Analisis sikap konsumen terhadap kopi instan kopiko Brown Coffee di kota Depok
Abstract
Pertumbuhan kopi olahan di Indonesia secara keseluruhan selama setengah dasawarsa terakhir mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan lebih kurang 5,12 persen (Indokomersial dan BPS, 2008). PT Torabika Eka Semesta merupakan salah satu perusahaan dalam industri kopi yang memproduksi kopi instan dengan merek Kopiko Brown Coffee yang berperan sebagai pengikut pasar. Perusahaan perlu meningkatkan pangsa pasar untuk meningkatkan laba. Perlu diketahui apakah produk kopi Kopiko Brown Coffee dapat diterima oleh konsumen. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah Membandingkan sikap konsumen terhadap kopi instan Kopiko Brown Coffee di dua tempat yang berbeda. Penelitian sikap konsumen terhadap kopi instan Kopiko Brown Coffee ini dilakukan di Wilayah Depok. Pemilihan dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan Depok merupakan wilayah yang mempunyai jumlah penduduk yang bekerja terbanyak di Provinsi Jawa Barat yaitu 2.689.815 orang (Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat, 2005). Wilayah Depok merupakan wilayah yang mempunyai potensi pasar yang besar bagi pemasaran produk-produk barang dan jasa, terutama industri makanan dan minuman (diantaranya kopi instan). Sebanyak 50 persen konsumen Kopiko Brown Coffee di kota Depok berada pada selang usia 15 hingga 25 tahun dan 26 hingga 36 tahun. Jumlah konsumen kopi Kopiko instan Brown Coffee berjenis kelamin laki-laki sebanyak 42 orang atau 70 persen. Konsumen instan Kopiko Brown Coffee 19 orang memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana atau 31,67 persen dan diploma 17 orang atau 28,33 persen. Status pekerjaan sebagai mahasiswa sebanyak 36 orang atau 60 persen dan karyawan sebanyak 10 orang atau 16,67 persen. Tingkat pendapatan yang diperoleh sebanyak 32 orang atau 53,33 persen konsumen umumnya < Rp. 1.000.000,- dan Rp.1.000.000,- - Rp.2.000.000,- sebanyak 12 orang atau 20 persen. Sebanyak 33,55 persen konsumen memiliki status menikah. Hal ini menggambarkan kondisi sosial, pendidikan, dan kondisi ekonomi konsumen instan Kopiko Brown Coffee kota Depok.Tahap keputusan pembelian yang dilalui oleh konsumen Kopiko Brown Coffee berada dari pengenalan kebutuhan, motivasi utama konsumen membeli kopi instan Kopiko Brown Coffee. Dalam pencarian informasi, 30 persen konsumen mendapatkan informasi dari media cetak dan sumber informasi lain adalah manfaat yang diperoleh sebanyak 33,33 persen. Pada tahap evaluasi alternatif, 13,33 persen konsumen menyatakan atribut manfaat kopi instan merupakan pertimbangan awal pada proses pembelian. Tempat pembelian kopi instan adalah toko terdekat 33,38 persen yang tersedia di pusat perbelanjaan. Pembelian kopi instan umumnya dilakukan terencana sebanyak 25 orang atau 41,67 persen. Keluarga cukup mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap kopi instan Kopiko Brown Coffee sebanyak 17 orang atau 28,33 persen. Konsumen rata-rata mengeluarkan biaya pembelian kopi instan antara Rp.10.001- Rp 30.000 sebanyak 41,67 persen. Sebanyak 85 persen konsumen akan tetap membeli meskipun harga kopi naik sehingga mereka dikatakan loyal. Dari hasil analisis sikap konsumen terhadap kopi instan, dapat diketahui atribut yang paling diinginkan atau paling penting adalah kejelasan informasi kualitas. Atribut berikutnya yang diingingkan adalah memiliki manfaat kandungan gizi yang lengkap, rasa yang enak, harga yang terjangkau, aroma yang tidak bau, halal, kemasan baik, merek, ketersediaan produk dan promosi yang baik. Skor sikap fishbein terhadap kopi instan Kopiko Brown Coffee bernilai baik artinya konsumen memiliki sikap mendukung terhadap produk tersebut. Skor sikap (Ao) yang diperoleh di Pujasari Depok lebih tinggi dibandingkan dengan responden di Superindo Depok, yaitu 107,51 dan 109,18. Pada proses produksi sebaiknya produsen memperhatikan kualitas. Informasi kadaluarsa dapat dicantumkan pada kemasan atau secara lisan kepada konsumen agar konsumen dapat mengkonsumsi dengan aman dan nyaman. Atribut lainnya yang diinginkan oleh konsumen untuk lebih ditingkatkan adalah perbandingan kopi yang ada dalam kemasan. Atribut yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh produsen dalam memproduksi kopi instan Kopiko Brown Coffee adalah harga, halal, kemasan, produk dan lokasi. Saran yang dapat diberikan adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai sikap konsumen terhadap kopi instan Kopiko Brown Coffee namun sebaiknya tidak dilakukan di pusat perbelanjaan atau mal. Berdasarkan hasil analisis gambaran umum perusahaan (marketing mix), IPA dan Fisbhein, didapat strategi pemasaran sebagai berikut :(1)Produk yang dihasilkan perusahaan sebaiknya diperbanyak lagi ragam menunya, hal itu bisa dilihat dari analisis IPA dan multi atribut Fishbein.(2) Harga produk yang ada Superindo dan Pujasari Depok tergolong murah. Strategi yang disarankan adalah memberikan potongan harga (discount) harga bagi konsumen jika membeli produk tersebut dalam jumlah tertentu. Superindo dan Pujasari Depok terletak di pusat Kota Depok, tempat tersebut cukup strategis untuk tempat melakukan usaha mengingat kegiatan perekonomian masyarakat Depok dilakukan di sekitar tempat tersebut. (3) Promosi yang dilakukan perusahaan harus lebih gencar lagi, seperti dengan mengenalkan produk kepada pecinta kopi instan dan memberikan paket promosi yang menarik minat konsumen. Sebaiknya pihak manajemen harus menyesuaikan waktu tayang yang tepat pada media televisi, agar konsumen mendapatkan informasi mengenai kopi instan Kopiko Brown Coffee mengambil keputusan untuk melakukan terobosan-terobosan baru guna memperkenalkan produknya agar dapat memperluas pangsa pasar.
Collections
- UT - Agribusiness [4530]