Peramalan dan faktor-faktor penentu fluktuasi harga cabai merah di enam kota besar di Jawa - Bali: kasus pengendalian harga cabai merah pada bagian analisis harga, Badan Ketahanan Pangan Nasional, Deptan RI
Abstract
Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang dibudidayakan dalam hortikultur meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, bunga dan tanaman hias. Sedangkan dalam hortikultur, sayuran adalah salah satu sumber vitamin dan mineral. Cabai merah (Capsicum annum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki peranan penting bagi pertanian di Indonesia. Cabai merah biasa digunakan dalam bentuk segar maupun olahan. Cabai dalam bentuk segar dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sambal dan penghias makanan. Sedangkan bentuk olahannya seperti saus sambal dan bubuk cabai. Cabai merah diminati pasar karena rasa pedasnya yang khas. Penawaran komoditas cabai merah ini, masih sangat tergantung dari jumlah cabai yang diproduksi. Sedangkan jumlah produksi cabai yang dihasilkan sangat ditentukan oleh luas panen dan produktivitas lahan. Cabai merah merupakan salah satu komoditas yang memiliki fluktuasi harga yang cukup besar. Fluktuasi harga cabai merah dapat disebabkan oleh besarnya jumlah penawaran dan besarnya jumlah permintaan. Semakin tinggi jumlah penawaran maka harga akan rendah, sedangkan semakin sedikitnya jumlah penawaran harga akan semakin meningkat (ceteris paribus). Harga cabai merah yang sangat fluktuatif menjadikan komoditas ini sulit untuk dapat diprediksi. Harga rata -rata tertinggi bulanan cabai merah besar di Jawa-Bali dicapai pada tingkat harga Rp 18.775,00/Kg, sedangkan harga terendah dicapai pada tingkat harga Rp 3.635,00/Kg. Perbedaan nilai antara harga tertinggi dan harga terendah adalah sebesar Rp 15.140,00/Kg, nilai tersebut dirasa sangat tinggi. Hal tersebut dapat dihindari apabila tingkat penawaran dapat disesuaikan dengan tingkat permintaan.
Collections
- UT - Agribusiness [4618]