Karakteristik Gelombang Internal di Perairan Halmahera, Maluku Utara
Date
2025Author
Rohani, Siti
Nurjaya, I Wayan
Naulita, Yuli
Karang, I Wayan Gede Astawa
Metadata
Show full item recordAbstract
Fenomena gelombang internal yang terjadi di bawah permukaan laut sehingga
dapat mengganggu aktivitas bawah laut, tenggelamnya kapal Nanggal 402 di
Perairan Utara Bali menjadi bentuk eksistansi dari fenomena gelombang internal.
Perairan Indonesia dengan batimetri yang tidak rata menjadi potensi dalam
pembangkitan fenomena gelombang internal. Keberadaan fenomena gelombang
internal dapat diidentifikasi dengan satelit sebagai pita terang, namun beberapa
lokasi di Perairan Indonesia masih belum terkarakterisasi, seperti Perairan
Halmahera, Maluku Utara. Perairan Halmahera, Maluku Utara dengan selat yang
kompleks serta dipengaruhi Indonesian Throughflow (ITF) yang mengakibatkan
pasang surut barotropik berinteraksi dengan topografi menjadi faktor pembangkitan
gelombang internal. Penelitian ini bertujuan menganalisis distribusi spasial dan
temporal dari gelombang internal berdasarkan citra SAR Sentinel-1A,
mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik parameter gelombang internal, dan
menganalisis karakteristik vertikal dinamika dari gelombang internal. Penelitian ini
dilakukan pengumpulan data citra Sentinel-1A diperoleh melalui Alaska Satellite
Facility (ASF) dari Tahun 2015-2023 dan di analisis menggunakan software SNAP
dan ArcGIS sehingga diketahui karakteristik parameter gelombang internal. Hasil
penelitian menunjukan identifikasi gelombang internal melalui Satelit SAR
Sentinel-1a di Perairan Halmahera, Maluku Utara dipengaruhi oleh kecepatan angin
dan kecepatan arus dimana diketahui kecepatan angin berkisar 0 – 6.00 m/s dan
kecepatan arus berkisar 0 – 1.00 m/s sehingga fenomena gelombang internal di
Perairan Halmahera, Maluku Utara dari Tahun 2015-2023 dapat diidentifikasi
dengan nilai hambur balik sinyal yang kuat sehingga pita terang teridentifikasi 75
paket yang terdistribusi tinggi sekitar Pulau Obi dan Selat Weda dengan diketahui
terdapat celah sempit, shelf break, dan sill. Kejadian gelombang internal
menunjukan adanya varibilitas internannual dan variabilitas seasonal yang tinggi
pada Tahun 2019, dan musim timur dengan puncak tertinggi Bulan Agustus.
Kondisi ini dipengaruhi oleh pasang surut yang diketahui gelombang internal aktif
saat menuju pasang dengan rata-rata pasang surut yaitu musim peralihan I (0.40
meter), musim timur (0.30 meter), musim peralihan II (0.13 meter), dan musim
barat (0.07 meter). Karakteristik parameter gelombang internal diketahui terdapat
2-14 soliton, sehingga karakteristik kecepatan fase mencapai 4.88 m/s dengan jarak
antar paket tertinggi 218 dan rata-rata kecepatan rambat (??1) berkisar antara 1.19
hingga 2.61 m/s. Analisis karakteristik dinamika vertikal perairan saat terdeteksinya
gelombang internal mengakibatkan stratifikasi perairan di lapisan pycnocline (150
400 meter) dengan anomali densitas 23 kg/m3 hingga 26 kg/m3 sehingga
mengakibatkan penurunan massa jenis air South Pacific Subtropical Water (SPSW)
pada lapisan densitas 24-25 kg/m3 dengan salinitas maksimum sekitar 34.7-35.2 Psu
dan massa air North Pacific Intermediate Water (NPIW) dicirikan salinitas 34,5 Psu.
Collections
- MT - Fisheries [3197]
