| dc.description.abstract | Proses alih fungsi lahan merupakan suatu proses alamiah yang dipengaruhi
oleh keuntungan ekonomis dalam proses pemilihan lokasi. Lahan jika ditinjau
dari sudut pandang ekonomi, merupakan salah satu faktor produksi yang
mempunyai harga. Sebagai akibat dari meningkatnya kebutuhan lahan, maka
akan terjadi alih fungsi lahan pertanian, terutama lahan sawah, menjadi lahan non
pertanian. Padahal di sisi lain penggunaan lahan pertanian, terutama lahan sawah,
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi manusia. Hal ini
menimbulkan benturan kepentingan, karena disatu sisi lahan sawah untuk
pemenuhan kebutuhan pangan harus dipenuhi, di lain pihak juga lahan untuk
kebutuhan lainnya harus tetap terakomodasi. Oleh karena itu diperlukan
pengendalian pemanfaatan lahan agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan lahan,
menstrukturkan permasalahan utama penyebab terjadinya alih fungsi lahan dan
menurunnya ketahanan pangan serta mencari strategi untuk meminimalkan alih
fungsi lahan dan mempertahankan atau bahkan meningkatkan ketahanan pangan
sehingga dapat menunjang ketahanan pangan. Waktu penelitian dilaksanakan pada
bulan Januari 2013 – Februari 2014.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan wawancara.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber studi literatur.
Berdasarkan data yang diperoleh, penyebab alih fungsi lahan sawah dibatasi yaitu
jumlah penduduk, penyebab terjadinya alih fungsi lahan dan dampak terjadinya
alih fungsi lahan sawah juga dibatasi yaitu produk pangan dalam hal ini jumlah
produksi padi. Pada tahap ini terdapat tiga langkah pengolahan data, yaitu:
penyajian peta alih fungsi lahan sawah selama kurun waktu 1998-2013, penyajian
peta kepadatan penduduk tahun 1998, 2006 dan 2013, dan penyajian peta
produksi padi tahun 1998, 2006, dan 2013. Data yang didapat selanjutnya
disajikan dalam bentuk tabulasi. Data peta administrasi dan peta penggunaan
lahan digital yang didapat berupa data spasial dan data atribut dan kedua data
tersebut telah dihubungkan. Metode yang digunakan adalah pendekatan sumber
daya dan aktivitas yang dikemukakan oleh Gold (1980), Lin, Yao (2014), Salvati
(2014), Sylvester et al. (2013), Gutiérrez-Vélez, DeFries (2013). Pendekatan
sumber daya meliputi aspek fisik dan biofisik yang dilakukan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis potensi sumber daya lahan. Analisis yang
digunakan adalah regresi, deskriptif dan interpretative structural modelling
(ISM).
Berdasarkan kajian dan analisis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan
Kabupaten Subang merupakan lumbung padi yang saat ini menjadi daerah
penyangga ibukota negara, sehingga saat ini di Kabupaten Subang terdapat
kegiatan berbagai industri yang mengakibatkan tingginya arus urbanisasi dan
tingginya alih fungsi lahan untuk memenuhi kebutuhan industri, permukiman dan
berbagai fasilitas lainnya, terutama alih fungsi dari lahan sawah untuk penggunaan
lain, sehingga mengancam ketahanan pangan, terutama di Provinsi Jawa Barat;
Ada berbagai faktor yang mengakibatkan menurunnya ketahanan pangan di
Kabupaten Subang, faktor utamanya adalah tingginya alih fungsi lahan sawah yang mengakibatkan menurun drastisnya produksi padi, dan faktor pendukungnya
adalah bertambahnya kegiatan industri, bertambahnya jumlah penduduk terutama
yang berasal dari luar, bertambahnya lahan untuk kebutuhan permukiman,
berusaha (ekonomi) dan sarana-prasarana, menurunnya kualitas lingkungan,
terjadinya perubahan iklim, kurangnya dukungan dan penghargaan dari
pemerintah terhadap petani dan lahan sawah, belum baiknya penegakan hukum,
belum adanya implementasi terhadap kebijakan-kebijakan yang terkait dengan
alih fungsi lahan sawah, masih butuhnya peningkatan kegiatan ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengurangi pengangguran, tidak adanya
sawah abadi, berubahnya kondisi sosial budaya petani; Alih fungsi lahan sawah
sebesar 1,88% per tahun, menjadi lahan terbangun yang semakin hari semakin
tinggi di Kabupaten Subang, mengakibatkan produksi beras menurun dari waktu
ke waktu, sehingga perlu segera ditanggulangi dengan berbagai cara seperti
melakukan identifikasi terhadap alih fungsi lahan sawah, mencari strategi
implementasi aturan terkait, mempertahankan lahan sawah yang masih ada,
melakukan pembelian terhadap lahan sawah yang masih ada, memberi perhatian,
penghargaan dan subsidi (insentif kepada pemilik lahan sawah, meningkatkan
peran Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan dengan Kantor Pertanahan
Kabupaten Subang, dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah dan penyusunan
neraca penggunaan lahan melalui pertimbangan teknis penatagunaan tanah pada
pemberian ijin lokasi.
Hasil analisa ISM memperlihatkan bahwa elemen-elemen permasalahan
yang harus benar-benar diperhatikan untuk meminimalisasi alih fungsi lahan
pertanian dan mempertahankan ketahanan pangan adalah mengendalikan
pertumbuhan penduduk, menahan laju pertumbuhan industry yang melakukan
pembangunan yang sifatnya horizontal, adanya subsidi terhadap pemerintah
daerah terhadap pajak lahan pertanian sehingga tidak mengganggu PAD,
mencegah pembangunan fisik yang sifatnya horizontal terutama di wilayah
hintherland ibu kota, pemerintah melakukan intervensi terhadap harga-harga hasil
pertanian dan memberi subsidi, sehingga pendapatan petani meningkat, mencegah
terjadinya urbanisasi, mengupayakan petani mempertahankan luas sawah yang
dimilikinya, sehingga rata-rata kepemilikan lahannya tetap tinggi dan bias
menguntungkan, mengupayakan sedemikian rupa agar kegiatan pertanian menarik
untuk kaum muda, memberikan pengertian pada Pemda agar tidak selalu
berkeinginan untuk menarik investor, mencegah terjadinya perubahan iklim
sehingga produksi padi tidak terganggu, dan mencegah pembangunan fisik yang
menggunakan lahan secara horizontal.
Berdasarkan hasil analisa ISM, maka strategi yang dapat dilakukan untuk
menahan terjadinya alih fungsi lahan, agar ketahanan meningkat di Kabupaten
Subang, atara lain adalah menggalakkan kembali Keluarga Berencana, menahan
pertumbuhan industry, membuat perhitungan daya dukung lingkungan untuk
Kabupaten Subang tentang berapa luas atau unit industry yang boleh beroperasi,
mengalihkan kegiatan industry ke wilayah hintherland lainnya, subsidi bagi
kabupaten yang masih mempertahankan lumbung padinya, memebrikan berbagai
reward dan kemudahan bagi masyarakat petanim, mencari kreatifitas, untuk
meningkatkan PAD, memberi subsidi khusus pada petani, mencegah terjadinya
urbanisasi | |