Kinerja Mist Blower pada Berbagai Konfigurasi Baling-baling Nosel untuk Aplikasi Herbisida Pra-Tumbuh di Lahan Kering

Abstract

Pengendalian gulma sejak awal fase budidaya merupakan langkah penting untuk menjaga produktivitas tanaman, khususnya di lahan kering. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh variasi konfigurasi jumlah bilah pada nosel baling-baling terhadap kinerja penyemprotan herbisida pra-tumbuh menggunakan mist blower. Pengujian dilakukan pada tiga konfigurasi baling-baling nosel (8, 10, dan 12) untuk memperoleh parameter debit semprot, sudut semprot, lebar sebaran efektif, ukuran, dan kerapatan droplet, serta uji lapangan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian gulma. Hasil menunjukkan bahwa konfigurasi baling baling 12 memberikan kinerja paling optimal dengan diameter droplet sebesar 154,66 µm, kerapatan 300 droplet/cm², lebar penyemprotan efektif 128 cm, dan debit penyemprotan 1,36 liter/menit. Pada pengujian lapangan, konfigurasi tersebut mampu menekan pertumbuhan gulma hingga 80,43% dan mempertahankan keseragaman distribusi larutan di permukaan tanah. Konfigurasi baling-baling 12 menghasilkan aplikasi herbisida pra-tumbuh paling efisien dengan kapasitas keluaran 1942,86 liter/ha dan biaya aplikasi sebesar Rp33.393/ha.

Weed control from the early stage of cultivation is an important step to maintain crop productivity, especially in dryland conditions. This study aimed to analyze the effect of different propeller nozzle blade configurations on the performance of pre-emergence herbicide spraying using a mist blower. Tests were conducted on three propeller nozzle configurations (8, 10, and 12 blades) to determine spray discharge, spray angle, effective swath width, droplet size, and droplet density, followed by field experiments to evaluate weed control effectiveness. The results showed that the 12-blade configuration provided the most optimal performance, producing droplets of 154.66 µm in diameter, a density of 300 droplets/cm², an effective spray width of 128 cm, and a discharge rate of 1.36 L/min. In the field test, this configuration reduced weed growth by up to 80.43% and maintained uniform solution distribution on the soil surface. The 12-blade configuration achieved the most efficient pre-emergence herbicide application with an output capacity of 1942.86 L/ha and an application cost of Rp 33,393/ha.