Kajian Perkembangan Sapi Lokal di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui Propinsi Sulawesi Tengah
Abstract
Suatu kajian untuk melengkapi data dasar dalam rangka proses perkembangan populasi sapi lokal di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui, telah dilaksanakan pada bulan Pebruari sampai Mei 2001.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji perkembangan populasi dan mengevaluasi penampilan produksi sapi lokal, berdasarkan potensi yang ada dan mengidentifikasi peluang untuk mengembangkan usaha sapi potong berorientasi agribisnis.
Penelitian ini merupakan suatu survai yang menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer untuk mengetahui karakteristik responden, pemeliharaan ternak dan alokasi tenaga kerja dikumpulkan dari hasil wawancara dengan berpedoman pada daftar pertanyaan dan pengamatan langsung di lapangan, sedangkan untuk memperoleh dugaan bobot hidup sapi yang amati digunakan pengukuran lingkar dada dengan menggunakan pita ukur. Data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten Banggai, Badan Pusat Statistik dan instansi terkait lainnya. Data tersebut meliputi; Populasi ternak, komposisi ternak, pemanenan (pemotongan dan pengeluaran ternak), tingkat kelahiran dan kematian ternak tahun 1998 sampai 2000, luas areal tanaman pangan dan tata guna tanah. Data ini digunakan untuk menghitung perkembangan populasi ternak di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui.
Data produksi sapi menunjukkan bahwa untuk daerah pertanian lahan basah dengan tingkat kelahiran 59%, tingkat kematian anak 5%, kematian dewasa 4% dan pemanenan 14% akan meningkatkan populasi dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2,7%/tahun. Pada daerah pertanian lahan kering dengan tingkat kelahiran 45%, tingkat kematian anak 7%, kematian dewasa 5% dan pemanenan 15% akan menurunkan populasi dengan tingkat pertumbuhan -7,5%/tahun.
Berdasarkan tata laksana pemeliharaan ternak di Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui, pada daerah pertanian lahan basah manajemen sudah mengarah kepada pemeliharaan semi intensif dan fungsi sapi sebagai tabungan keluarga, pada daerah pertanian lahan kering manajemen bersifat pemeliharaan tradisional dan fungsi sapi sebagai ternak kerja. Bobot hidup sapi di daerah pertanian lahan basah lebih tinggi dibandingkan di
lahan kering dan perbedaaanya nyata pada sapi jantan dan betina dewasa (p<0,05).
Berdasarkan potensi wilayah Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Batui berpeluang untuk pengembangan dan penambahan populasi ternak sapi, namun implementasinya di lapangan sangat dipengaruhi oleh motivasi, modal, pemasaran, dan keterampilan peternak dalam tata laksana pemeliharaannya
Collections
- MT - Animal Science [1203]