Show simple item record

dc.contributor.authorDalimunthe, Siti Fatimah
dc.date.accessioned2010-04-06T04:40:04Z
dc.date.available2010-04-06T04:40:04Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2850
dc.description.abstractDalam usahatani nenas berdasarkan non SPO, petani masih kurang dalam cara pemeliharaannya. Usahatani dilakukan secara sederhana, tidak menggunakan teknologi yang tepat. Menurut mereka, asalkan tanaman tersebut berbuah saja itu dianggap sudah menguntungkan. Pemerintah melalui Dirjen Hortikultura memberikan arahan mengenai Penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang telah ditentukan Dirjen Hortikultura diharapkan dapat meningkatkan produksi dan produktivitas serta kualitas hasil yang akan meningkatkan nilai jual bagi petani. Nilai imbangan penerimaan dan pengeluaran atau R/C ratio untuk analisis usahatani nenas non SPO diperoleh nilai pendapatan atas biaya tunainya sebesar Rp 17.720.000,- dan pendapatan atas biaya totalnya yaitu sebesar Rp 26.165.000,-. Nilai imbangan penerimaan dan biaya (R/C) tunai untuk usahatani nenas sebesar 12,97, sedangkan R/C rasio total untuk usahatani nenas sebesar 1,57. Analisis usahatani dengan SPO diperoleh nilai pendapatan berdasarkan atas biaya total dan atas biaya tunai. Pendapatan atas biaya tunai pada usahatani nenas dengan SPO yaitu sebesar Rp 22.635.500,- dan pendapatan atas biaya totalnya sebesar Rp. 36.400.500. Nilai imbangan penerimaan dan biaya (R/C) tunai untuk usahatani nenas sebesar 7,79, sedangkan R/C rasio total untuk usahatani nenas sebesar 1,67.id
dc.publisherIPB
dc.titleAnalisis Usahatani Nenas (Ananas Comosus (l.) Merr) dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) (Kasus : Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record