Show simple item record

dc.contributor.authorAnas, Ervian
dc.date.accessioned2011-07-18T08:12:20Z
dc.date.available2011-07-18T08:12:20Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/48520
dc.description.abstractPada saat ini keadaan hutan lindung di hulu Sungai Sub-DAS Cikundul cukup mengkhawatirkan karena adanya usaha untuk: mengubah fungsi hutan. Perubaban fungsi hutan ini diakibatkan oleh adanya penyerobotan lahan hutan oleh sebagian masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan yang masih rendah kesejahteraannya, dan kurangnya lapangan kerja. Alih guna lahan di sekitar Sub-DAS Cikundul pada saat ini termasuk sangat intensif, sehingga kerusakan lahan yang diakibatkannya dikhawatirkan berdampak pada penurunan tingkat kesuburan dan daya dukung tanah. Kerusakan lahan pada tingkat lanjut akan mengakibatkan bahaya banjir, erosi, dan longsor pada musim hujan, serta penurunan debit air dan kurangnya air tanah pada musim kemarau. Untuk itu perlu diduga laju erosi yang terjadi untuk mengetahui tingkat erosi saat ini dan kemudian mensimulasikan tata guna lahan yang dapat mengurangi laju erosi. Pendugaan dilakukan dengan menggunakan model AGNPS. Model ini mampu memberikan gambaran yang baik terhadap perubahan parameter-parameter yang disimulasikan seperti parameter tanah, topografi, dan pengolahan lahan. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Memprediksi besarnya erosi sebagai salah satu faktor pemantau kerusakan lahan secara dini di Sub-DAS Cikundul, Kabupaten Cianjur dengan menggunakan model AGNPS (Agricultural Non-Point Source). 2. Mensimulasikan tata guna lahan dengan cara mengubah jenis tanaman (faktor C) dan melakukan tindakan konservasi lahan (faktor P) untuk menurunkan laju erosi. Dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata besarnya curah hujan bulanan di Sub-DAS Cikundul sebesar 249 mm dan EI30 sebesar 118.5 ft.ton.inIacre/jam. Dengan program AGNPS pada kondisi awal terdapat sejumlah 194 sel atau 3 104 ha yang mengalami erosi berat dan sangat berat. Lahan ini sebagian besar berupa perkebunan, ladang, dan tanah kosong. Total erosi tahunan yang terjadi pada kondisi awal di Sub-DAS sebesar 22.76 ton/acre/tahun atau 56.9 ton/hal tahun, dengan nilai SDR sebesar 36 %. Berdasarkan klasifikasi erosi maka besarnya erosi yang terjadi pada Sub-DAS Cikundul termasuk ke dalam klasifikasi erosi sedang karena berada pada selang 50 -125.5 ton/hal tahun. Untuk memperbaiki kondisi tersebut perlu dilakukan perubahan tata guna lahan dalam bentuk perencanaan skenario. Skenario yang dilakukan terbagi menjadi 3, yaitu untuk skenario ke-l mengubab tanah kosong menjadi ladang yang ditanami ubi kayu dan kacang tanah, ladang/tegalan yang termasuk ke dalam erosi berat dan sangat berat (seluas 704 ha) disimulasikan dengan pembuatan teras tradisional, serta menghutankan semak belukar. Dibandingkan dengan kondisi awal maka skenario 1 mampu menurunkan daerah yang terkena erosi sebesar 29.4 % (kondisi awal 3 104 ha menjadi 2 192 ha) dan total erosi tahunan yang terjadi menurun sebesar 25 % per tabun (dari 22.76 ton/acre/tahun menjadi 17.06 ton/acre/tahun). Skenario ke-2 adalah mengubah tanah kosong menjadi ladang yang ditanami kacang tanah, ladang/tegalan yang termasuk ke dalam erosi berat dan sangat berat (seluas 704 ha) disimulasikan dengan pembuatan teras bangku, serta menghutankan semak belukar. Dibandingkan dengan kondisi awal maka skenario 2 mampu menurunkan daerah yang terkena erosi sebesar 29.4 % (kondisi awal 3 104 ha menjadi 2 192 ha) dan total erosi tahunan yang terjadi menurun sebesar 24.8 % per tahun (dari 22.76 ton/acre/tahun menjadi 17.12 ton/acre/tahun). Skenario ke-3 adalah mengubah tanah kosong menjadi ladang yang ditanami ubi kayu dan kacang kedelai, ladang/tegalan yang termasuk ke dalam erosi berat dan sangat berat (seluas 704 ha) disimulasikan dengan pembuatan teras gulud serta penggunaan mulsa tanaman. Dibandingkan dengan kondisi awal, maka skenario 3 mampu menurunkan besamya total erosi tahunan sebesar 27.4 % (kondisi awal 22.76 ton/acre/tahun menjadi 16.52 ton/acre/tahun). Dari ke-3 skenario yang dilakukan, teryata skenario ke-3 adalah alternatif terbaik yang dapat dipilih, karena dapat menurunkan total erosi tahunan sebesar 27.4 % per tahun.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titleSimulasi Pengendalian Erosi Dengan Menggunakan Model AGNPS (Agricultural Non-Point Source) Di Sub-Das Cikundul, Kabupaten Cianjuren


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record