Penampilan Reproduksi Induk dan Pertumbuhan Anak Domba Lokal yang Mendapat Ransum dengan Sumber Karbohidrat Jagung dan Onggok
Reproductive Performance of Ewes and Growth of Local Lambs Fed Ration with Different Carbohydrate Sources
Date
2011Author
Santi, Nadia Ebtha Kumala
Khotijah,Lilis
Satoto,Kukuh Budi
Metadata
Show full item recordAbstract
This research was carried out to investigate the reproductive performance of ewes and the growth of local lambs fed ration with different carbohydrate sources. The treatments consisted of ration with carbohydrate source form maize (Pj), ration with carbohydrate source from cassava meal (Po), and ration with carbohydrate source from maize and cassava meal (Pj+o). Data were analyzed using ANOVA to analyze feed consumption, body weight gain of ewes, birth weight of lambs, weaned weight of lambs, body weight gain of lambs and milk production of ewes. This research also used descriptive analysis to analyze the percentage of pregnancy, total of fetus, total of lamb birth, lambing rate, and the ratio of lamb birth. The results showed that the treatments did not significanty effect (P>0,05) feed consumption, body weight gain of ewes, birth weight of lambs, weaned weight of lambs, body weight gain of lambs and milk production of ewes and then reproductive performance of ewes fed ration with carbohydrate sources from cassava meal was better than other treatments.The conclusion of this research was reproductive performance like percentage of pregnancy, total of fetus, lambing rate, sex ratio of lamb, type of lamb birth (twins or single) from ewes fed ration with carbohydrate sources from cassava meal was better than other treatments. Ration with carbohydrate source from maize and cassava meal gave the same effect of lambs growth. So, cassava meal can be used as alternative feed for substitution of maize in ewes diet. Domba lokal merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil penghasil daging yang cukup potensial untuk dikembangkan. Domba lokal pada umumnya mempunyai beberapa keunggulan, antara lain mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan tropis, tidak mengenal musim kawin, bersifat prolifik dan kebal terhadap beberapa macam penyakit dan parasit (Rianto et al., 2004). Domba lokal dengan sifat prolifik mempunyai kemampuan melahirkan anak dua sampai dengan empat ekor dalam satu kali kelahiran (Inounu, 1991). Tingkat produktifitas yang tinggi pada induk domba belum diimbangi dengan pakan yang dibutuhkan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari sumber karbohidrat yang berasal dari jagung dan onggok terhadap penampilan reproduksi induk dan pertumbuhan anak domba yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari : Pj (ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari jagung), Po (ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari onggok), Pj+o (ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari jagung dan onggok). Peubah yang diamati adalah konsumsi pakan, persentase kebuntingan, jumlah fetus, jumlah anak sekelahiran, mortalitas fetus, lambing rate, rasio anak lahir, pertambahan bobot badan induk, bobot lahir anak, bobot sapih anak, pertambahan bobot badan anak dan produksi susu induk. Pengujian secara statistik dilakukan untuk menguji konsumsi pakan, pertambahan bobot badan induk, bobot lahir anak, bobot sapih anak, pertambahan bobot badan anak dan produksi susu induk. Penelitian ini juga menggunakan analisis secara deskritif untuk membandingkan pengaruh pemberian ransum yang berbeda sumber karbohidrat terhadap penampilan reproduksi induk. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsumsi induk yang mendapatkan ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari jagung dan onggok saat tidak bunting yaitu 464,59 g/ekor/hari, saat bunting yaitu 482,57 g/ekor/hari dan saat laktasi yaitu 538,57 g/ekor/hari. Secara umum penampilan reproduksi yang meliputi persentase kebuntingan, jumlah fetus, jumlah anak sekelahiran, lambing rate, rasio anak jantan:betina dan tipe kelahiran tunggal:kembar dari induk yang mengkonsumsi ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari onggok cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain dengan hasil masing-masing yaitu 100%, 9 ekor, 6 ekor, 120%, 67:33% dan 50:50%. Pertambahan bobot badan induk bunting dan laktasi masing-masing yaitu 38,33 dan -46,61 g/ekor/hari. Hasil pengamatan dari induk yang melahirkan memperlihatkan rata-rata bobot lahir anak yaitu 2,79 kg/ekor, dengan rata-rata bobot sapih yaitu 10,88 kg/ekor. Pertambahan bobot badan anak 0-28 dan 28-56 hari masing-masing yaitu 162,81 dan 127,28 g/ekor/hari. Produksi susu induk saat 0-28 dan 28-56 hari masing-masing yaitu 976,85 dan 763,69 g/ekor/hari. Berdasarkan tipe kelahiran dan jenis kelamin, bobot lahir dan bobot sapih anak tunggal lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak kembar. Bobot lahir anak tunggal dan kembar masing-masing yaitu 2,60 kg/ekor dan 1,55 kg/ekor, sedangkan bobot sapih anak tunggal yaitu 10,28 kg/ekor dan anak kembar yaitu 6,12 kg/ekor. Berdasarkan jenis kelamian bobot lahir anak jantan dan betina masing-masing yaitu 2,43 kg/ekor dan 2,02 kg/ekor, sedangkan bobot sapih anak jantan yaitu 9,18 kg/ekor dan betina yaitu 8,25 kg/ekor. Hasil analisis korelasi, nilai korelasi bobot lahir dan bobot sapih yaitu 0,873, sedangkan nilai korelasi antara produksi susu selama 28 hari dengan bobot badan hari ke 28 adalah 0,777. Kesimpulan yang dapat diambil adalah penampilan reproduksi yang meliputi persentase kebuntingan, jumlah fetus, jumlah anak sekelahiran, lambing rate, rasio anak jantan:betina dan tipe kelahiran tunggal:kembar dari induk yang mengkonsumsi ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari onggok cenderung lebih baik bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Pemberian ransum dengan sumber karbohidrat yang berasal dari jagung dan onggok pada induk memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan anak. Onggok dapat digunakan sebagai bahan pakan alternatif pengganti jagung dalam ransum domba.