dc.description.abstract | Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya laut yang sangat berlimpah, karena dua per tiga wilayah Indonesia terdiri dari laut dengan potensi perikanan tangkap sebesar 6,26 juta ton/tahun (KKP 2010). Keragaman jenis ikan di perairan Indonesia belum seluruhnya dimanfaatkan secara optimal. Dari total produksi tangkapan laut, sebesar 57,05 % dimanfaatkan dalam bentuk basah, sebesar 30,19% bentuk olahan tradisional, sebesar 10,90 % bentuk olahan modern dan olahan lainnya 1,86%. Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut adalah dengan pengembangan produk bernilai tambah (Ditjen P2HP-KKP 2007). Adanya perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi masyarakat modern merupakan peluang bagi usaha diversifikasi pengolahan ikan seperti Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produk olahan yang bersifat praktis, mudah, cepat cara penyajiannya serta bernilai gizi baik. Saat ini, Ragajaya Mandiri belum melakukan upaya pemasaran yang aktif. Pelanggan datang langsung atau memesan langsung kepada perusahaan. Pemasaran kepada konsumen hanya dilakukan oleh distributor dan agen saja. Sehingga ada selisih antara rata-rata produksi dengan rata-rata penjualan tiap bulannya. Lingkungan eksternal seperti perkembangan teknologi, selera konsumen, dan persaingan usaha yang selalu berubah secara tidak langsung mempengaruhi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya. Selain itu, pemasaran Ragajaya Mandiri yang hanya mengandalkan distributor dan agen berakibat pada tidak optimumnya produksi dan penjualan yang cenderung menurun, sehingga Ragajaya Mandiri memerlukan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi internal dengan memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan yang dimiliki. Selain itu, strategi juga harus memperhatikan lingkungan eksternal yang bersifat dinamis yang bisa menjadi peluang dan ancaman bagi Ragajaya Mandiri dalam memasarkan produknya. | en |