Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Hermanto
dc.contributor.advisorAndati, Trias
dc.contributor.authorYudhistirangga
dc.date.accessioned2025-08-07T10:16:00Z
dc.date.available2025-08-07T10:16:00Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167936
dc.description.abstractPortofolio berbasis indeks IDX30 maupun LQ45 selama lima tahun terakhir mampu mengungguli kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Portofolio tersebut digolongkan dalam portofolio yang dikelola secara pasif dan hanya mengatur alokasi saham sesuai dengan bobotnya pada indeks yang menjadi acuannya. Adapun portofolio yang disusun menggunakan strategi pasif secara historis menghasilkan return 1.1% per annum yang lebih tinggi dibandingkan return portofolio yang dikelola aktif oleh Manajer Investasi di Pasar Saham Swiss seperti disampaikan oleh Ammann dan Steiner (2009). Sharpe (1991) menyatakan bahwa portofolio yang dikelola secara aktif akan memiliki return di bawah portofolio yang dikelola secara pasif. Hal ini dikarenakan secara biaya, portofolio yang dikelola secara aktif membutuhkan tambahan biaya seperti biaya trading, biaya analisis, insentif, tunjangan, dst, di mana semua biaya tersebut harus di bawah biaya yang dikeluarkan oleh portofolio dengan strategi investasi pasif yang secara praktek hal tersebut cenderung tidak mungkin terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa saham-saham pembentuk portofolio saham optimal, membentuk portofolio saham dan mengukur kinerja portofolio saham yang dibentuk. Portofolio tersebut disusun dari saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, kemudian dibentuk enam kelas yaitu kelas S/L (size kecil dengan value rendah), S/M (size kecil dengan value sedang), S/H (size kecil dengan value tinggi), B/L (size besar dengan value kecil), B/M (size besar dengan value sedang) dan B/H (size besar dengan value besar), dengan size adalah nilai market capitalization dan value adalah nilai dari 1/Price to Book Value, lalu dari kelas saham terbaik, anggota kelas tersebut digunakan sebagai dasar penyusunan portofolio optimal berbasis indeks IDX30 dan indeks LQ45 menggunakan pedekatan model terbaik di antara model Capital Asset Pricing Model (CAPM), Fama French 3 Factors Model (FF3FM), Dual Beta FF3FM dengan konstanta dan Dual Beta FF3FM tanpa konstanta. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 290 saham pilihan yang kemudian dikelompokkan dalam enam kelas dan diuji menggunakan empat model telah diperoleh kelas saham terbaik adalah kelas B/L dengan model pendekatan adalah model FF3FM. Selanjutnya, dipilih saham dari anggota kelas B/L yang terdapat di indeks IDX30 dan LQ45, kemudian disusun tiga portofolio yang diberi nama Portofolio Skyscraper, Skyscraper Core dan Skyscraper Enhanced. Pilihan investasi pada portofolio tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dari investor dengan pertimbangan sebagai berikut: a) bila investor menginginkan return yang konsisten selama lima tahun terakhir, maka portofolio Skyscraper Core dapat menjadi pilihan, b) bila investor ingin portofolio dengan kecenderungan risiko yang lebih rendah, maka portofolio Skscraper Enhanced dapat dipilih, c) bila investor ingin portofolio dengan return terbesar dengan komposisi saham sesuai indeks LQ45 dan indeks IDX30 serta kelas B/L terkini maka portofolio Skyscraper dapat menjadi pilihan.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titlePortofolio Saham Optimal Berbasis Portofolio Indeks Di Pasar Saham Indonesiaid
dc.subject.keywordPortofolioid
dc.subject.keywordSahamid
dc.subject.keywordOptimalid
dc.subject.keywordModel Capmid
dc.subject.keywordModel Ff3Fmid
dc.subject.keywordUji Asumsi Klasikid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record