Show simple item record

dc.contributor.authorAryani, Lita
dc.date.accessioned2010-05-11T06:46:17Z
dc.date.available2010-05-11T06:46:17Z
dc.date.issued2009
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/18984
dc.description.abstractSeiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan bahan pangan akan semakin meningkat. Untuk itu diperlukan berbagai upaya strategis untuk meningkatkan produksi bahan pangan sehingga ancaman kerawanan pangan di berbagai daerah bisa dicegah. Guna mewujudkan kemandirian pangan pemerintah berusaha meningkatkan jumlah produksi pangan nasional. Salah satu usaha dalam mewujudkan kemandirian pangan tersebut adalah dengan meningkatkan produksi kacang tanah. Dalam kurun waktu 2001-2006 produksi kacang tanah di Indonesia cenderung terus meningkat. Meskipun demikian, peningkatan produksi kacang tanah masih belum dapat memenuhi kebutuhan kacang tanah. Sehingga defisit yang terjadi dipenuhi dari impor. Kekurangan ketersediaan produksi kacang tanah dapat diatasi dengan meningkatkan produksi kacang tanah. Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kacang tanah tersebut adalah dengan kegiatan kemitraan. PT Garudafood merupakan salah satu perusahaan yang melaksanakan kegiatan kemitraan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Dalam pelaksanaan kemitraan antara PT Garudafood dengan petani mitra masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan surat perjanjian kerjasama. Di samping masih terdapat beberapa masalah, pelaksanaan kemitraan juga memberikan keuntungan kepada petani mitra dalam hal meningkatkan produksi kacang tanah dan meningkatkan pendapatan usahatani petani mitra. Dari data yang diperoleh dari kelompok tani di Desa Palangan, selama kurun waktu tahun 2001-2008 total produksi dan produktivitas kacang tanah petani mitra di Desa Palangan relatif meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan kemitraan antara PT Garudafood dengan petani mitra di Desa Palangan dan menganalisis pengaruh kemitraan terhadap peningkatan pendapatan usahatani kacang tanah di Desa Palangan. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh petani dan PT Garudafood. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Palangan, Kecamatan Jangkar, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur pada bulan September-Oktober 2008. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dan hasil wawancara dengan petani kacang tanah dan pihak PT Garudafood. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS, Departemen Pertanian, Kantor Desa Palangan, PT Garudafood, buku dan internet. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling. Responden yang diambil berjumlah 41 petani responden, yaitu 30 responden petani mitra dan 11 responden petani non mitra. Jumlah responden ini merupakan 50 persen dari jumlah populasi petani kacang tanah di Desa Palangan. 3 Berdasarkan evaluasi pelaksanaan kemitraan yang terjadi antara PT Garudafood dengan petani kacang tanah di Desa Palangan, masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan perjanjian. Seperti masih ada petani yang menggunakan pupuk tidak sesuai dosis anjuran, menjual hasil produksi ke perusahaan lain, dan waktu tanam yang tidak sesuai dengan perjanjian. Meskipun demikian, pelaksanaan kemitraan tersebut memberikan manfaat kepada petani, yaitu adanya jaminan pasar, kepastian harga, meningkatkan pendapatan dan menambah pengetahuan mengenai budidaya kacang tanah. Pelaksanaan kemitraan antara PT Garudafood dengan petani kacang tanah di Desa Palangan dapat diteruskan karena meskipun masih terdapat kendala-kendala dalam kemitraan, pelaksanaan kemitraan tersebut memberikan manfaat bagi perusahaan dan petani mitra. Berdasarkan hasil analisis pendapatan usahatani, petani mitra memperoleh pendapatan usahatani lebih besar dari pada petani non mitra, baik untuk pendapatan atas biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total. Hasil imbangan penerimaan dan biaya (R/C rasio), dapat diketahui R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total petani mitra yaitu 2,77 dan 1,47. Sedangkan R/C rasio atas biaya tunai dan R/C rasio atas biaya total petani non mitra adalah 1,92 dan 0,96. Dari nilai R/C rasio atas biaya tunai dan R/C atas biaya total dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kemitraan antara PT Garudafood dengan petani mitra di Desa Palangan memberikan keuntungan bagi petani mitra. Sehingga pelaksanaan kemitraan dapat diteruskan. Agar pelaksanaan kemitraan berjalan sesuai dengan yang diharapkan kedua pihak, disarankan agar petani mitra lebih mematuhi anjuran dari PT Garudafood dalam penggunaan pupuk dan pelaksanaan waktu panen. Selain itu, pihak perusahaan seharusnya membedakan harga beli kacang tanah antara petani mitra dengan petani non mitra, serta memberikan pembinaan budidaya kacang tanah minimal dua kali dalam satu tahun. Pembinaan tersebut lebih ditekankan dalam penggunaan input yang sesuai anjuran PT Garudafood dan peningkatan kualitas hasil produksi petani mitra. Sehingga petani mitra dapat lebih efisien dalam penggunaan input produksi dan dapat meningkatkan pendapatan usahatani petani mitra.id
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)
dc.titleAnalisis pengaruh kemitraan terhadap pendapatan usahatani kacang tanah (Kasus kemitraan PT Garudafood dengan petani kacang tanah di desa Palangan, kecamatan Jangkar, kabupaten Situbondo, Jawa Timur)id


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record