Pengkajian Sistem Pengendalian Mutu dan Pemasaran Ikan Basah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Abstract
Masalah penyediaan bagi DKI Jakarta maupun Indonesia umumnya masih perlu mendapat perhatian yang serius, terutama masalah penyediaan protein hewani 60 sampai 70 % berasal dari ikan. Oleh karena itu, sumber protein hewani yang utama dalam menu makanan Indonesia adalah ikan (Lie Goan Hong, 1979). Konsumsi ikan dalam negeri diarahkan pada pengembangan konsumsi ikan basah karena protein intake-nya lebih besar dari ikan asin (Anonymous, 1977). Mengingat ikan cepat busuk (perisable food) terutama jika dipasarkan dalam bentuk ikan basah, maka pengendalian mutu dan sistem pemasaran ikan basah yang baik sangat diperlukan.