Show simple item record

dc.contributor.advisorFariyanti,Anna
dc.contributor.authorPrimasari, Deti
dc.date.accessioned2012-02-01T04:48:11Z
dc.date.available2012-02-01T04:48:11Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/53128
dc.description.abstractSektor pertanian memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu sub sektor pertanian yang memiliki peranan penting dalam perkembangan ekspor di Indonesia adalah hortikultura. Berdasarkan data perkembangan ekspor, menunjukkan bahwa hortikultura mengalami peningkatan volume ekspor pada tahun 2007 sampai 2008. Salah satu komoditas hortikultura yang memiliki perkembangan volume ekspor adalah tanaman hias dan tanaman buah. Berdasarkan nilai Produk Domestik Bruto tahun 2008 hingga 2009, komoditas tanaman hias dan buah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikatakan bahwa tanaman hias dan buah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap Produk Domestik Bruto nasional. Perkembangan produksi tanaman hias dan buah di Indonesia mengalami fluktuasi produksi dan produktivitas. Fluktuasi produksi dan produktivitas ini mengindikasikan adanya risiko pada usaha tanaman hias dan buah. PT Istana Alam Dewi Tara merupakan salah satu perusahaan yang mengusahakan berbagai tanaman hias dan bibit tanaman buah. Perusahaan ini melakukan diversifikasi tanaman hias dan bibit tanaman buah dalam kegiatan usahanya. Diversifikasi dilakukan pada komoditas tanaman hias quisqualis dan mandevilla serta bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan. Diversifikasi bertujuan untuk meminimalkan risiko yang ada pada perusahaan, terutama risiko produksi dalam mengusahakan tanaman hias dan bibit tanaman buah. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis usaha diversifikasi yang dilakukan oleh PT Istana Alam Dewi Tara dalam upaya mengurangi risiko dan (2) mengkaji alternatif bentuk penanganan risiko pengusahaan tanaman hias dan bibit tanaman buah pada PT Istana Alam Dewi Tara. Penelitian ini dilakukan di PT Istana Alam Dewi Tara yang berlokasi di Jalan Cinangka Raya no.168 Sawangan, Depok. Penelitian ini berlangsung pada bulan Mei sampai Juli 2011. Produk yang dikaji adalah tanaman hias quisqualis dan mandevilla serta bibit tanaman buah lengkeng dan rambutan. Hal ini didasarkan bahwa jenis komoditas tersebut merupakan jenis tanaman dengan permintaan yang cukup tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko dengan menggunakan variance, standard deviation, dan coefficient variation pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi dengan melihat pengaruh diversifikasi dalam meminimalkan risiko. Sumber-sumber yang menunjukkan adanya risiko dalam kegiatan produksi tanaman hias dan bibit tanaman buah adalah perubahan iklim atau cuaca, serangan hama dan penyakit, serta teknik perbanyakan tanaman (teknologi) yang kurang tepat. Penilaian terhadap risiko produksi dilihat dari tingkat keberhasilan dan penerimaan sebagai return perusahaan yang diperoleh dari pengusahaan quisqualis, mandevilla, lengkeng dan rambutan. Penilaian risiko yang dilakukan adalah dengan menghitung risiko pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi. Berdasarkan analisis risiko pada kegiatan spesialisasi, didapat bahwa risiko yang iii paling tinggi terdapat pada bibit tanaman buah rambutan sebesar 0,216, sedangkan risiko terendah didapat pada bibit tanaman buah lengkeng sebesar 0,161. Hasil analisis risiko pada kegiatan diversifikasi menunjukkan bahwa pada gabungan dua komoditas yang memiliki risiko tertinggi ada pada gabungan quisqualis dan rambutan sebesar 0,227, sedangkan risiko terendah ada pada gabungan mandevilla dan lengkeng sebesar 0,185. Hasil analisis pada kegiatan diversifikasi dua komoditas, ternyata didapat risiko diversifikasi yang lebih tinggi dibandingkan risiko spesialisasinya. Diversifikasi dua komoditas tersebut adalah diversifikasi quisqualis dengan mandevilla; mandevilla dengan rambutan; dan quisqualis dengan rambutan. Hal ini berarti diversifikasi dua komoditas tersebut tidak dapat meminimalakan risiko pada spesialisasinya. Hasil penilaian ini tidak sesuai dengan tujuan dari strategi diversifikasi, yaitu untuk meminimalkan risiko yang ada pada kegiatan spesialisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan pemilihan diversifikasi dua komoditas tersebut tidak tepat untuk meminimalkan risiko. Analisis diversifikasi tiga komoditas diperoleh bahwa risiko tertinggi terdapat pada komoditas quisqualis, mandevilla dan rambutan sebesar 0,206, sedangkan risiko terendah terdapat pada komoditas mandevilla, lengkeng dan rambutan sebesar 0,172. Hasil analisis risiko portofolio gabungan empat komoditas quisqualis, mandevilla, lengkeng dan rambutan dapat dilihat bahwa tingkat risiko gabungan empat komoditas ini lebih tinggi sebesar 0,189 jika dibandingkan dengan gabungan tiga komoditas mandevilla, lengkeng dan rambutan yang memiliki risiko portofolio terendah sebesar 0,172. Meskipun demikian, diversifikasi empat komoditas di PT Iatana Alam Dewi Tara dapat meminimalkan risiko jika dibandingkan dengan mengusahakan satu komoditas. Diversifikasi empat komoditas ini dapat menurunkan risiko sebesar 0,027 dari risiko spesialisasi tertinggi (rambutan). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa strategi diversifikasi empat komoditas yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara merupakan strategi yang tepat untuk meminimalkan risiko karena dapat menurunkan risiko pada risiko spesialisasinya. Namun strategi ini belum sepenuhnya dapat meminimalkan risiko, untuk itu diperlukan pula strategi lain dalam pengelolaan risiko agar lebih meminimalkan risiko yang ada. Strategi lain yang perlu diterapkan PT Istana Alam Dewi Tara adalah dengan memperhatikan cara perbanyakan tanaman yang tepat; penggunaan media tanam yang baik; membersihkan area pertanaman dari gulma atau rumput liar yang tumbuh disekitar area untuk menghindari serangan hama; serta mengoptimalkan pelaksanaan manajemen perusahaan. Usulan strategi ini diharapkan dapat lebih meminimalkan risiko produksi pada kegiatan diversifikasi yang dilakukan PT Istana Alam Dewi Tara. Saran yang diberikan dalam penelitian ini adalah hendaknya PT Istana Alam Dewi Tara dapat lebih memperhatikan jenis komoditas yang memiliki tingkat risiko paling tinggi, terutama dalam hal pengendalian hama dan penyakit serta cara perbanyakan tanaman. Selain itu, dalam upaya untuk meminimalkan risiko hendaknya perusahaan lebih memilih kombinasi/gabungan komoditas yang memiliki risiko paling rendah. Perusahaan juga harus memperhatikan sumber-sumber risiko produksi yang terjadi pada perusahaan, seperti curah hujan yang tidak menentu; serangan hama dan penyakit; teknologi yang kurang tepat; serta kesalahan tenaga kerja. Hendaknya perusahaan juga melakukan perencanaan dan tindakan yang lebih baik dalam melakukan pencegahan-pencegahan dari hal-hal yang tidak diinginkan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Risiko Produksi Tanaman Hias dan Bibit Tanaman Buah di PT Istana Alam Dewi Tara Sawangan Depoken


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record