Show simple item record

dc.contributor.advisorSarianti,Tintin
dc.contributor.authorPohan, Rizki Rosyanni
dc.date.accessioned2011-11-29T02:21:31Z
dc.date.available2011-11-29T02:21:31Z
dc.date.issued2011
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51974
dc.description.abstractUbi kayu merupakan komoditas tanaman pangan ketiga setelah padi dan jagung. Ubi kayu dapat digunakan sebagai bahan makanan, bahan pakan, bahan baku industri, dan komoditi ekspor. Berdasarkan potensi fisik seperti kesesuaian lahan, iklim, sumber daya manusia, dan tingkat adaptasi teknologi, maka tanaman ubi kayu dapat dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. Kecamatan Sukaraja merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Luas panen ubi kayu di Kecamatan Sukaraja pada tahun 2010 mengalami penurunan karena banyak petani yang beralih menanam tanaman lain yang lebih menguntungkan, seperti pepaya dan jagung. Penelitian ini bertujuan menganalisis keragaan usahatani ubi kayu, pendapatan usahatani ubi kayu, dan sistem pemasaran ubi kayu pada petani Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sukaraharja di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja serta menganalisis nilai tambah yang dapat diciptakan dengan adanya usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka kasar (aci). Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2010 hingga Februari 2011. Penelitian ini dilakukan di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Responden untuk analisis usahatani ditentukan dengan mengambil seluruh populasi petani ubi kayu yang tergabung dalam Gapoktan Sukaraharja. Jumlah responden usahatani adalah sebanyak 26 orang petani ubi kayu yaitu 13 orang petani pemilik dan 13 orang petani penggarap. Responden untuk analisis pemasaran ditentukan dengan metode snow ball sampling yaitu dengan cara mengikuti alur pemasaran ubi kayu dari produsen sampai ke konsumen. Responden untuk analisis pemasaran adalah sebanyak sembilan orang pengolah tapioka. Responden untuk analisis nilai tambah adalah sebanyak sembilan orang pengolah tapioka. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum tentang Gapoktan Sukaraharja, usahatani, pemasaran ubi kayu, dan kegiatan pengolahan yang dilakukan oleh pengolah tapioka di Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Analisis kuantitatif dilakukan dengan analisis pendapatan usahatani, analisis R-C rasio, farmer’s share, dan analisis nilai tambah. Teknik budidaya ubi kayu yang dilakukan oleh petani Gapoktan Sukaraharja terdiri dari pengolahan lahan, penanaman, penggemburan, pemupukan, dan penyiangan. Input yang digunakan pada usahatani ubi kayu terdiri dari bibit, pupuk, dan tenaga kerja. Hasil analisis pendapatan usahatani dan R-C rasio menunjukkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh petani pemilik dan petani penggarap sudah menguntungkan dan efisien untuk diusahakan.en
dc.subjectBogor Agricultural University (IPB)en
dc.titleAnalisis Pendapatan Usahatani, Pemasaran dan Nilai Tambah Ubi Kayu (Kasus Desa Cikeas, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor)en


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record