Show simple item record

dc.contributor.advisorDewi, Febriantina
dc.contributor.authorAbdurachman, Guna Gustana
dc.date.accessioned2012-02-02T03:25:27Z
dc.date.available2012-02-02T03:25:27Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53150
dc.description.abstractPangan ialah kebutuhan pokok yang mendasar bagi kelangsungan hidup manusia. Jenis tanaman pangan yang utama bagi penduduk Indonesia adalah padi yang selanjutnya dikonsumsi dalam bentuk beras. Menurut Nainggolan (2007) tingkat konsumsi beras penduduk Indonesia adalah 139,15 kg/kapita/tahun, hal itu sudah melebihi rata-rata tingkat konsumsi dunia yaitu sebesar 56,9 kg/kapita/tahun dan dapat diperkirakan kebutuhan konsumsi tahun 2030 sebesar 59 juta ton. Apabila tingkat konsumsi beras tersebut tidak menurun serta tanpa diimbangi oleh perluasan lahan maka akan mengancam ketahanan pangan bagi Indonesia. Solusi terhadap ancaman tersebut, pemerintah mengeluarkan program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) melalui pengembangan dan penerapan benih padi hibrida. Benih padi hibrida yang dijadikan perbantuan ialah benih padi hibrida varietas Intani 2. Varietas ini merupakan benih padi yang berkualitas, akan tetapi banyak petani yang enggan untuk menanam dan akhirnya luas areal penanaman benih tersebut tidak berkembang dengan pesat di kalangan petani. Oleh karena itu, pemerintah serta para produsen benih padi harus memiliki pengetahuan mengenai perilaku dari para petani. Sehingga penelitian tentang sikap dan kepuasan petani terhadap benih padi hibrida merupakan sesuatu hal yang perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah (1) Menganalisis karakteristik petani di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, (2) Menganalisis motivasi dan sikap petani terhadap benih padi hibrida varietas Intani 2 di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, dan (3) Menganalisis kepuasan petani terhadap benih padi hibrida varietas Intani 2 di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, yang dilaksanakan pada bulan Juni hingga Agustus 2011. Pemilihan responden dilakukan dengan metode Sensus sebanyak 43 petani responden. Dalam menjawab perumusan masalah penelitian digunakan analisis deskriptif, analisis Cochran, analisis Multiatribut Fishbein, dan Costumers Satisfaction Index. Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, paling banyak petani berada pada kelompok usia ≥ 42 tahun, berjenis kelamin laki-laki, menikah, tingkat pendidikan terbanyak adalah sekolah dasar. Usahatani ini merupakan pekerjaan utama, rata-rata pendapatan antara Rp 500.000 hingga Rp 999.999, dengan lama berusahatani padi dari 11 hingga 20 tahun, lahan yang digunakan sebagian besar menyewa dengan rata-rata luas lahan kurang dari 0,5 ha. Budidaya yang dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun dengan pola tanam menggunakan padi secara terus menerus, rata-rata hasil Gabah Kering Panen (GKP) dari benih padi inbrida atau benih padi konvensional yang umumnya ditanam oleh para petani ialah sebesar 5,29 ton/ha, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) adalah Rp 2.400/kg, dan varietas yang paling sering digunakan ialah Ciherang. Berdasarkan hasil penelitian pada motivasi petani terhadap benih padi hibrida varietas Intani 2 sebagian besar petani responden tidak termotivasi untuk menanam kembali benih padi hibrida varietas Intani 2 sebesar 50,90 persen. Hal tersebut berdasarkan penilaian petani yang menyatakan tidak setuju bahwa menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 karena dapat memberikan hasil panen yang lebih tinggi, tidak setuju bahwa benih padi hibrida dapat meningkatkan pemenuhan hidup keluarga dan dapat memperoleh keuntungan yang tinggi, tidak setuju apabila benih padi hibrida Varietas Intani 2 memiliki waktu panen yang lebih cepat, tidak setuju jika padi hibrida varietas Intani 2 memiliki kualitas padi yang lebih baik, setuju bahwa para petani menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 hanya sekedar mengikuti petani lainnya, dan juga menyatakan setuju bahwa menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 hanya sekedar untuk mengikuti anjuran pemerintah, serta menyatakan tidak setuju bahwa menanam benih padi hibrida varietas Intani 2 karena memiliki kemudahan di dalam penggunaan benih padi hibrida. Hasil analisis Cochran menunjukkan bahwa terdapat sembilan atribut yang dianggap penting dalam memilih benih padi untuk ditanam yaitu benih bersertifikat, rasa nasi, tahan rebah tanaman, ketersediaan benih, pemasaran hasil panen, ketahanan terhadap hama dan penyakit, produktivitas, harga benih, dan yang terkahir harga jual gabah (GKP). Hasil analisis multiatribut Fishbein menunjukkan total nilai sikap yang diperoleh benih padi hibrida varietas Intani 2 dan benih padi inbrida varietas Ciherang ialah sebesar -7,59 dan 9,88. Semakin besar total skor sikap maka benih tersebut semakin dapat memenuhi harapan dan keinginan petani. Sehingga berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa petani lebih menyukai benih padi inbrida varietas Ciherang dari pada benih padi hibrida varietas Intani 2. Hasil analisis Costumers Satisfaction Index (CSI) menunjukkan bahwa benih padi hibrida varietas Intani 2 memperoleh skor sebesar 49,59 persen yang dianggap termasuk dalam kategori biasa atau netral. Sedangkan CSI pada benih padi inbrida varietas Ciherang ialah 75,87 persen atau termasuk kedalam kategori puas. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran yaitu produsen sebaiknya memperbaiki kinerja pada benih padi hibrida varietas Intani 2, agar kedepannya dapat menghasilkan benih padi hibrida yang lebih unggul dari sebelumnya dan diminati oleh para petani karena pada saat ini benih tersebut memiliki produktivitas yang rendah dan rentan terhadap virus tungro serta hama keong. Selain itu, sebaiknya perusahaan (PT BISI) dapat bersaing dari segi kualitas benih yang sebanding dengan harganya yang sangat mahal yaitu sebesar Rp 50.000/kg, sehingga tidak mengecewakan para petani. Kemudian selaku produsen benih harus mampu mendistribusikan benih padi hibrida varietas Intani 2 di tingkat pasar atau kios-kios pertanian, agar dapat mempermudah petani dalam memperoleh benih padi tersebut. Disamping itu, para peneliti ataupun pemulia tanaman yang berasal dari pihak swasta maupun pemerintah harus memproduksi benih padi hibrida yang memiliki produktivitas tinggi, dan tahan terhadap hama serta penyakit.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Sikap dan Kepuasan Petani terhadap Benih Padi Hibrida di Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogoren


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record