Show simple item record

dc.contributor.authorHutabalian, Marudut
dc.date.accessioned2010-05-11T08:15:57Z
dc.date.available2010-05-11T08:15:57Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19313
dc.description.abstractKondisi subsektor peternakan Indonesia sangat memprihatinkan. Kondisi ini diketahui berdasarkan neraca perdagangan ekspor-impor komoditi peternakan tahun 1990-2007, bahwa Indonesia mengalami defisit perdagangan ekspor-impor komoditi peternakan dengan rata-rata kenaikan mencapai angka sebesar 29,07 persen (31.673.535,3 US$/tahun), yang menjadi fokus perhatian adalah fenomena ini mengalami pertumbuhan yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Selain defisit perdagangan ekspor-impor komoditi peternakan tersebut, hal lain yang dapat menjadi dasar bahan pertimbangan penting untuk memicu perkembangan subsektor peternakan adalah sumbangan pada Produk Domestik Bruto (PDB). Sumbangan PDB subsektor peternakan mulai dari tahun 2000-2006 menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan yang meningkat dengan rata-rata sebesar 9,87 persen/tahun. Meningkatnya jumlah penduduk dan terjadinya perubahan pola konsumsi serta selera masyarakat telah menyebabkan konsumsi daging sapi secara nasional cenderung meningkat. Konsumsi daging sapi segar mengalami pertumbuhan yang meningkat. Konsumsi total daging sapi segar domestik belum mampu dipenuhi dari penawaran daging sapi domestik, bahwa masih terjadi defisit dari penawaran daging sapi dalam negeri setiap tahunnya. Hal ini diketahui neraca penawaran dan permintaan daging sapi domestik, bahwa mulai dari tahun 2004-2008 konsumsi daging sapi segar mengalami pertumbuhan yang meningkat yaitu sebesar 0,094 kg/kapita/tahun, sedangkan konsumsi total daging sapi segar domestik meningkat dengan rata-rata sebesar 25.810 ton/tahun. Konsumsi total daging sapi segar domestik belum mampu dipenuhi oleh penawaran daging sapi domestik, bahwa dari tahun 2004-2008 masih terjadi kekurangan dengan rata-rata sebesar 43.110 ton/tahun. Berdasarkan kondisi defisit penawaran daging sapi domestik yang cenderung mengalami pertumbuhan yang meningkat tersebut, maka diperkirakan bahwa pada tahun-tahun yang akan datang defisit penawaran daging sapi domestik akan semakin besar. Hal ini diduga akibat dari jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan semakin meningkat, peningkatan populasi penduduk akan diikuti dengan peningkatan jumlah konsumsi pangan. Maka untuk mengatasi fenomena defisit penawaran daging sapi domestik tersebut perlu upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan penawaran daging sapi domestik yang mampu memenuhi permintaan daging sapi domestik. Peningkatan penawaran daging sapi domestik dapat dicapai dengan bantuan kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kondisi penawaran daging sapi domestik merupakan wujud dari perubahan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum faktor-faktor tersebut antara lain: faktor lingkungan, ekonomi dan kebijakan pemerintah. Faktor alam sangat menentukan dalam pengembangan usaha peternakan sapi potong, salah satu kaitannya adalah kesesuaian kondisi lingkungan dengan morfologi ternak sapi potong. Unsur-unsur dalam faktor lingkungan yaitu: suhu, curah hujan, lahan dan lainnya, yang berhubungan erat dengan potensi ketersediaan pakan hijauan. Faktor ekonomi merupakan faktor yang terkait langsung terhadap keputusan produsen/peternak dalam menentukan tingkat output yang akan dihasilkan dalam hal ini daging sapi. Karena keterkaitan antara faktor ekonomi dengan penawaran adalah tingkat keuntungan yang akan diterima produsen/peternak tersebut, faktor ekonomi meliputi modal, harga input dan harga output. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis keragaan penawaran daging sapi potong domestik mulai dari tahun 1990-2007 dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam tahunan, data tersebut terdiri dari dua komponen yaitu komponen times series (mulai dari tahun 1990-2007) dan cross section (propinsi). Data yang dihimpun dianalisis melalui metode deskriptif dan model kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis keragaan penawaran daging sapi domestik, sedangkan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi domestik. Metode kuantitatif dengan model ekonometrika regresi data panel (Panel Data Regression Models). Berdasarkan hasil analisis keragaan dan estimasi terhadap model pengaruh penawaran daging sapi domestik tahun 1990-2007 diketahui, bahwa penawaran daging sapi domestik mulai tahun 1990-2007 mengalami pertumbuhan yang meningkat. Hasil dugaan model penawaran daging sapi domestik dengan menggunakan metode Fixed Effect, menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata terhadap penawaran daging sapi domestik pada taraf nyata lima persen adalah: populasi ternak sapi potong (PTS), harga daging sapi (HDS) dan luas panen padi (LPD), sedangkan peubah harga ternak sapi (HTS) signifikan pada taraf nyata 20 persen. Berdasarkan uraian hasil analisis keragaan dan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran daging sapi domestik, maka saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Berkenaan nilai koefisien elsatisitas variabel populasi ternak sapi potong, harga daging sapi dan luas panen padi yang responsif terhadap penawaran daging sapi domestik maka, dalam rangka meningkatkan penawaran daging domestik, pemerintah bersama-sama para stake holder daging sapi harus selalu memonitor perkembangan populasi ternak sapi potong, harga daging sapi dan luas panen padi. Kebijakan tersebut diharapkan mampu mengendalikan fluktuasi pada populasi ternak sapi potong, harga daging dan luas panen padi supaya tidak mengalami pertumbuhan yang menurun, dengan demikian kondisi penawaran daging sapi domestik diharapkan akan mengalami kenaikan pertumbuhan. Berdasarkan kondisi bahwa dalam pemasaran ternak sapi terdapat biaya sehingga peubah harga ternak sapi kurang responsif maka, peran pemerintah sangat penting untuk menyediakan fasilitas khusus untuk pemasaran ternak sapi, disamping itu juga pemerintah dapat memberlakukan kebijakan untuk mengatur alur pemasaran dalam hal mengurangi keterlibatan banyak pihak, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh pedagang/jagal dapat diminimumkan. Hal ini akan mendorong peningkatan keuntungan yang diperoleh oleh produsen, sehingga produsen akan lebih tetarik untuk meningkatkan volume daging yang diproduksi dan ditawarkan.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleFaktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran Daging Sapi Domestik.id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record