Show simple item record

dc.contributor.authorStato, Hapto
dc.date.accessioned2011-05-04T03:34:59Z
dc.date.available2011-05-04T03:34:59Z
dc.date.issued2007
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44791
dc.description.abstractBawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting bagi masyarakat Indonesia. Komoditas ini memiliki banyak kegunaan terutama dalam sektor konsumsi rumah tangga antara lain sebagai bumbu masakan guna menambah cita rasa masakan, bahan pelengkap untuk makanan dan obat-obatan penyakit tertentu, sehingga komoditas ini sudah dapat digolongkan sebagai salah satu kebutuhan pokok utama mengingat perannya tersebut. Pada saat ini konsumsi terhadap bawang merah cenderung mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya ragam masakan yang menggunakan bawang merah, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap nilai gizi, dan berkembangnya industri pengolahan. Meskipun demikian komoditas ini mempunyai masalah dalam fluktuasi harga yang cukup besar. Harga bawang merah umumnya berfluktuasi secara musiman. Dengan semakin besarnya fluktuasi harga bawang merah yang diakibatkan oleh berbagai faktor, maka sangat diperlukan suatu peramalan terhadap harga bawang merah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kerugian akibat fluktuasi harga jual bawang merah yang besar. Fluktuasi harga bawang merah yang besar tersebut, dapat merugikan berbagai pihak yang berkepentingan seperti petani dan konsumen. Selain melakukan peramalan terhadap harga bawang merah, diperlukan juga analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga bawang merah di PIKJ beserta upaya untuk memperkecil fluktuasi harganya. Dalam periode waktu Januari 2003 hingga Februari 2007, pola fluktuasi harga bawang merah mengikuti suatu trend yang meningkat. Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ) berfluktuasi secara acak disekitar garis trend. Pola fluktuasi harga bawang merah mengikuti suatu pola musiman tertentu, yaitu terjadinya trend penurunan harga bawang merah dalam selang periode bulan Mei hingga bulan September, dan trend peningkatan harga bawang merah pada selang periode bulan Februari hingga bulan Mei yang berulang tiap tahunnya.. Trend penurunan dan peningkatan harga bawang merah tersebut berkaitan dengan pola produksi bawang merah yang mengalami panen puncak pada selang periode bulan Juni hingga bulan September, dan mengalami masa kosong panen pada selang periode bulan Februari hingga bulan Mei. Dari metode peramalan time series yang diuji, metode Box-Jenkins merupakan metode yang terbaik dan sesuai untuk meramalkan harga bawang merah di PIKJ. Penerapan metode ARIMA terbaik dengan panjang musiman 10 (L = 10) adalah ARIMA (2,1,1) (1,1,1)10. Metode Single Exponential Smoothing merupakan pilihan yang terbaik bagi para peramal yang mengutamakan kemudahan dan kesederhanaan penerapan tetapi tetap menuntut tingkat keakuratan yang tinggi.en
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.subjectProduksi bawang merahen
dc.titleAnalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga bawang merah dan peramalannya : studi kasus pasar Induk Kramat Jati, DKI Jakartaen


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record