Manajemen risiko operasional pada pemasaran benih ikan patin PT Mitra Mina Nusantara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Abstract
Besarnya kontribusi perikanan terhadap PDB Indonesia membuat sektor perikanan dijadikan prime mover perekonomian nasional. Potensi perikanan Indonesia dapat terlihat pula dari total produksi perikanan yang semakin meningkat. Total produksi ikan Indonesia mengalami peningkatan sebesar 63,243 persen dari tahun 2005 hingga 2010, yakni dari 6,8 juta ton pada tahun 2005 menjadi 10,8 juta ton pada tahun 2010. Berdasarkan total produksi tersebut, perikanan budidaya mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada tahun 2010 dimana sektor perikanan menyumbang 50,433 persen dari total produksi nasional. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi perikanan budidaya meningkat sebesar 353 persen selama tahun 2010-2014. Hal ini sejalan dengan visi KKP untuk menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 2015. Salah satu kebijakan yang dilakukan KKP untuk mencapai visi tersebut adalah menargetkan produksi lima komoditas utama perikanan budidaya, yakni rumput laut, lele, bandeng kerapu, dan patin mampu menjadi yang terbesar di dunia pada 2014. Dari kelima komoditi tersebut, target produksi ikan patin selama lima tahun mendatang merupakan yang terbesar. Ikan patin memiliki potensi besar untuk dibudidayakan secara komersial. Meningkatnya produksi budidaya ikan patin, akan meningkatkan permintaan akan benih sehingga membuka peluang usaha yang lebih besar di usaha pembenihan sebagai upaya untuk mencapai target produksi. Ketersediaan benih ikan patin yang berkelanjutan dibutuhkan sesuai permintaan. PT Mitra Mina Nusantara (PT MMN) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perikanan budidaya. Kegiatan utama dalam pemasaran benih ikan adalah menampung benih dari petani dan mendistribusikannya kepada konsumen ke berbagai wilayah di nusantara. Usaha pemasaran benih ikan patin dihadapkan pada risiko yang dapat menghambat usaha ini. Risiko yang muncul pada usaha pemasaran benih ikan adalah risiko operasional. Proses distribusi merupakan sumber risiko terbesar yang dihadapi pemasar benih ikan. Berbagai macam risiko operasional yang ada membuat tingkat mortalitas benih tinggi. Indikasi risiko pada pemasaran benih menyebabkan perlunya suatu manajemen dalam menghadapi kerugian yang akan ditimbulkan. Dengan manajemen risiko sebuah usaha yang dijalankan diharapkan lebih dapat bertahan dimana potensi risiko yang akan terjadi sudah diperhitungkan.
Collections
- UT - Agribusiness [4769]

