Tingkah Laku dan Performa Kerbau Lumpur (Bulbalus bubalis) Pada Sistem Pemeliharaan Silvopastura
Date
2025Author
Sartono, Dwi Zulelikawati
Priyanto, Rudy
Putra, Bramada Winiar
Metadata
Show full item recordAbstract
Kerbau lumpur (Bubalus bubalis) merupakan salah satu ternak indigenous
Indonesia yang memiliki peran penting dalam sektor peternakan, memegang
peranan penting dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat
pedesaan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem penggembalaan
silvopastura terhadap tingkah laku dan performa kerbau lumpur pada perbedaan
radius pengembalaan. Pengamatan dilakukan terhadap 91 ekor kerbau yang
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan tingkatan umur. Data dikumpulkan
melalui observasi langsung terhadap parameter mikroklimat, respons fisiologis
mencakup suhu tubuh, frekuensi pernapasan dan nilai HTC), tingkah laku
mencakup aktivitas makan, ruminasi dan berkubang, serta performa morfometrik
dan nilai BCS. Analisis data dilakukan menggunakan uji-t independen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa radius penggembalaan secara signifikan
mempengaruhi perilaku dan performa kerbau. Tingkah laku berkubang lebih sering
terjadi di radius 5 km (p < 0,05) karena ketersediaan kubangan yang lebih baik.
Aktivitas makan meningkat di radius 8 km sebagai kompensasi energi, sementara
ruminasi menurun pada kelompok muda dan anakan. Parameter morfometrik
seperti tinggi pundak, panjang badan, dan lingkar dada umumnya lebih tinggi pada
radius 8 km, menunjukkan pertumbuhan skeletal lebih optimal di radius 8 km,
terutama pada kerbau muda, disebabkan oleh rangsangan mekanis dari medan yang
miring dan kualitas hijauan yang lebih baik. BCS semua kelompok berkisar antara
3,0-3,38 tanpa perbedaan yang signifikan antara radius, yang mengindikasikan
status nutrisi yang stabil. Perbedaan radius penggembalaan memengaruhi respon
ternak, di mana radius pengembalaan 8 km lebih mendukung pertumbuhan
kerangka, sementara radius 5 km lebih baik dalam mendukung ekspresi tingkah
laku alami. Sistem silvopastura terbukti efektif dalam mendukung kesejahteraan,
performa, dan kelestarian kerbau lumpur, serta layak dikembangkan sebagai model
peternakan berkelanjutan yang terintegrasi dengan ekosistem hutan. Swamp Buffalo (Bubalus bubalis) is one of Indonesia indigenous livestock species that plays a vital role in the animal husbandry sector, contributing significantly to food security and rural community economies. This study aimed to analyze the effect of a silvopastoral grazing system on the behavior and performance of water buffalo under different grazing radius. Observations were conducted on 91 buffaloes, categorized by sex and age group. Data were collected through direct observation of microclimatic parameters, physiological responses (body temperature, respiratory rate, and Heat Tolerance Coefficient/HTC), behavioral activities (feeding, rumination, and wallowing), and performance indicators (morphometric measurements and Body Condition Score/BCS). Data were analyzed using an independent t-test. The results showed that grazing radius significantly influenced buffalo behavior and performance. Wallowing behavior occurred more frequently at the 5 km radius (p < 0,05) due to better availability of wallowing sites. Feeding activity increased at the 8 km radius as an energy compensation mechanism, while rumination decreased in young and calf groups. Morphometric parameters such as shoulder height, body length, and chest girth were generally higher at the 8 km radius, indicating more optimal skeletal growth, particularly in young buffaloes, likely due to mechanical stimulation from sloping terrain and better forage quality. BCS values across all groups ranged from 3,0 to 3,38 with no significant difference between radii, indicating stable nutritional status. The grazing radius affected animal responses, with the 8 km radius promoting better skeletal development, while the 5 km radius better supported the expression of natural behaviors. The silvopastoral system proved effective in enhancing the welfare, performance, and sustainability of water buffalo, and is therefore recommended as a model for sustainable livestock farming integrated with forest ecosystems.
Collections
- MT - Animal Science [1293]
