Daya Saing Baitul Maal Wat Tamwil dan Strategi Pembiayaan Pertanian Di Perdesaan Jawa Timur
View/ Open
Date
2017Author
Prayoga, Adistiar
Fahmi, Idqan
Asmara, Alia
Metadata
Show full item recordAbstract
Inefisiensi produksi karena permasalahan modal usahatani, merupakan
pemicu rendahnya produktivitas usahatani. Kondisi ini menjadi salah satu
argumentasi atas rendahnya kontribusi sektor pertanian secara konstan (14 persen)
terhadap pendapatan domestik bruto Indonesia selama kurun waktu 2004-2013.
Provinsi Jawa Timur yang notabene merupakan salah satu lumbung padi nasional
juga dihadapkan pada permasalahan klasik terkait keterbatasan modal dan
rendahnya akses terhadap sumber-sumber permodalan formal. Keberadaan Baitul
Maal wat Tamwil (BMT) diharapkan menjadi alternatif dalam masalah
permodalan, khususnya pada usahatani mikro/kecil di perdesaan Jawa Timur.
Peran BMT dapat dianalisis dari daya saing kelembagaan BMT yang menjalankan
fungsi strukturalnya sebagai koperasi jasa keuangan dan fungsi kulturalnya
sebagai lembaga sosial dalam redistribusi kekayaan umat Islam.
Penelitian ini menggunakan mixed method studi kasus dengan analisis
deskriptif. Studi lapangan dilakukan pada bulan November 2016-Februari 2017 di
Surabaya, Tulung Agung, Pasuruan, dan Gresik di Jawa Timur dengan
menggunakan data primer dan sekunder. Tingkat daya saing diukur menggunakan
matriks daya saing BMT. Penyusunan matriks daya saing BMT, menggunakan
metode pemeringkatan atas data sekunder yang bersumber pada data normalisasi
laporan keuangan BMT selama 2013-2015. Selanjutnya dilakukan analisis
terhadap kompenen penyusun daya saing BMT dalam pembiayaan pertanian
dengan menggunakan pendekatan Model Berlian Porter. Penyususnan
rekomendasi strategi pembiayaan pertanian menggunakan matrik SWOT.
Hasil studi kasus menunjukkan bahwa BMT yang menjadi objek studi
memiliki daya saing tinggi, baik secara struktural maupun kultural kelembagaan.
Maka dari itu, BMT dapat bertindak secara agresif atau intensif dalam menyusun
program strategis maupun taktis, khususnya pengembangan model aqad qardhul
hasan. Penyusunan program lanjutan dapat melibatkan pihak eksternal seperti:
pemerintah, pesantren dan organisasi kemasyrakatan Islam, perusahaan dan
pemilik modal, serta lembaga pendidikan tinggi. Sinergisitas antarentitas nasional,
akan mewujudkan tercapainya optimalisasi penyaluran pembiayaan pertanian.
Collections
- MT - Business [4044]
