedangkan untuk skenario kedua adalah sebesar 11,30 persen. Demikian pula dengan perubahan kenaikan harga pakan berupa pelet. Perbedaan persentase antara kenaikan harga pakan pada masing-masing skenario sangat besar perbedaannya. Batas maksimal kenaikan harga pakan pada skenario pertama adalah sebesar 16,02 persen, sedangkan pada skenario kedua adalah sebesar 22,48 persen.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53163
      Collections
      • UT - Agribusiness [4770]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository