dc.description.abstract | Budidaya ikan secara intensif selain produktif, karena menghasilkan ikan yang lebih banyak dibandingkan dengan cara konvensional, ternyata menghadapi masalah penurunan kualitas air. Masalah kualitas air yang paling umum adalah kekurangan oksigen, akumulasi bahan organik dan N-anorganik - terutama amonia. Untuk mengatasi kendala tersebut dapat ditempuh langkah berupa penggantian air secara rutin atau dengan menerapkan teknologi resirkulasi air. Namun demikian kedua alternatif tersebut memiliki kelemahan. Penggantian air membutuhkan ketersediaan air yang banyak karena efektifitasnya ditentukan oleh tingkat penggantian air yang dilakukan, sementara sistim resirkulasi membutuhkan investasi peralatan dan penggunaan energi untuk menggerakkan sistim yang mahal sehingga usaha budidaya menjadi tidak ekonomis. | id |