Show simple item record

dc.contributor.authorEkawati, Wina
dc.date.accessioned2012-01-16T07:34:17Z
dc.date.available2012-01-16T07:34:17Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/52943
dc.description.abstractThis research is focused on social representations about fish auction center in fisher community. Social representation is a psychosocial assessment that refers to the outcome and the process of a common sense. Conceptually, the fish auction center is provided by the government to assist the fishers in selling their fishes. The goals of fish auction center are to increase the fishers’ income, as the price controler, and as a place for fishers to selling their fishes. But the goals were not necessarily making the fishers utilize fish auction center optimally. In fact, many fishers prefer to utilize the broker instead of fish auction center. Thus interesting to examine about how the social representation that fishers had about the fish auction center, find out whether there is any relationship between the characteristics of the fishers, the characteristics of fish auction center and the presence of broker with the fishers’ social representations. This is an explanatory research that also looking for words that represent fish auction center in fishers’ way of thought. The words will elaborate the fishers’ common sense about fish auction center.en
dc.description.abstractUsaha nelayan sangat bergantung kepada keberadaan pasar atau konsumen. Keberadaan pasar yang tetap untuk menjual hasil tangkapan menjadi salah satu kesulitan yang dihadapi oleh nelayan, sehingga banyak nelayan yang memilih untuk melakukan sistem patron-klien agar hasil tangkapan mereka dapat memiliki pasar yang tetap. Namun sistem ini dianggap merugikan nelayan karena penetapan harga cenderung bersifat sepihak, yaitu oleh pihak patron (tengkulak). Tidak jarang harga yang didapatkan nelayan lebih rendah dari harga pasar. Untuk itu, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sekaligus memberikan pasar yang pasti bagi nelayan, pemerintah memberi bimbingan dan dorongan agar nelayan menjual hasil tangkapannya melalui proses pelelangan, yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengkaji representasi sosial tentang TPI Cituis pada nelayan; (2) Mengkaji hubungan karakteristik nelayan dengan representasi sosial nelayan tentang TPI Cituis pada nelayan; (3) Mengkaji hubungan karakteristik TPI dan interaksi nelayan dengan tengkulak dengan representasi sosial tentang TPI Cituis pada nelayan. Penelitian ini menggunakan metode analisis data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder didapatkan dari dokumentasi kantor pemerintahan, hasil studi dan penelitian ilmiah (skripsi dan tesis), laporan penelitian ilmiah, serta berbagai sumber dokumen lainnya baik cetak maupun elektronik. Representasi sosial nelayan tentang Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan kajian utama dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa representasi sosial responden terhadap TPI cenderung netral. Representasi sosial tentang TPI pada responden dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor yang berasal dari internal responden adalah jenis alat tangkap yang dipakai, status nelayan, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, pengalaman, dan umur. Faktor yang berasal dari iii eksternal responden lebih kepada faktor yang berasal dari TPI, seperti fasilitas TPI, letak TPI, pegawai TPI, sistem retribusi dan sistem lelang yang berlaku. Uji Chi-Square dan Korelasi Spearman menunjukkan bahwa tidak semua aspek karakteristik responden memiliki kaitan dengan representasi sosial tentang TPI. Jenis alat tangkap yang digunakan dan status responden terbukti memiliki kaitan dengan sikap dan keyakinan nelayan terhadap TPI. Terdapat perbedaan representasi sosial pada responden dengan status dan jenis alat tangkap yang berbeda, sedangkan tingkat pendidikan, pengalaman dan usia responden tidak memiliki hubungan dengan representasi sosial. Selain itu, diketahui bahwa tidak ada hubungan antara tingkat interaksi responden-tengkulak dengan representasi sosialnya. Opini yang muncul pada responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa keberadaan TPI memiliki manfaat bagi nelayan yang ada di sekitar TPI Cituis, namun para responden juga mengakui bahwa keberadaan tengkulak masih mereka butuhkan. Hasil asosiasi kata menunjukkan bahwa responden menganggap kata yang paling tepat untuk mewakili TPI Cituis adalah Tempat Lelang, yang berarti sesuai dengan fungsi pokok dari TPI. Kata berikutnya yang dianggap mewakili adalah kata pasar. Selain itu responden juga memaknai tengkulak sebagai tempat jual ikan dan tempat mendapat pinjaman. Hasil observasi menunjukkan bahwa banyak responden yang selain memanfaatkan TPI juga memanfaatkan tengkulak untuk menyalurkan hasil tangkapannya. Mereka akan menjual cumi, corak (sotong) dan udang kepada tengkulak, sedangkan hasil tangkapan lain akan dilelang di TPI Cituis. Sebagian besar dari mereka merasa nyaman dengan pola distribusi tersebut.
dc.subjectsocial representationen
dc.subjectfishers communityen
dc.subjectishers characteristicen
dc.subjectcoastal communityen
dc.subjectcommon senseen
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleRepresentasi Sosial tentang Tempat Pelelangan Ikan (TPI) pada Nelayan (Kasus TPI Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten)en


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record