dc.description.abstract | MSG (monosodium glutamate) merupakan salah satu produk hasil olahan pertanian yang menghasilkan devisa lebih dari 60 juta dolar US per tahun. Selain itu, Indonesia merupakan produsen MSG terbesar di dunia setelah RRC. Seiring dengan berkembangnya bisnis MSG Indonesia dalam memasuki persaingan pasar luar negeri, namun konsumsi masyarakat Indonesia terhadap produk bahan tambahan pangan ini mengalami penurunan serta mengalami stok yang berlebih. Hal ini menimbulkan berbagai upaya bagi produsen MSG untuk dapat meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap MSG dengan melakukan strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan produsen adalah dengan cara meningkatkan penjualan produk. Keberhasilan produsen dalam menjual produk dipengaruhi oleh keputusan konsumen dalam melakukan pembelian dimana minat beli konsumen ditentukan oleh seberapa besar preferensi atau tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu merek produk. Analisis brand image merupakan solusi bagi pemasar untuk mengetahui seberapa besar produk dapat diterima konsumen, tentunya peran atribut produk dibutuhkan untuk membandingkan citra beberapa merek produk sejenis yang bersaing. Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis brand image produk MSG hasil penilaian konsumen berdasarkan atribut produk, serta (2) mengetahui karakteristik dan perilaku konsumen MSG. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (accidental sampling) dengan jumlah responden sebanyak 100 konsumen rumah tangga pengkonsumsi MSG. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur brand image adalah metode diagram ular, sedangkan untuk menghasilkan atribut-atribut MSG dilakukan uji validitas dengan metode Cochran Q test. Atribut-atribut yang dihasilkan adalah atribut merek, harga, kemudahan memperoleh, kemasan, ukuran berat, kelengkapan informasi, rasa, penurunan harga merek lain, iklan dan isi produk. Karakteristik responden MSG terbanyak pada usia 25 – 34 tahun (41 %), dengan tingkat pendidikan tertinggi adalah SMU (37%), dan rata-ratapendapatan/bulan/keluarga sebesar Rp 1 – 2 juta (32 %). Hasil analisis brand image MSG menginterpretasikan Sasa dengan pernyataan sangat setuju sebagai merek MSG yang populer dan dikenal konsumen (skor 4,26) serta merek yang mudah diperoleh dimana saja (skor 4,25). Atribut kemasan pada merek Sasa dinyatakan netral atau biasa saja. Merek Ajinomoto memiliki skor tinggi sebesar 4,22 pada atribut kemasan. Hasil interpretasi pada atribut ini menyatakan bahwa MSG merek Ajinomoto memiliki kemasan yang menarik menurut responden, sedangkan pada atribut kemudahan memperoleh, ukuran berat, informasi produk, dan isi produk merek ini dinyatakan netral atau biasa saja. Pada MSG merek Miwon, tidak terlihat adanya hasil interpretasi yang menyatakan sangat setuju pada setiap atribut hasil penilaian responden, meskipun demikian, pada atribut merek terkenal, harga murah dan kemudahan memperoleh produk menghasilkan interpretasi dengan pernyataan setuju. Responden menyatakan tidak setuju bahwa MSG merek Miwon memiliki kemasan yang menarik. MSG merek lain menghasilkan interpretasi dengan pernyataan tidak setuju pada hampir keseluruhan atribut yang ada, meskipun demikian, atribut harga dan isi dinyatakan netral atau biasa saja oleh responden. Atribut dari masing-masing merek MSG sangat penting dalam meningkatkan citra merek MSG karena melibatkan penilaian konsumen dalam pembelian. | id |