| dc.description.abstract | Portofolio berbasis indeks IDX30 maupun LQ45 selama lima tahun terakhir
mampu mengungguli kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Portofolio
tersebut digolongkan dalam portofolio yang dikelola secara pasif dan hanya
mengatur alokasi saham sesuai dengan bobotnya pada indeks yang menjadi
acuannya. Adapun portofolio yang disusun menggunakan strategi pasif secara
historis menghasilkan return 1.1% per annum yang lebih tinggi dibandingkan
return portofolio yang dikelola aktif oleh Manajer Investasi di Pasar Saham Swiss
seperti disampaikan oleh Ammann dan Steiner (2009). Sharpe (1991) menyatakan
bahwa portofolio yang dikelola secara aktif akan memiliki return di bawah
portofolio yang dikelola secara pasif. Hal ini dikarenakan secara biaya, portofolio
yang dikelola secara aktif membutuhkan tambahan biaya seperti biaya trading,
biaya analisis, insentif, tunjangan, dst, di mana semua biaya tersebut harus di
bawah biaya yang dikeluarkan oleh portofolio dengan strategi investasi pasif yang
secara praktek hal tersebut cenderung tidak mungkin terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa saham-saham pembentuk
portofolio saham optimal, membentuk portofolio saham dan mengukur kinerja
portofolio saham yang dibentuk. Portofolio tersebut disusun dari saham-saham
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, kemudian dibentuk enam kelas yaitu kelas
S/L (size kecil dengan value rendah), S/M (size kecil dengan value sedang), S/H
(size kecil dengan value tinggi), B/L (size besar dengan value kecil), B/M (size
besar dengan value sedang) dan B/H (size besar dengan value besar), dengan size
adalah nilai market capitalization dan value adalah nilai dari 1/Price to Book
Value, lalu dari kelas saham terbaik, anggota kelas tersebut digunakan sebagai
dasar penyusunan portofolio optimal berbasis indeks IDX30 dan indeks LQ45
menggunakan pedekatan model terbaik di antara model Capital Asset Pricing
Model (CAPM), Fama French 3 Factors Model (FF3FM), Dual Beta FF3FM
dengan konstanta dan Dual Beta FF3FM tanpa konstanta.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 290 saham pilihan yang kemudian
dikelompokkan dalam enam kelas dan diuji menggunakan empat model telah
diperoleh kelas saham terbaik adalah kelas B/L dengan model pendekatan adalah
model FF3FM. Selanjutnya, dipilih saham dari anggota kelas B/L yang terdapat di
indeks IDX30 dan LQ45, kemudian disusun tiga portofolio yang diberi nama
Portofolio Skyscraper, Skyscraper Core dan Skyscraper Enhanced. Pilihan
investasi pada portofolio tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dari investor
dengan pertimbangan sebagai berikut: a) bila investor menginginkan return yang
konsisten selama lima tahun terakhir, maka portofolio Skyscraper Core dapat
menjadi pilihan, b) bila investor ingin portofolio dengan kecenderungan risiko
yang lebih rendah, maka portofolio Skscraper Enhanced dapat dipilih, c) bila
investor ingin portofolio dengan return terbesar dengan komposisi saham sesuai
indeks LQ45 dan indeks IDX30 serta kelas B/L terkini maka portofolio
Skyscraper dapat menjadi pilihan. | |