Show simple item record

dc.contributor.advisorNurmalina, Rita
dc.contributor.advisorKirbrandoko
dc.contributor.authorSukarja, Meijana Irawan
dc.date.accessioned2025-08-07T09:50:10Z
dc.date.available2025-08-07T09:50:10Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167478
dc.description.abstractProses alih fungsi lahan merupakan suatu proses alamiah yang dipengaruhi oleh keuntungan ekonomis dalam proses pemilihan lokasi. Lahan jika ditinjau dari sudut pandang ekonomi, merupakan salah satu faktor produksi yang mempunyai harga. Sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan lahan, maka akan terjadi alih fungsi lahan pertanian, terutama lahan sawah, menjadi lahan non pertanian. Padahal di sisi lain penggunaan lahan pertanian, terutama lahan sawah, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi manusia. Hal ini menimbulkan benturan kepentingan, karena disatu sisi lahan sawah untuk pemenuhan kebutuhan pangan harus dipenuhi, di lain pihak juga lahan untuk kebutuhan lainnya harus tetap terakomodasi. Oleh karena itu diperlukan pengendalian pemanfaatan lahan agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan lahan, menstrukturkan permasalahan utama penyebab terjadinya alih fungsi lahan dan menurunnya ketahanan pangan serta mencari strategi untuk meminimalkan alih fungsi lahan dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan ketahanan pangan sehingga dapat menunjang ketahanan pangan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013 – Februari 2014. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber studi literatur. Berdasarkan data yang diperoleh, penyebab alih fungsi lahan sawah dibatasi yaitu jumlah penduduk, penyebab terjadinya alih fungsi lahan dan dampak terjadinya alih fungsi lahan sawah juga dibatasi yaitu produk pangan dalam hal ini jumlah produksi padi. Pada tahap ini terdapat tiga langkah pengolahan data, yaitu: penyajian peta alih fungsi lahan sawah selama kurun waktu 1998-2013, penyajian peta kepadatan penduduk tahun 1998, 2006 dan 2013, dan penyajian peta produksi padi tahun 1998, 2006, dan 2013. Data yang didapat selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi. Data peta administrasi dan peta penggunaan lahan digital yang didapat berupa data spasial dan data atribut dan kedua data tersebut telah dihubungkan. Metode yang digunakan adalah pendekatan sumber daya dan aktivitas yang dikemukakan oleh Gold (1980), Lin, Yao (2014), Salvati (2014), Sylvester et al. (2013), Gutiérrez-Vélez, DeFries (2013). Pendekatan sumber daya meliputi aspek fisik dan biofisik yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi sumber daya lahan. Analisis yang digunakan adalah regresi, deskriptif dan interpretative structural modelling (ISM). Berdasarkan kajian dan analisis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan Kabupaten Subang merupakan lumbung padi yang saat ini menjadi daerah penyangga ibukota negara, sehingga saat ini di Kabupaten Subang terdapat kegiatan berbagai industri yang mengakibatkan tingginya arus urbanisasi dan tingginya alih fungsi lahan untuk memenuhi kebutuhan industri, permukiman dan berbagai fasilitas lainnya, terutama alih fungsi dari lahan sawah untuk penggunaan lain, sehingga mengancam ketahanan pangan, terutama di Provinsi Jawa Barat; Ada berbagai faktor yang mengakibatkan menurunnya ketahanan pangan di Kabupaten Subang, faktor utamanya adalah tingginya alih fungsi lahan sawah yang mengakibatkan menurun drastisnya produksi padi, dan faktor pendukungnya adalah bertambahnya kegiatan industri, bertambahnya jumlah penduduk terutama yang berasal dari luar, bertambahnya lahan untuk kebutuhan permukiman, berusaha (ekonomi) dan sarana-prasarana, menurunnya kualitas lingkungan, terjadinya perubahan iklim, kurangnya dukungan dan penghargaan dari pemerintah terhadap petani dan lahan sawah, belum baiknya penegakan hukum, belum adanya implementasi terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait dengan alih fungsi lahan sawah, masih butuhnya peningkatan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengurangi pengangguran, tidak adanya sawah abadi, berubahnya kondisi sosial budaya petani; Alih fungsi lahan sawah sebesar 1,88% per tahun, menjadi lahan terbangun yang semakin hari semakin tinggi di Kabupaten Subang, mengakibatkan produksi beras menurun dari waktu ke waktu, sehingga perlu segera ditanggulangi dengan berbagai cara seperti melakukan identifikasi terhadap alih fungsi lahan sawah, mencari strategi implementasi aturan terkait, mempertahankan lahan sawah yang masih ada, melakukan pembelian terhadap lahan sawah yang masih ada, memberi perhatian, penghargaan dan subsidi (insentif kepada pemilik lahan sawah, meningkatkan peran Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Subang, dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah dan penyusunan neraca penggunaan lahan melalui pertimbangan teknis penatagunaan tanah pada pemberian ijin lokasi. Hasil analisa ISM memperlihatkan bahwa elemen-elemen permasalahan yang harus benar-benar diperhatikan untuk meminimalisasi alih fungsi lahan pertanian dan mempertahankan ketahanan pangan adalah mengendalikan pertumbuhan penduduk, menahan laju pertumbuhan industry yang melakukan pembangunan yang sifatnya horizontal, adanya subsidi terhadap pemerintah daerah terhadap pajak lahan pertanian sehingga tidak mengganggu PAD, mencegah pembangunan fisik yang sifatnya horizontal terutama di wilayah hintherland ibu kota, pemerintah melakukan intervensi terhadap harga-harga hasil pertanian dan memberi subsidi, sehingga pendapatan petani meningkat, mencegah terjadinya urbanisasi, mengupayakan petani mempertahankan luas sawah yang dimilikinya, sehingga rata-rata kepemilikan lahannya tetap tinggi dan bias menguntungkan, mengupayakan sedemikian rupa agar kegiatan pertanian menarik untuk kaum muda, memberikan pengertian pada Pemda agar tidak selalu berkeinginan untuk menarik investor, mencegah terjadinya perubahan iklim sehingga produksi padi tidak terganggu, dan mencegah pembangunan fisik yang menggunakan lahan secara horizontal. Berdasarkan hasil analisa ISM, maka strategi yang dapat dilakukan untuk menahan terjadinya alih fungsi lahan, agar ketahanan meningkat di Kabupaten Subang, atara lain adalah menggalakkan kembali Keluarga Berencana, menahan pertumbuhan industry, membuat perhitungan daya dukung lingkungan untuk Kabupaten Subang tentang berapa luas atau unit industry yang boleh beroperasi, mengalihkan kegiatan industry ke wilayah hintherland lainnya, subsidi bagi kabupaten yang masih mempertahankan lumbung padinya, memebrikan berbagai reward dan kemudahan bagi masyarakat petanim, mencari kreatifitas, untuk meningkatkan PAD, memberi subsidi khusus pada petani, mencegah terjadinya urbanisasi
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Strategiid
dc.titlePengaruh Alih Fungsi Lahan Pertanian Terhadap Ketahanan Pangan Kawasan Subang Jawa Baratid
dc.subject.keywordAlilh Fungsi Lahanid
dc.subject.keywordPanganid
dc.subject.keywordPertanianid
dc.subject.keywordSubangid
dc.subject.keywordAgriculturalid
dc.subject.keywordLand Functionalid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record