Show simple item record

dc.contributor.authorAnsaka, Dina
dc.date.accessioned2010-05-16T21:52:18Z
dc.date.available2010-05-16T21:52:18Z
dc.date.issued2002
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/22086
dc.description.abstractPakan merupakan faktor penentu dalam mengupayakan pertumbuhan dan perkembangan populasi ikan. Selain pakan tambahan dan pakan buatan, pakan alami memiliki kualitas yang baik berdasarkan kandungan nutrisi dan kemudahannya untuk dicerna. Daphnia sp. dalam kulturnya dikenal dua macam cara penyediaan makanannya, yaitu pertama cara kultur Daphnia sp. dengan makanannya dalam wadah yang sama (pemupukan secara langsung) dan cara kedua kultur Daphnia sp. dengan makanannya dalam wadah yang terpisah ( pemupukan secara tidak langsung). Pengolahan limbah padat sagu ( ampas sagu) dan eceng gondok sebagai kompos, dapat digunakan sebagai pupuk organik dan unsur hara serta makanan bagi Daphnia sp. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan daya guna dan manfaat limbah sagu dan eceng gondok, mempelajari pengaruh limbah sagu yang dikombinasikan dengan eceng gondok sebagai bahan organik bagi budidaya Daphnia sp. serta mencari konsentrasi yang optimum bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus sampai September 2001. Wadah yang digunakan adalah ember plastik volume 10 liter, dengan hewan uji adalah Daphnia sp.. Pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk organik yang berasal dari limbah sagu (ampas sagu) dan eceng gondok, yang telah mengalami dekomposisi selama 8 minggu. Sebagai media kultur Daphnia sp. adalah air bersih yang telah didiamkan selama 24 jam dan dimasukan ke dalam ember plastik volume 10 liter untuk satu perlakuan, kemudian dicampur dengan pupuk organik (limbah sagu dan eceng gondok) dengan konsentrasi sebesar 0 g/i ; 0,03 g/l ; 0,39 g/l ; 3,98 g/l ; 39,81 g/l dan konsentrasi 398,11 g/l. Pemasukan Daphnia sp. sebanyak 10 ekor/liter ke dalam media kultur, dilakukan setelah diaerasi selama 24 jam. Parameter yang diamati antara lain : pengamatan kepadatan, panjang tubuh Daphnia sp. dan kualitas air. Hasil yang didapat dianalisis secara deskriptif, dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi Daphina sp. pada perlakuan D dengan konsentrasi 39,81 g/l terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-15, memiliki laju pertumbuhan tertinggi sebesar 0,196 dan jumlah individu maksimun Daphnia sp. tertinggi sebesar 2024 ind/I. Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi 39,81 g/l optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan Daphnia sp.. Kisaran parameter kualitas air selama penelitian adalah sebagai berikut; suhu 26 - 28 °C ; pH sebesar 7,80 - 8,65 ; Oksigen terlarut sebesar 1,48 - 7,31 mg/l ; C02 sebesar 3,99 - 23,97 mg/l dan kandungan amoniak dari tidak terdeteksi sampai 0,49 mg/l. Kisaran parameter kualitas air masih ditoleransi dan mendukung pertumbuhan Daphnia sp., tetapi pada kandungan C02 sebesar 23,97 mg/l bersifat toksit, hal ini disebabkan oleh konsentrasi pupuk organik (ampas sagu dan eceng gondok) yang sangat tinggi, sehingga medium tercemar.id
dc.titlePEMANFAATAN AMPAS SAGU Metroxylon sagu Rottb DAN ECENG GONDOK Eichhornia crassipes DALAM KULTUR Daphnia sp.id
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record